Thu. Sep 19th, 2024

Hidupkan Pariwisata yang Lesu, Kuba Rayu Orang-orang Rusia dan China

By admin Jun23,2024 #China #Kuba #Rusia #VOA Indonesia

matthewgenovesesongstudies.com, Havana – Turis Rusia Serguei Boyaryshnic mengagumi bangunan dan jalan berwarna pastel di Old Havana di pagi yang cerah bersama keluarganya.

“Kami diundang untuk datang dan mempertimbangkan pilihan Kuba. Kami memilih Kuba karena Kuba adalah negara besar dan masyarakatnya baik. Kami telah mendengar banyak tentang Kuba. Kedua negara kami telah berteman selama bertahun-tahun dan faktanya “Dalam Faktanya, itu saja. Saya di sini bersama keluarga saya, bersama anak-anak kami, kami di sini setiap hari dan kami senang segalanya jika ada yang meminta untuk datang ke Kuba,” ujarnya kepada VOA Indonesia, hari ini Selasa (6 November 2024). ).

Kuba mulai mengusulkan sejumlah kebijakan baru untuk menarik wisatawan, seperti Boyaryshnic, dari sekutu seperti Rusia dan Tiongkok, ketika negara tersebut berjuang untuk menghidupkan kembali industri pariwisata yang stagnan dan menghadapi tantangan akibat merebaknya epidemi Covid-19 .

Hal ini termasuk peningkatan jumlah penerbangan langsung antara Rusia dan Tiongkok, penghapusan visa bagi pengunjung Tiongkok, dan keputusan Kuba baru-baru ini untuk menerima kartu pembayaran Mir Rusia. Kuba saat ini adalah salah satu dari sedikit negara yang setuju untuk berpartisipasi dalam kartu pembayaran alternatif yang diusulkan oleh Moskow untuk menggantikan Visa dan Mastercard.

Strategi ini telah membuahkan hasil. Media pemerintah mengatakan lebih dari 66.000 orang Rusia mengunjungi pulau Karibia itu dalam tiga bulan pertama tahun ini. Jumlah tersebut masih kecil, namun dua kali lipat dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023 dan merupakan salah satu dari sedikit titik terang yang akan segera terjadi.

Namun, banyak pihak menilai peningkatan pariwisata Rusia dan Tiongkok ke Kuba belum memberikan dampak signifikan. Migdalia Gonzalez, seorang pedagang kaki lima, mengeluhkan hal ini.

Kebanyakan turis yang datang ke sini, meski hanya sedikit, adalah orang Rusia dan Tiongkok. Namun, turis Tiongkok sama seperti turis di sebagian besar Rusia, mereka jarang mengeluarkan uang untuk berbelanja,” kata Gonzales. .

Sanksi keras mantan Presiden Donald Trump telah menyebabkan penurunan jumlah wisatawan Amerika yang datang ke pulau tersebut. Menurut informasi pemerintah, jumlah wisatawan dari banyak negara Eropa juga mengalami penurunan pada tahun ini.

Paolo Spadoni, seorang profesor di Universitas Augusta dan pakar pariwisata Kuba, mengatakan ketergantungan pada pasar yang jauh seperti Tiongkok dan Rusia tidak akan mengimbangi penurunan kedatangan wisatawan dari Eropa dalam beberapa bulan mendatang.

Spadoni memperkirakan pulau itu akan menyambut sekitar 2,6 hingga 2,7 juta wisatawan tahun ini. Jumlah tersebut belum mencapai target 3,2 juta pengunjung.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *