Thu. Sep 19th, 2024

Hati-Hati, 2 Kelompok Ini Berisiko Tinggi Terkena Herpes Zooster

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Penasihat Satgas Vaksin PAPDI Dewasa, Prof. Dr. Dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD-KAI, FINASIM mengatakan, ada dua kelompok yang berisiko tinggi tertular penyakit herpes zoster atau herpes zoster, yaitu lansia dan memiliki penyakit penyerta.

“Hal ini disebabkan adanya infeksi ulang virus cacar air yang sudah ada di dalam tubuh. Alasan terjadinya reaksi ini adalah karena orang yang berusia di atas 45 tahun berisiko lebih awal.” Dan alasan kedua adalah melemahnya sistem kekebalan tubuh. karena penyakit, misalnya karena diabetes, penyakit jantung kronis, atau minum obat dll.”, Samsoridgel.

Hal itu disampaikannya saat update acara Kenali Herpes Zoster dan Program Imunisasi Orang Dewasa 2024 di kantor PB PAPDI pada Rabu, 24 Juli 2024.

Herpes zoster, atau cacar air, adalah virus yang menjadi aktif setelah pernah terkena cacar air, kata Samsoridgel. Bahkan setelah cacar air diobati, virusnya masih bersembunyi di dalam tubuh, terutama di otot.

“Virus cacar air varicella itu dorman, hidup di tubuh kita, bersembunyi di pembuluh darah,” jelasnya.

Herpes zoster, yang disebabkan oleh infeksi ulang virus varicella, umum terjadi karena lebih dari 90 persen orang dewasa terkena cacar air. 

“Dari lebih dari 90 persen orang dewasa yang terkena flu, sekitar 30 persennya akan menderita herpes zoster saat dewasa atau memiliki penyakit kronis.”

 

 

 

Samsuridjal mengatakan ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke, antara lain: Diabetes. Orang dewasa dengan penyakit penyerta diabetes mungkin memiliki peningkatan risiko 40 persen terkena cacar air atau herpes zoster. Penyakit jantung. Pasien dengan penyakit jantung memiliki peningkatan risiko sebesar 35%, dan penyakit paru-paru kronis memiliki peningkatan risiko sebesar 30%. Kanker. Pasien kanker lebih mungkin terkena herpes zoster karena imunosupresi akibat kemoterapi. Perempuan Berdasarkan jenis kelamin, sekitar 19 persen perempuan terkena herpes zoster karena sistem kekebalan tubuh mereka mungkin lebih lemah dibandingkan laki-laki. Faktor risiko lain seperti penyakit autoimun dan stres dapat menyebabkan virus varicella aktif kembali pada herpes zoster.

Selain itu, Samsuridjal menambahkan, mengutamakan upaya pencegahan dengan vaksin herpes zoster merupakan hal yang penting, terutama pada populasi berisiko tinggi.

 

 

Samsoridgel mengatakan, herpes zoster sendiri tidak menular ke orang lain karena disebabkan oleh infeksi ulang virus cacar air yang sudah ada di dalam tubuh.

Direktur Satgas Keselamatan Lansia PAPDI, Dr. Dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI menambahkan, jika salah satu anggota keluarga menderita herpes zoster, maka anggota keluarga lainnya berisiko lebih tinggi terkena herpes.

“Tetapi jika salah satu anggota keluarga menderita herpes zoster, anggota keluarga lainnya memiliki risiko lebih tinggi terkena herpes. Anggota keluarga yang lain lebih mungkin terkena herpes zoster dibandingkan anggota keluarga lainnya.”

 

Samsoridgel mengatakan, berbeda dengan cacar air yang lukanya ada di sekujur tubuh, herpes zoster hanya memiliki luka di kulit saja.

Berbeda dengan cacar air yang ruamnya ada di badan, wabah herpes zoster hanya di tempat tertentu, misalnya sering di dada atau perut, tapi yang dikhawatirkan kalau ada yang baru. Dekat mata, mata bisa terpengaruh”.

Biasanya lesi hanya muncul pada satu sisi vena, misalnya kanan atau kiri, kecuali jika herpes zoster parah dan sistem kekebalan tubuh sangat lemah, kata Samsoredijl.

Lebih lanjut, Samsuridjal mengatakan herpes zoster menimbulkan rasa sakit yang sangat parah dan hilang dalam waktu enam minggu.

“Rasanya seperti tersengat listrik, terbakar, atau nyeri pada kuku, dan biasanya hilang dalam enam minggu,” katanya.

Namun, Samsuridjal menambahkan, ada sekitar 25 hingga 30 persen penderita herpes zoster yang nyerinya tidak kunjung hilang. 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *