Mon. Sep 16th, 2024

HEADLINE: NasDem dan PKB Bikin Koalisi Prabowo-Gibran Gemuk, Sehat untuk Demokrasi?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Kedatangan Presiden terpilih Prabowo Subianto di markasnya pada Rabu 24 April 2024 disambut pimpinan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Kak Imin dengan karpet merah dan senyum lebar. Sekitar delapan bulan lalu, Kak Imin kerap menyebut Prabowo emosional saat debat calon presiden.

Demi tiga dolar, Ketua Umum NasDem Surya Balo menyapa Prabowo pada Kamis, 25 April 2024 di Jalan Kertanegara, Jakarta. Keduanya berbagi senyum dan pelukan di depan media.

Paulo dan Kak Imin tak sekadar menunjukkan kebahagiaan dan kegembiraan. Kedua Ketum Gibran bersama Rakabuming Raga ini akan mendukung langsung pemerintahan Prabowo.

Selain Nastem dan PKP, Gerindra, Golkar, BAN, Demokrat, PPP, Partai Kelora Indonesia, BSI, Partai Garuda diketahui sudah berpihak pada Prabowo-Kibran. 

“Boleh jadi oposisi kapan saja, tapi butuh semangat, semangat, dan integritas untuk bekerja membantu pemerintah yang mengedepankan objektivitas dengan tetap menjaga akal sehat dan berpikir kritis,” kata Palo.

Pavono Kumoro, pengamat politik dan analis Indikator Politik Indonesia, mengaku tak heran jika Nastem atau PKP mempertemukan pasangan Prabowo-Kipran.

Alasan kuatnya, kedua partai ini tidak memiliki DNA politik untuk menjadi oposisi.

Pertemuan antara Ketua Umum PKP dan Prabowo Subianto dapat dilihat sebagai cerminan posisi politik PKP sebagai salah satu partai politik pengusung paslon 01 (Anese-Keg Imin) yang menerima sepenuh hati hasil Pilpres 2024. (PKB ) Daripada mengambil peran oposisi selama lima tahun ke depan, Prabowo, Subianto-Kibron Rakabuming justru mencari peluang untuk berkoalisi di pemerintahan Raka,” kata Bawono matthewgenovesesongstudies.com, Jumat (26/4/2024). Selama PKP aktif di kancah politik, PKP tidak memiliki DNA partai oposisi,” lanjutnya.

Pavono meyakini tidak hanya PKP dan Nasdem yang akan bersatu, namun partai lain akan bersatu untuk menggemukkan aliansi Prabowo-Kibron. Pasalnya, langkah bergabung dengan pemerintah ketimbang menjadi partai oposisi dinilai bisa dilakukan.

“Seperti PKP, Partai Nastem dan PPP cenderung realistis mengenai prospek bergabung dengan pemerintahan berikutnya dibandingkan menjadi partai oposisi selama lima tahun,” ujarnya.

Senada, Pengamat politik Populi Center Usep Sabul Ahyar mengatakan, Prabowo lebih memilih posisi PKB dan NasDem untuk membentuk aliansi yang kuat. Salah satu alasannya adalah kepentingan yang diusung pemerintahannya akan segera terwujud.

Dia menduga Prabowo-Kibron ingin mempercepat integrasi politik sebelum mereka resmi dilantik sebagai presiden dan wakil presiden.

Menurut Yusef, semua itu bisa terjadi bukan hanya karena Prabowo-Kibran buka tangan, tapi juga karena budaya politik partai di Indonesia yang masih terlalu malas untuk menjadi sebuah keanehan di tengah demokrasi ini.

“Sebenarnya lingkungan kompetitif, manajemen konflik di satu sisi menurut saya bagus dalam lingkungan demokrasi. Sistem demokrasi juga kompetitif. kepentingan bangsa,” ujarnya kepada matthewgenovesesongstudies.com, Jumat (26/4/2024). “Jadi bukan kelompok tertentu saja. Dominan, jadi kepentingan-kepentingan kecil dikalahkan dalam proses demokrasi dan tidak bisa keluar. Saya kira itu buruk dalam lingkungan demokrasi,” sambungnya.

Yusef mengatakan, dalam budaya politik Indonesia, hanya sedikit partai politik yang berani keluar dari pemerintahan. Karena selalu dikatakan kalau berpuasa tidak bisa merasakan khasiatnya.

“(Banyak parpol) yang tidak berani kelaparan selama ini. Jadi, hampir semua partai berlomba-lomba untuk bergabung dan bertahan dalam kemitraan pemerintah. Pihak luar tradisional kebanyakan PDIP dan PKS yang mencoba,” ujarnya. .

Selain itu, Youssef juga menemukan banyak yang tidak percaya dengan oposisi karena hanya fokus pada angka dan tidak memperjuangkan nilai atau ideologinya.

“Tantangan kita bukan soal besar kecilnya protes atau banyaknya massa, tapi menurut saya tantangannya sebenarnya adalah bagaimana menciptakan protes yang lebih bermakna secara kelompok. Tantangan partai adalah konteks demokrasi,” jelasnya. .

“Kebanyakan jika melihat pihak oposisi, ini lebih pada menciptakan posisi tawar sehingga pihak luar mendapatkan bagiannya. Kesenjangan politik yang tidak disukai masyarakat dalam bisnis peternakan. Jadi ini bukan soal ukuran, tapi bagaimana caranya menciptakan oposisi yang berarti,” lanjutnya.

 

 

 

 

 Tidak sehat bagi demokrasi

Yusef menilai koalisi gemuk ini sehat dan tidak baik bagi politik Indonesia di tengah kondisi geografi dan geokimia global yang sulit diprediksi.

“Jelas bahwa semakin pemerintah menganggap dirinya kuat, maka semakin rentan dan rentan. Pada saat yang sama, masyarakat sipil akan lebih mudah dikendalikan ketika mereka berada dalam koalisi yang kuat. Sebab, kontrol masyarakat sipil sangat tinggi. Karena kegiatan itu tidak terbatas waktu, terbatas pula pendanaannya,” ujarnya.

“Jadi, kalau tidak ada pihak yang tidak mengupayakannya, saya kira pada akhirnya kepentingan penguasa yang berkuasa akan sangat dominan. Jadi, apa pun yang menghalangi itu akan mudah ‘hancur’, dan itu tidak diinginkan. ,’ lanjutnya. Yup.

Selain itu, terdapat banyak kekhawatiran mengenai hilangnya kendali dan kritik yang selalu menjadi bagian dari sistem demokrasi. Hal ini disebabkan adanya dominasi penguasa karena jangkauan kekuasaannya lebih besar. “Karena rumusannya adalah kekuasaan cenderung korup. Kekuasaan yang besar cenderung korup, dan kalau disalahgunakan maka besarlah. Jadi jangan biarkan kekuasaan itu berkuasa. Demokrasi harusnya punya peran penyeimbang dan memainkannya bersama partai,” Yusuf menjelaskan.

Oleh karena itu, kontribusi partai terhadap negara tidak hanya dalam yurisdiksinya tetapi lebih dari sekedar bermain dan mendukung demokrasi yang lebih baik dan sehat, katanya.

Pengamat politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRIN) Aisa Putri Putiatri menilai aliansi Prabowo-Kibran akan semakin gemuk jika PKP dan Nastem akhirnya memutuskan untuk bersatu.

Sebab, lebih dari 70 persen kursi parlemen diprediksi akan dihadiri oleh kedua partai. Jadi hanya sedikit partai yang menguasai pemerintahan.

“Tentu saja hal ini tidak sehat, karena di parlemen tidak ada keseimbangan antara kerja sama pemerintah dan oposisi. Faktanya, kehadiran oposisi penting untuk memastikan bahwa pekerjaan pemerintah diawasi secara efektif, karena tanggung jawab ini Itu tidak mudah dilakukan oleh mereka yang tergabung dalam pemerintahan koalisi, karena itu merupakan komitmen bersama antara partai dan pemerintah,” kata Putri matthewgenovesesongstudies.com, Jumat (26/4/2024).

Selain itu, menurutnya, fenomena jurang pemisah partai politik semakin menghilangkan idealisme dan menunjukkan kontradiksi dan oportunisme sebuah partai politik. “Ini menunjukkan bagaimana partai tidak bertindak atas dasar komitmen ideologis dan orientasi jangka panjang pemilihnya, melainkan hanya kepentingan politik jangka pendek. Ini bukan gambaran politik yang baik bagi masyarakat. Konsekuensi lainnya tentu saja adalah bahwa itu akan memperburuk keadaan demokrasi,” kata Putri. .

Bukan hanya demokrasi yang sedang sekarat, kepentingan publik juga semakin mungkin terkompromikan karena tidak ada pihak yang mempertimbangkan kepentingan negara.

“Konsekuensinya sangat luas, mulai dari tidak efektifnya kerja partai politik, berkurangnya atau hilangnya keseimbangan politik, marginalisasi kepentingan bersama, dan dampak keseluruhan dari kemunduran demokrasi yang mendalam,” jelasnya.

Senada dengan itu, Direktur Eksekutif Persatuan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Koirunnisa Noor Agastadi mengingatkan bahayanya demokrasi. Terkait hal ini, Prabowo-Kibron juga mengingatkan para pejabat untuk tidak mencoba memanjakan semua pihak untuk berbagi kekuasaan.

“Dalam demokrasi juga harus menjaga keseimbangan, kalau ada pihak yang mengambil posisi itu juga terjadi. Jadi ada kontrol terhadap pemerintahan. Selain itu, pemerintahan dibentuk tanpa adanya pembagian kekuasaan dan berusaha merangkul semuanya,” ujarnya. di matthewgenovesesongstudies.com, Jumat (26/4/2024).

Menurut Koirunnisa, ketika penguasa berbagi kekuasaan dan merangkul partai politik, ada kekhawatiran tidak ada partai yang memantau kinerja atau kebijakannya dalam menjalankan pemerintahannya.

“Kekhawatirannya adalah tidak ada seorang pun yang memantau fungsi pemerintah,” katanya.

 

Partai Demokrat menyambut baik partai politik lain untuk bergabung dalam Aliansi Indonesia Maju (KIM). Menurut Anggota Dewan Demokrat Syari Hasan, persatuan diperlukan untuk mewujudkan Indonesia maju.

Persatuan diperlukan untuk membangun negara yang lebih baik seperti kita agar kita bisa maju lebih cepat, kata Sharif melalui pesan singkat, Jumat (26/4/2024).

Ia juga menyambut baik bergabungnya Nastem dan PKP dalam aliansi mendukung pemerintahan Prabowo-Kibran.

“Bagi PD itu bagus dan NasDem dan PKB dipersilakan bergabung dengan KIM,” kata Syarief.

Senada, Ketua PAN DPR RI Saleh Daulay menilai Prabowo Subianto telah bekerja secara profesional dalam menjalin hubungan politik dengan partai politik sehingga benar-benar dapat mempengaruhi pembentukan pemerintahannya ke depan.

“NDP tidak pernah khawatir jika Pak Prabowo bergabung dengan partai di luar koalisi karena kami yakin Pak Prabowo akan bertindak profesional sesuai dengan komitmennya membangun koalisi dan komitmennya membangun Indonesia,” kata Saleh. Seorang wartawan pada Jumat 26/4/2024.

Salah mengatakan, Prabowo pasti akan memberi mereka tanggung jawab dan wewenang meski Nastem bergabung. Adapun posisi menteri yang diinginkan PAN, Saleh menyerahkannya kepada Prabowo.

“Jadi untuk alokasi menteri yang diberikan kepada Nastem, sebaiknya kita serahkan sepenuhnya kepada Pak Prabowo karena itu hak prerogratif presiden untuk mengalokasikan jabatan menteri kepada negara-negara anggota,” ujarnya.

Saleh menegaskan, BAN merupakan partai yang paling setia kepada Prabowo. Pasalnya, dalam 3 kali pemilihan presiden, Pan setia kepada Praboo.

Karena itu, Pon tak pernah khawatir dengan komitmen Prabovo di nomor PAN. Sebab, Pan telah menunjukkan komitmen yang luar biasa kepada Pak Prabova.

Oleh karena itu, Menkeu menyatakan akan menyerahkan sepenuhnya masalah alokasi tersebut kepada Pak Prabho.

Di sisi lain, Ketua DPP Partai Demokrat Indonesia (PDIP) Sisi Abdullah mengatakan, strategi politik partainya di pemerintahan baru berada di bawah amanah penuh Megavati Choharnobtri.

Namun, sebelum memutuskan bergabung dengan oposisi atau bergabung dalam pemerintahan koalisi, Megawati akan menerima masukan dari pejabat dan pihak lain.

“Arah politik PDI Berjuangan ditentukan oleh Ketua Umum. Pasti mendapat masukan dari tim DPP partai dan berbagai individu,” ujarnya, Jumat (26/4/2024).

PDIP mengaku punya dua rencana untuk menambah perolehan suara pemilu pilkada serentak.

“Menurut saya, ada dua agenda internal dan eksternal untuk meningkatkan kualitas demokrasi elektoral.

Lanjutnya soal agenda internal, agenda tersebut merupakan rencana peningkatan kualitas kader PDIP di semua tingkatan dengan mengedepankan integrasi ideologi, organisasi, proyek, sumber daya, dan jenis.

“Masih banyak langkah dalam agenda luar, termasuk penilaian komprehensif terhadap pemilu 2024 sebagai titik awal perubahan pada pemilu 2029, khususnya pemilu 2029.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *