Fri. Sep 27th, 2024

Menteri Kelautan dan Investasi DKI Jakarta Luhut Binsar Panjaitan menargetkan penyelesaian digitalisasi sistem pengelolaan timah pada Juni 2024 untuk memberantas praktik korupsi.

“Kami berharap sistem pengelolaan timah bisa selesai dalam dua bulan ke depan,” kata Luhut, Kamis melalui akun Instagram resminya luhut.pandjaitan di Jakarta.

Menurut dia, jika digitalisasi pengelolaan timah sudah selesai, maka akan bisa dilakukan penelusuran asal usul timah, apakah pengelola sudah membayar pajak, bahkan apakah pengelola sudah membayar sewa.

“Ini akan mempengaruhi penerimaan negara karena seperti batubara, pusatnya menyumbang hampir 40 persen penerimaan negara,” kata Luhut.

Baca juga: Wapres Minta Kasus Korupsi PT Timah Diusut Tuntas

Tak hanya timah, Luhut juga berharap segera melakukan digitalisasi pengelolaan nikel, sawit, dan produk sumber daya alam lainnya.

“Kotak timah ini sungguh menjadi pembelajaran bagi kita semua. “Terus terang kita mungkin sedikit terlambat dalam digitalisasi,” ujarnya.

Maka Luhut Binsar Panjaitan akan mempercepat digitalisasi. Bahkan, Kementerian ESDM telah meluncurkan platform SIMBARA untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya mineral dan sektor batubara.

Menurut Luhut, rencananya akan mengintegrasikan nikel dan timah ke SIMBARA pada tahun 2024.

“SIMBARA sedang kita perbaiki agar bisa mengintegrasikan seluruh data pertambangan di Indonesia, dan saya turut prihatin atas kasus korupsi timah yang terjadi saat ini,” kata Luhut.

Pernyataan ini berkaitan dengan kasus korupsi tata niaga timah pada Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan tahun 2022 yang ditangani Kejaksaan Agung sehingga mengakibatkan kerugian. Rp 271 triliun negara.

Kejaksaan Tinggi (Jampidsus) telah menetapkan 16 tersangka sebagai SW alias AW dan MBG, dua pengusaha tambang asal Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Tersangka HT bernama ASN CV VIP Manager General (perusahaan milik Tersangka TN alias AN) MRPT alias RZ merupakan General Manager PT Timah Tbk pada 2016-2021. EE alias EML adalah Chief Financial Officer PT Timah Tbk 2017-2018.

Selain itu, BY merupakan mantan Komisaris CV VIP dan Pimpinan RI PT SBS. Dimiliki oleh TN CV VIP dan PT MCN. AA CV adalah CEO PT TIN, Manajer Operasional Tambang VIP. CEO SP PT RBT sebagai Manajer Pengembangan Bisnis RA PT RBT ALW 2017, 2018, 2021 Manajer Operasional dan Manajer Pengembangan Bisnis 2019-2020 PT Timah Tbk.

Dua tersangka kemudian muncul adalah Sang Bai Pantai Indah Kapuk (PIK) Helena Lim, Direktur PT QSE, dan Harvey Moyes, perpanjangan tangan PT RBT.

Dalam kasus ini, pihak berwenang juga menetapkan tersangka terkait otopsi awal dan menghalangi penyidikan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *