Thu. Sep 19th, 2024

Hore, Semarang Tak Bakal Kena Banjir Rob Lagi Mulai Agustus 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan proyek pengendalian banjir dan genangan laut tahap kedua di Kota Semarang, Jawa Tengah, akan dilaksanakan pada Agustus 2024. Jokowi mengatakan proyek tersebut mampu menahan banjir rob. Hal ini akan terjadi dalam 30 tahun ke depan.

“Panjang bendungan banjir 3,6 km. Saya kira dalam 30 tahun minimal mampu menangani banjir. Saat ini sedang dalam pembangunan. Kalau Agustus selesai, apa dampaknya?” Terlihat,” kata Jokowi dalam keterangan tertulis, Selasa (18/6/2024).

“Kita lihat nanti kalau efek bendungannya sudah selesai, nanti kalau bagus, penataan desa nelayannya juga bagus, kita ulangi di daerah lain. Setidaknya satu contoh didahulukan. dia menambahkan.

Proyek pengendalian banjir dan air pasang di kawasan Tambak Loruk ini akan dicanangkan pada tahun 2022 oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air (PUPR) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan alokasi anggaran sebesar Rp231,6 miliar.

Pada saat yang sama, Timbak Loruk juga pernah mengepalai Pengelolaan Kawasan Perkampungan Nelayan Direktur Jenderal Satuan Permukiman Kementerian PUPR pada Mei 2017 hingga April 2019. Total anggaran dialokasikan untuk pengelolaan daerah. Jumlahnya $45,6 miliar.

Dikatakannya, kami telah melakukan penataan kawasan dan pengendalian banjir dan rob di lahan seluas 56 hektar, membangun bendungan sepanjang 3,6 km dan kini semuanya sudah tertutup sehingga tidak ada lagi banjir dan banjir rob di kawasan Tambak Lorak. jelas Menteri PUPR Basuki Hadimilljoon.

 

Basuki menjelaskan, sistem pengendalian banjir ini juga memiliki 2 kolam penampungan seluas 12,02 hektare dan 8,57 hektare. Setiap kolam penampungan juga dilengkapi dengan pompa berkapasitas 3 x 500 liter per detik.

Semua progresnya sudah mencapai 85 persen. Semua akan selesai Agustus 2024. Pembebasan lahannya dilakukan Pemkot Semarang dan pembangunannya Kementerian PUPR, jadi ada kerja sama, jelasnya.

Ia yakin pengendalian banjir dan rob di kawasan Tambak Lorok Tahap II akan efektif mengendalikan banjir dan gelombang rob di Semarang.

“Saya kira ini akan menjadi contoh seperti yang disampaikan Presiden Jokowi. Karena kawasan Pintura perlu dikelola karena lahannya juga kekurangan. Jadi bukan hanya Jakarta, tapi juga Tegal, Paklungan, Damak, Semarang,” kata Basuki.

Sebelumnya, banjir laut melanda kawasan pelabuhan Tanjung Imas Semarang. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, hal ini terjadi pada Senin, 23 Mei 2022, setelah jebolnya pembatas air laut.

Dicky Rolli, Kepala Bidang Penanggulangan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, mengatakan momen topan melanda kawasan pelabuhan. Menurut dia, kejadian tersebut bermula karena bendungan tersebut tidak mampu menahan kekuatan gelombang laut. 

Peristiwa tersebut disebabkan oleh gelombang pasang besar yang menyebabkan bendungan laut di kawasan Lamketra tidak mampu menampung air dalam jumlah yang cukup, kata Kepala Bidang Penanggulangan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah. . Dicky Rowley mendapat tayangan tertulis pada Selasa (24/5/2022).

Lanjut Deki di depan Pos 1, Polsek KPTE, Jalan Koster, Jalan Deli, Dermaga Nusantara, Terminal Pelabuhan Tanjung Imas, Kawasan Lamketra dan Kutu Koja Bahar berdasarkan hasil penilaian kecepatan sementara.

Berdasarkan catatan, kedalaman banjir laut di kawasan Lamketra mencapai 1,5 meter, Jalan Koster 55 cm, Jalan M Purdi 40 cm, Jalan Us Sudarsoo 50 cm, dan Jalan Ampinan 50 cm, jelas Dickey.

Terkait jumlah warga terdampak dan kerugian materil, Daki memastikan BPBD Provinsi Jawa Tengah kini tengah melakukan pendataan lebih lanjut. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan pada saat siaran pers ini diterbitkan. BPBD Provinsi Jawa Tengah terus bekerja sama dengan instansi terkait untuk mengevakuasi warga terdampak.

“Datanya masih dikumpulkan dari pelaksana di lapangan, jadi masih dalam tahap evaluasi,” pungkas Dickey.

Sekadar informasi, BPBD Jawa Tengah saat ini masih dalam tahap evakuasi masyarakat terdampak, peruntukan dapur umum, dan lokasi pengungsian sementara. Oleh karena itu, aktivitas seluruh karyawan dan pekerja instansi dan perusahaan dipulangkan untuk mengantisipasi dampak banjir air laut di kawasan pelabuhan Tanjung Ames Semarang.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jateng Kompol Iqbal Al Qudosi mengatakan, perampokan yang terjadi sekitar pukul 14.10 WIB pada Senin (23.05) itu merugikan ribuan keluarga.

“Masyarakat terdampak kurang lebih berjumlah 8.000 kepala keluarga,” kata Iqbal dalam keterangannya, Selasa (24/5).

Dia menjelaskan, bukan hanya air laut yang jebolnya benteng di pelabuhan. Namun ada pula gelombang pasang yang dikabarkan merusak bendungan tersebut.

Jebolnya bendungan di pelabuhan disebabkan oleh tingginya permukaan laut dan gelombang pasang yang mempunyai daya rusak. Itu bukan banjir biasa,” jelasnya.

“Permukaan air laut seharusnya mencapai puncaknya hari ini,” tambahnya.

Akibat bencana tersebut, Polrestabes Semarang bersama Forkopumda mendirikan dapur umum dan menyiapkan tempat penampungan sementara, meski masyarakat masih belum mau mengungsi.

“Didirikan dapur umum, shelter sementara (walaupun masyarakat belum mau keluar), bantuan kesehatan. Perbaikan sementara bendungan jika air surut, perkembangan situasi berdasarkan prakiraan BMKG, dan lain-lain.” informasikan,” katanya

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *