Sat. Sep 21st, 2024

Hukum Merokok Menurut Gus Baha: Rokok Itu Haram, Bakar Saja!

matthewgenovesesongstudies.com, Lampung – Kiyai Ahmad Bahauddin Nursalim atau populer disapa Gus Baha dikenal sebagai ulama yang eksentrik dalam memberikan tausiyahnya. 

Dengan begitu jamaah akan semakin menikmati khotbahnya. Terutama mengenai fiqh dan segala aspek yang dapat dijadikan pedoman.

Salah satunya saat Gus Baha menceritakan kisah lucu terkait rokok. Cerita apa? Dikutip dari channel YouTube Caping Bertasbih 2, simak cerita lengkapnya di bawah ini.

Suatu hari, Gus Baha menghadiri pesta pernikahan seorang kerabatnya. Di sana, ia tak kuasa menahan tawa saat mendengar kisah Habib Umar membaca artikel tentang bahaya merokok. Pasalnya, alih-alih berhenti merokok, Habib Umar justru berhenti membaca artikel lain tentang bahaya merokok.

“Saya membaca tentang bahaya merokok, setelah mengetahui bahayanya, saya berhenti membaca. Menurutnya setelah mengetahui bahayanya berhenti merokok, jelas tidak,” kata Gus Baha, pemeran Habib Umar.

Katanya lagi, Habib Umar juga dimarahi dokter: “Bib, kalau terus merokok, apakah kamu akan mati?”

Habib Umar dengan tenang menjawab: “Jangan khawatir dokter, korek api saya masih ada.” Para siswa yang mendengarkan langsung tertawa.

Tak berhenti sampai disitu, Gus Baha juga kembali menceritakan kisah lucu lainnya terkait rokok. Suatu ketika seorang lelaki tua bertanya kepada Gus Baha, “Ha (halo Gus Baha), rokok itu haram atau tidak?”

Gus Baha lalu menjawab: “Bagaimana kalau menurut pendapat saya haram, Mbah bertanya pada Gus Baha?”

Jawaban yang benar-benar tak terduga datang dari orang tua itu. “Nah, kalau haram berarti saya benar. Gus Baha meniru orang tua itu dan berkata: “Makanya mereka membakar, sebaiknya membakar barang haram.”

Di sisi lain, sebagai ulama ternama dan ahli tafsir Alquran, wajar jika pandangan Gus Baha menjadi rujukan dan fatwa masalah hukum dalam Islam. Salah satunya tentang tembakau.

Terkait undang-undang tembakau atau rokok, Gus Baha memilih bertindak bijak berdasarkan ilmu dan keahliannya. Jangan langsung mengatakan bahwa merokok itu haram atau merokok itu halal. Gus Baha cenderung memberikan penjelasan sesuai kaidah Islam berdasarkan kondisi perokok.

Di beberapa channel YouTube, Gus Baha sempat membahas soal undang-undang merokok. Misalnya, ia menceritakan pengalamannya dimintai fatwa oleh seorang lansia di kampung kyai.

Ulama desa tersebut mengatakan, satu-satunya hiburan setelah salat Isya adalah ngobrol dan merokok. Ini dilakukan dengan penghuni pertama. Selalu di pojok musala atau surau.

“Hiburannya hanya merokok di pojok musala. Karena saya takut pada istri saya di pagi hari, pekerjaan saya adalah sesuatu yang dapat saya lakukan di siang hari. Hiburan saya hanya Gus (merokok),” kata warga desa tersebut. . Kyai sebelumnya.

“Kalau dilarang Gus, saya tidak akan menghibur, saya tidak punya (banyak) harta di dunia, satu-satunya (hiburan) yang seperti itu Gus. Saya kiai (desa) Gus, yang ingin saya tonton dangdut. tidak pantas,” kata Gus Baha. meneladani kyai desa.

Jawab Gus Baha saat itu sambil bercerita kepada jamaah dan disambut gelak tawa jamaah.

 

Putra Kyai Nur Salim, pengasuh Pondok Pesantren Al-Qur’an di Kragan, Narukan, Rembang, Jawa Tengah ini, mengatakan ada perbedaan pandangan mengenai tembakau, ada yang dilarang dan ada pula yang legal.

“Merokok itu merugikan. Jelek bagi keuangan. Jelek juga bagi kesehatan. Tapi bagi yang melarang merokok, rokok dikatakan kencing setan, hadisnya lebih mirip maudhu’. Entah kapan perginya.” pipis. Hehehe,” kata Gus Baha.

“Nah, itu dia, itu hadis maudhu’ (hadits palsu). Ada setan kencing di semuanya!” Hehehe,” tambahnya.

Sementara itu, Gus Baha menilai kelompok legalisasi tembakau adalah kiai terbaik. Gus Baha berkata: “Mbah Mahrus Ali merokok, banyak tokoh agama juga merokok.

Gus Baha menjelaskan, orang seperti ini tidak boleh menghakimi haram atau tidaknya merokok, karena hukum merokok sendiri tetap menjadi persoalan pembedaan atau perbedaan di kalangan ulama. 

Karena kondisi kampung kiai, Gus Baha memilih membolehkan merokok. Gus Baha menjelaskan: “Ya, daripada mencari hiburan daripada menonton dangdut yang jelas-jelas mengandung unsur merugikan, tentu lebih baik merokok.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *