Fri. Sep 20th, 2024

Hilirisasi Karet di Sumatera Selatan, Medco Tekan Emisi dan Genjot Ekonomi Petani

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) berhasil meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas) hingga 160 ribu barel per hari (mboepd) pada tahun 2023.

Hasil tersebut didukung dengan penciptaan 12 blok produksi, 1 blok pengembangan, dan 3 blok eksplorasi. Salah satunya melalui pembangunan sumur baru di Blok Corridor, Sumatera Selatan. 

Selain meningkatkan produktivitas, Medco Energi menerapkan program pembangunan berkelanjutan (PPM) di area sekitar tempat kerja. Dengan niat untuk terus mendukung pemerintah dalam mengatasi perubahan iklim menuju tujuan Net Zero Emission, serta meningkatkan kemandirian dan keamanan masyarakat lokal. 

“Selain fokus memenuhi kebutuhan energi nasional dan mendukung proyek migas yang ditetapkan Pemerintah, MedcoEnergi terus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat sekitar operasinya, dan mendukung ‘hari mitigasi iklim’,” kata Sugiarsih, Medco E&P Community Development Officer, saat acara IPA Convex 2024 di Indonesia Convention & Exhibition (ICE), BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (14/5/2024).

Salah satu penerapannya adalah melalui proyek Perkebunan Karet Organik di wilayah kerja sekitar Sumatera Selatan. Sejak tahun 2011, MedcoEnergi telah melaksanakan proyek Perkebunan Karet Organik (Bukor) yang diikuti oleh 265 petani di tiga kabupaten, dengan luas sekitar 321 hektar. 

Melalui anak perusahaan Medco E&P Grissik Ltd, proyek Perkebunan Karet dan Pemukiman Kembali Masyarakat dilaksanakan di sekitar blok Koridor, Sumatera Selatan mulai tahun 2022. Proyek seluas 649 hektar ini menargetkan 473 petani. 

Dalam sesi khusus IPA Convex 2024, Direktur Jenderal Komunikasi bidang keselamatan dan keamanan koridor Adjie Suryaningrat menyampaikan dapat berkontribusi terhadap keberlangsungan industri media. Simak proyek ini khususnya di koridor Blok. 

“Kurangnya obat alami membuat permintaan petani rendah. Melalui proyek ini, petani dapat meningkatkan keterampilannya untuk meningkatkan nilai karet lateks sehingga menghasilkan pendapatan yang baik,” kata Adjie. 

 

Adjie mengatakan, hal itu dimulai dari pendampingan teknis cara berkomunikasi dengan petani obat, pelatihan dan pendidikan beberapa petani binaan organisasi, seperti pemilihan produk yang berkualitas dan bagus. 

“Cara menanam pohon dan tanaman di lahan tak terbatas, cara menanam pohon sabun yang kuat 4-5 tahun. Yang penting setelah pohon itu mengeluarkan sarinya, barulah sabunnya keluar. Masing-masing mungkin berusia 15-20 tahun,” imbuhnya. 

Darmansyah, warga Rimba Rakit, Dusun 2, Desa Sukamaju, Kecamatan Babat Supat, Musi Banyuasin, Sumsel, turut merasakan hasil dari program pelatihan tersebut. Beliau adalah salah satu petani mitra Medco E&P Grissik Ltd yang telah merasakan manfaat dari program pengembangan masyarakat. 

 

Sebelumnya, ia mengaku masih menghadapi sejumlah tantangan. Misalnya kita tidak mengetahui benih apa yang baik, varietas yang baik, sehingga mempengaruhi hasil dan pendapatan.

“Kemudian kebunnya tidak dirawat dengan baik. Tanamannya tidak diberi jarak tanam yang sama, karena bibit obatnya tidak ditanam dengan baik. Semakin kecil buahnya, semakin banyak pula bijinya.” Tentu saja jadi sampah. kotor saat itu, selain harga paling rendah yang bisa diterima di pasaran,” ujarnya, di hadapan acara IPA Convex 2024.

Setelah mendapat pelatihan pada tahun 2006, koleksi lateks Darmansyah mulai berkembang. “Awalnya kami diberi penelitian, bersama Medco. Mulai dari produksi benih, penanaman, hingga jarak tanam sangat berpengaruh terhadap hasil kedepannya,” ujarnya. 

Keahlian ini juga turut menambah penghasilan Darmansyah hingga bisa menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi. Beberapa di antaranya melanjutkan program magisternya di Yogyakarta. “Alhamdulillah, program pelatihan dan bantuan yang diberikan Medco banyak membantu dalam meningkatkan kesehatan keluarga saya,” tutupnya.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *