Fri. Sep 27th, 2024

Hujan Deras dan Banjir Bandang Melanda Afghanistan, 33 Orang Tewas

matthewgenovesesongstudies.com, Kabul – Sedikitnya 33 orang tewas dalam tiga hari akibat hujan lebat dan banjir bandang melanda Afghanistan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah pada Minggu (14/4/2024) lalu.

“Hujan lebat telah turun sejak Jumat (12 April) dan banjir bandang telah menyebabkan banyak korban jiwa dan harta benda,” kata Janan Sayek, juru bicara VOA Indonesia.

Berdasarkan informasi awal, 33 orang meninggal dunia dan 27 orang luka-luka akibat banjir tersebut, imbuhnya.

Sebagian besar korban jiwa disebabkan oleh runtuhnya atap. Sekitar 600 rumah rusak atau hancur. Hampir 600 kilometer jalan hanyut dan sekitar 2.000 hektar lahan pertanian terendam banjir, kata Sayeq.

Di sekitar 20 dari 34 negara bagian di AS, hujan lebat setelah musim dingin yang luar biasa kering telah mengeringkan tanah dan memaksa petani menunda penanaman.

Sejak Taliban kembali berkuasa pada tahun 2021, aliran bantuan asing ke negara miskin tersebut telah menurun tajam, sehingga membatasi bantuan untuk bencana alam.

Setidaknya 25 orang tewas akibat tanah longsor setelah hujan salju lebat di Afghanistan timur pada bulan Februari. Sekitar 60 orang meninggal akibat hujan lebat yang berlangsung selama tiga minggu hingga Maret 2024.

PBB memperingatkan tahun lalu bahwa “Afghanistan sedang mengalami perubahan besar akibat kondisi cuaca ekstrem.”

Para ilmuwan mengatakan cuaca ekstrem disebabkan oleh perubahan iklim. Dan setelah 40 tahun perang, Afghanistan menjadi salah satu negara yang paling tidak siap menghadapi fenomena ini.

Sebelumnya, hujan lebat menyebabkan banjir bandang di wilayah Logar di Afghanistan timur, menewaskan sedikitnya 20 orang dan merusak lebih dari 3.000 rumah, kata para pejabat pada Minggu (21 Agustus 2022).

Lebih dari 30 orang terluka dan korban tewas ketika hujan mengguyur beberapa daerah pada hari Sabtu, kata kantor gubernur.

Channel News Asia melaporkan pada hari Senin bahwa banjir menghancurkan puluhan kanal dan sekitar 5.000 hektar lahan pertanian, terutama kebun buah-buahan, sementara sekitar 2.000 hewan ternak juga mati, kata pernyataan itu.

Pasukan keamanan dan badan amal mengevakuasi orang-orang yang rumahnya hancur ke daerah yang lebih aman, kata provinsi tersebut.

Juru bicara pemerintah Bilal Karimi menyerukan dukungan dari komunitas internasional dalam pernyataan terpisah.

“Kami sangat mendesak masyarakat internasional untuk berdiri dalam solidaritas dengan Afghanistan pada saat kritis ini dan melakukan segala upaya untuk membantu para korban,” kata Perdana Menteri Karimi.

 

Puluhan warga Afghanistan meninggal setiap tahun akibat banjir dan hujan lebat, terutama di daerah pedesaan miskin dimana rumah-rumah yang dibangun dengan buruk sering kali berisiko runtuh.

Kantor Met mengatakan lebih banyak hujan lebat dan banjir diperkirakan terjadi di 21 wilayah selama beberapa hari ke depan.

Bantuan luar negeri dan program bantuan bencana telah menurun tajam sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus tahun lalu.

Negara-negara Barat khawatir bahwa dukungan apa pun yang diterima Taliban dapat digunakan untuk memperketat kendali mereka atas Afghanistan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *