Sat. Sep 7th, 2024

HET Naik Tak Pengaruhi Bisnis Emiten Beras Ini

By admin Jun28,2024 #beras #HET #HET Beras #Nasi

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta PT Wahana Inti Makmur Tbk (WIM) memastikan bisnisnya tidak terpengaruh oleh mahalnya harga eceran atau HET beras yang diberlakukan pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang baru-baru ini diberlakukan.

Pasalnya, emiten berkode saham “NASI” ini memiliki keistimewaan dibandingkan pemain beras lainnya karena fokus pada beras spesial dan operasional beras sehat.

Pasca pandemi Covid-19, permintaan beras spesialti meningkat seiring dengan bangkitnya sektor hotel, restoran, dan kafe (horeca) serta kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan.

Itu sebabnya perseroan meyakini penjualan akan meningkat 10% menjadi Rp 87 miliar pada tahun 2024 dibandingkan Rp 79 miliar pada tahun lalu, dan total laba meningkat 618% dari Rp 362 juta menjadi Rp 2,6 miliar.

Beras spesial dihargai lebih tinggi dibandingkan beras medium dan premium. Sebab, bahan baku dan pengolahannya berbeda dibandingkan beras medium. Selain menjual beras spesial, WIM juga menjual beras medium.

Beras WIM disuplai ke sektor perdagangan umum, perdagangan lanjutan, distributor, hotel, restoran, dan kafe (horeca). Pada tahun 2023, penjualan WIM mayoritas berasal dari pelanggan diperkirakan sebesar Rp31,4 miliar di bidang pariwisata, perdagangan modern sebesar Rp16,4 miliar, distributor sebesar Rp17,6 miliar, perdagangan umum pihak ketiga sebesar Rp9,5 miliar, dan pihak berelasi sebesar Rp4,1 miliar.

Direktur Utama WIM Piero Mustafa mengatakan meski ada ancaman resesi global dan gejolak politik pada tahun 2024, sektor industri pangan nasional masih akan tumbuh. Sebab pangan khususnya beras yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan merupakan kebutuhan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.

“Dibandingkan perusahaan beras lainnya, kemampuan perusahaan menawarkan beras spesial menjadi pembeda,” kata Piero dalam keterangan resmi, Rabu (19/6/2024).

Peningkatan permintaan, kata dia, juga akan terjadi pada segmen beras khusus yang digeluti perseroan. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dan perkembangan pariwisata khususnya restoran.

Ia mengatakan, permintaan beras sehat akan meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, meski tidak mudah, namun perseroan yakin mampu mencapai tujuan yang direncanakan pada akhir tahun 2024, kata Piero.

 

Piero menjelaskan, banyak kendala dan tantangan yang akan dihadapi perseroan di tahun 2024, terutama perubahan aset yang menjadi kendala berulang setiap tahunnya. Hal ini mungkin menyebabkan harga beras berfluktuasi dan naik.

Ia mengatakan, tantangan tersebut muncul akibat kenaikan biaya operasional, khususnya biaya transportasi, serta kecukupan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia perseroan.

Ia mengatakan, perseroan dapat mengatasi fluktuasi pasokan dengan terus memantau panen di berbagai fasilitas produksi beras dan pasokan beras di pasar.

Perusahaan mendistribusikan bahan baku beras terlebih dahulu untuk mengantisipasi kekurangan pasokan. Perusahaan akan berkomunikasi dengan seluruh pelanggan mengenai perubahan harga apa pun yang mungkin terjadi.

“Saat ini perseroan menyiasati kenaikan biaya transportasi dengan merencanakan rute dan jadwal pengiriman seefisien mungkin,” tegasnya.

Sebelumnya, Bapanas membentuk Perusahaan Pangan Nasional (Perbadan) untuk mengatur Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium dan high untuk menjaga harga wajar di tingkat konsumen.

Dengan aturan tersebut, harga beras medium dan beras premium diatur secara regional. Misalnya, dalam aturan tersebut, HET beras medium di Jawa, Lampung, dan Sumsel mencapai Rp12.500 per kilogram (kg), sedangkan beras premium Rp14.900 per kilogram.

Di Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Riau, Kepri, Jambi, dan Kepulauan Bangka Belitung rata-rata HET beras Rp13.100 per kilogram dan rata-rata HET beras premium Rp15.400 per kilogram.

Di Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Barat, HET beras rata-rata sebesar Rp12.500 per kilogram dan HET beras premium sebesar Rp14.900 per kilogram. Di wilayah Nusa Tenggara Timur, rata-rata HET beras sebesar Rp 13.100 per kilogram dan HET beras premium sebesar Rp 15.400 per kilogram.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *