Fri. Sep 20th, 2024

HEADLINE: Menanti Pertemuan Prabowo-Megawati, Bisa Jadi Jembatan Islah dengan Jokowi?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Partai Gerindra dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengupayakan pertemuan kembali antara Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri. Ketua Umum DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menampik rencana pertemuan yang disebut sebagai rekonsiliasi politik karena selama ini hubungan kedua Ketua Umum baik.

“Saya kurang setuju dengan banyak pihak yang mengatakan harus ada rekonsiliasi. Karena menurut saya hubungan kedua tokoh dan kedua pihak selama ini tidak ada masalah, sehingga tidak perlu ada rekonsiliasi,” kata Dasco kepada Liputan6. . . com, Selasa, (16/4/2024).

Dasco menegaskan, rencana pertemuan antara Prabowo dan Megawati merupakan pertemuan biasa karena sudah lama tidak bertemu. “Sudah lama kita tidak bertemu, setelah pemilu legislatif dan pemilu presiden,” ujarnya.

Sementara itu, PDIP mengatakan, sebaiknya pertemuan antara Prabowo dan Megawati dilakukan setelah ada keputusan Mahkamah Konstitusi. “Akan lebih bijak setelah sidang di Mahkamah Konstitusi selesai,” kata mantan politikus PDIP Hendrawan Supratikno kepada matthewgenovesesongstudies.com.

Meski terbuka untuk Prabowo, PDIP justru menutup pintu untuk bertemu Presiden Jokowi. Menurut Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, Megawati hanya ingin bertemu dengan orang-orang yang memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara, kedaulatan rakyat demi demokrasi. Kemudian dia juga membantah adanya pertemuan antara Jokowi dan Megawati saat Idul Fitri.

“Video yang beredar tentang pertemuan Bu Mega dan Pak Jokowi saat Idul Fitri benar-benar dipalsukan, sama sekali tidak ada pertemuan. Kita benteng demokrasi,” kata Hasto.

Hasto kemudian kembali menyinggung persoalan demokrasi yang hancur pada Pilpres 2024, dimana terdapat pelanggaran konstitusi, korupsi, dan konspirasi.

“Jadi semangat anti nepotisme, korupsi, konspirasi kemudian tumbuh dengan dukungan kekuasaan, apakah kita akan membiarkannya? Jadi kita punya prinsip sebagai bangsa perjuangan,” kata Hasto.

Jika PDIP menutup diri, apakah pertemuan Prabowo dan Megawati Soekarnoputri bisa menjadi jembatan rekonsiliasi dengan Jokowi?

Pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai pertemuan Megawati dan Prabowo bisa meredam ketegangan pasca Pilpres 2024. Selain itu, ia menyebut pertemuan Ujang, Prabowo, dan Megawati bisa menjadi jembatan untuk mempertemukan kembali Jokowi. 

“Bisa menjadi jembatan, karena presiden terpilih punya kekuasaan sebagai mediator. Kekuatan itu menjadi jembatan pertemuan antara Jokowi dan Megawati,” kata Ujang saat dihubungi matthewgenovesesongstudies.com.

Namun Ujang menilai pertemuan Jokowi dan Megawati akan sulit terlaksana. Pasalnya PDIP sendiri masih kecewa dengan sikap Jokowi saat Pilpres. 

“Agak sulit dan sulit karena PDIP masih ada kendala, makanya Hasto cukup keras mengkritik Jokowi. Megawati, kalau mau ketemu Jokowi harus ketemu anak departemen dulu. Banyak alasannya, karena PDIP adalah .kecewa dengan Jokowi,” ujarnya.

Ujang mengatakan, kemungkinan pertemuan antara Jokowi dan Megawati bisa memakan waktu lama. Berkaca dari hubungan Megawati dan Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhonono (SBY), hingga saat ini keduanya masih belum harmonis meski konflik keduanya sudah terjadi sejak tahun 2004. 

Pertemuan Jokowi dengan Megawati sepertinya sudah lama sekali, PDIP dirugikan karena dianggap Jokowi kalah di Pilpres kali ini. Lihat saja hubungan SBY dan Megawati, hubungannya selama ini. tidak pernah harmonis,” ujarnya.

Sementara pertemuan Megawati dan Prabowo hanya tinggal menunggu waktu saja. Sebab keduanya tidak punya masalah politik.

PDIP secara khusus mengatakan tidak ada masalah dengan siapa pun, termasuk dengan Prabowo. PDIP mengatakan masalahnya hanya pada Jokowi. Jadi saya melihat pertemuan Prabowo-Megawati hanya tinggal menunggu waktu saja, ujarnya.

Pertemuan Megawati dan Prabowo, lanjut Ujang, bisa saja terjadi pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pilpres 2024. Proses di MK sudah selesai, jadi kalau ada rapat tidak ada kendala.

Pengamat politik Dedi Kurnia Syah juga mengatakan, Prabowo bisa menjadi jembatan untuk memperbaiki hubungan antara Jokowi dan Megawati. Namun mempertemukan Megawati dan Jokowi sama sulitnya dengan berusaha mempertemukan Megawati dan SBY, nuansa perpisahan mereka berbeda dengan Prabowo.

“Terbukti selama ini Megawati tidak bisa menerima SBY, padahal ada Prabowo bahkan Jokowi,” kata Dedi kepada matthewgenovesesongstudies.com.

Dedi menilai hubungan Jokowi dan Megawati sangat rumit karena Jokowi jelas-jelas menimbulkan kekalahan bagi calon presiden yang diusung PDIP Ganjar Pranowo. Jokowi merupakan kader PDIP, namun malah memimpin kelompok baru yang mendukung Prabowo.

Sementara itu, Dedi mengatakan pertemuan antara Prabowo dan Megawati sebaiknya digelar meski sudah ada keputusan Mahkamah Konstitusi. 

“Tentunya pertemuan Prabowo akan sangat baik jika dilakukan setelah proses pemilihan presiden selesai, karena pertemuan tersebut dapat merusak semangat internal PDIP yang saat ini sedang berjuang di Mahkamah Konstitusi jika diadakan dalam waktu dekat, ujarnya. Prabowo mungkin menjadi penggagas pertemuan Megawati, Jokowi, dan SBY

Koordinator Relawan Digital Prabowo-Gibran, Anthony Leong menilai pertemuan Prabowo dan Megawati bisa meredam tensi politik pasca Pilpres 2024. Anthony mengatakan, Prabowo bisa menjadi penggagas pertemuan Megawati, SBY, dan Jokowi.

“Prabowo bisa menjadi inisiator dan mengambil langkah progresif untuk masa depan bangsa Indonesia dengan bertemu bersama mereka satu meja dan berdiskusi tentang keberlanjutan bangsa di masa depan,” kata Anthony di Jakarta.

Menurut Anthony, pertemuan ini sebaiknya dilakukan agar semua pihak mempunyai pemahaman yang sama dalam membangun bangsa pasca Pilpres 2024.

Jika pertemuan itu terlaksana dan semua pihak memiliki pemahaman yang sama, maka Indonesia akan memberikan dampak positif baik di bidang ekonomi, pertahanan, dan politik.

Dampak ekonomi misalnya bisa langsung bergerak karena pasar bereaksi positif sehingga dunia usaha bergairah dan investasi tidak terganggu, kata Anthony.

Adapun dampak politiknya, lanjutnya, perpecahan di masyarakat akibat perbedaan pilihan politik akan hilang.

Selain itu, Indonesia akan semakin kuat di bidang pertahanan karena seluruh kelompok partai politik bahu-membahu menjaga kedaulatan negara dari serangan asing.

Oleh karena itu, Anthony berharap pertemuan tersebut dapat dimanfaatkan oleh Prabowo untuk kepentingan bangsa.

Pertemuan tersebut tentunya sangat positif bagi kemajuan bangsa dan mencapai kematangan politik serta mencapai Indonesia Emas 2045, kata Anthony.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai rekonsiliasi antara Megawati dan Jokowi akan sulit dilakukan. Sebab, luka politik yang ditinggalkan Jokowi kepada Megawati dan PDIP sangat menyakitkan. 

“Saya rasa, sampai kiamat nanti, pertarungan politik antara Megawati, PDIP, dan Jokowi akan sulit. Bekas luka politik yang ditinggalkan oleh perbedaan politik di tahun 2024 masih membekas dan menyakitkan. Mungkin waktu akan menyuruh Anda untuk belajar,” Adi kata Lipitan6. com. 

Bisa jadi generasi penerus Jokowi dan Megawati juga bisa menyatukan keduanya. “Saya tidak tahu kapan dan tidak tahu di generasi apa,” ujarnya.

Nyatanya, kata Adi, pertemuan Prabowo dan Megawati pun belum bisa menjamin rekonsiliasi keduanya. 

“Karena bagi PDIP sepertinya Prabowo dan Jokowi adalah orang yang berbeda. Prabowo adalah Prabowo. Jokowi adalah Jokowi. Apalagi elite PDIP bilang tidak ada masalah dengan Prabowo, PDIP hanya punya masalah dengan Jokowi,” ujarnya.

Selain itu, peluang bertemunya Prabowo dan Megawati masih belum jelas. Sebab hingga saat ini, baik PDIP maupun Gerindra masih berupaya mempertemukan mereka. 

“Kalau tidak ada kendala maka pertemuan kedua ketua partai akan mudah tercapai. Pokoknya peluang tetap ada karena upaya terus dilakukan,” ujarnya. 

Saya juga berpendapat, pertemuan antara Prabowo dan Megawati sebaiknya dilakukan secepatnya, mumpung masih dalam suasana Idul Fitri, tanpa menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi.  

Masalahnya, pertemuan keduanya selalu dimaknai politik. Dan yang paling penting, pertemuan kedua tokoh tersebut tidak boleh direduksi seolah-olah ada koalisi di antara keduanya, itu terlalu sepele dan remeh.

Wakil Ketua Partai Gerindra Habiborokhman mengatakan, Prabowo Subianto memiliki semangat rekonsiliasi dengan semua pihak pasca Pilpres 2024, termasuk Presiden PDIP Megawati Soekarnoputri.

Komunikasi informal, kata dia, telah terjalin antara Ketua DPP Partai Gerindra saat itu Sufmi Dasco Ahmad dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Menurut Habiborokhman, komunikasi ini menjadi pintu untuk mempercepat rekonsiliasi antara Prabowo dan Megawati.

“Yang paling penting beliau menunjukkan keakraban, personal, dan keakraban yang luar biasa. Tapi karena beliau adalah pemimpin tinggi dua koalisi, saya kira beliau akan menjadi salah satu faktor percepatan rekonsiliasi ini,” kata Habiborokhman.

Sementara itu, Ketua DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan peluang bertemunya Prabowo dan Megawati bergantung pada hasil komunikasi.

Ya, komunikasi ini terus berlanjut, kata Dasco.

Menurut dia, pertemuan dua pimpinan partai besar Tanah Air bisa terjadi sebelum atau sesudah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait konflik Pilpres 2024. Namun hal itu bisa dipastikan berdasarkan hasil. dari hasil yang sedang berlangsung. komunikasi

Jadi, tinggal beberapa hari lagi ke MK. Kita belum tahu sebelum atau sesudah MK, tergantung hasil komunikasinya dan kita sampaikan secara pasti, ujarnya. . Dasco.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekretaris) PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, rencana pertemuan partainya dengan Prabowo akan digelar di waktu yang tepat.

Rapat tentu akan digelar pada waktu yang tepat, mengingat saat ini kita sedang berproses di Mahkamah Konstitusi (MK), kata Hasto.

Hasto mengatakan, pertemuan tersebut direncanakan oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani selaku Ketua DPR RI.

Ya, Mbak Puan memang bertemu dalam kapasitasnya sebagai Ketua DPR RI, yang dia komunikasikan dengan seluruh tokoh nasional, termasuk para pimpinan parpol, ujarnya.

Meski demikian, Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menilai pertemuan tertutup antara Megawati dan Prabowo baru bisa dilakukan setelah ada keputusan Mahkamah Konstitusi.

“Saya kira, meski hati Bu Megawati dan Pak Prabowo tidak bertemu secara fisik, tapi menurut saya ada kontak emosional timbal balik antara keduanya. Tapi sekali lagi, kita ikuti aturan negara kita, yang masih ditunggu PDIP. hasil PHPU ke Mahkamah Konstitusi yang belum selesai prosesnya,” kata Basarah.

“Kita tunggu momentum hubungan politik kenegaraan setelah PHPU ke Mahkamah Konstitusi selesai. Sidang kenegaraan setelah PHPU ke Mahkamah Konstitusi selesai,” lanjutnya.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *