Fri. Sep 20th, 2024

Hunian Sustainability Diyakini Semakin Relevan 40 Tahun ke Depan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Untuk memenuhi kebutuhan perumahan dalam 30 hingga 40 tahun ke depan, Green Building Council Indonesia (GBCI) menghimbau para pengembang untuk memenuhi pasarnya dengan perumahan berkelanjutan atau Sustainable Living.

Menurut Ivan Frigento selaku presiden GBCI, tidak banyak kompleks atau lokasi hunian yang memiliki konsep hidup berkelanjutan atau keberlanjutan, yang ada hanya bangunan berkelanjutan seperti perkantoran, ruko dan lain sebagainya.

Fenomena ini masih ibarat samudra biru, jadi masih bisa dihitung di satu sisi. Jadi, kalau pengembang saat ini sedang menggalakkan perumahan atau klaster yang sudah ada, harusnya bisa menjadi nilai tambah bagi calon penghuninya, kata Ivan. , Rabu (24/4/2024).

Bukan tanpa alasan para pengembang mulai mengangkat isu keberlanjutan. Karena membeli sebuah properti atau perumahan bukanlah investasi jangka pendek, melainkan investasi jangka panjang. Setidaknya masih bermanfaat dan mengimbangi perkembangan dan kondisi saat ini hingga 30 hingga 40 tahun ke depan.

“Kami tidak hanya membeli rumah, kami juga membeli lingkungan. Jadi jika kondisi rumah atau lingkungan setelah 5 hingga 10 tahun tidak lagi relevan dengan tantangan global, apa gunanya?” Turun,” kata Evan.

Namun sebaliknya, jika pengembang menjaga komitmennya sejak awal untuk menjaga dan mengembangkan lingkungan hidup yang berkelanjutan, maka harga properti akan terus meningkat. Sebab di masa depan, konsep hidup berkelanjutan akan sangat relevan dan sesuai dengan gaya hidup keluarga.

Evan mengatakan, tidak hanya penghijauan saja, namun banyak pohon yang harus ditanam, agar hunian dan sekitarnya mendapat gambaran keberlanjutan. Namun setidaknya ada 7 kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang wirausaha.

“Perbaikan lingkungan hidup, dengan memperhatikan pergerakan atau aktivitas warga atau warga, mengarah pada pengelolaan dan konservasi air,” kata Ivan.

Selain itu, mereka juga bertanggung jawab atas pengelolaan limbah padat dan pemanfaatan bahan bangunan. Fokus pada komunitas, bangunan, dan energi yang berkelanjutan dan tidak pernah berhenti berinovasi dalam hal kualitas lingkungan, kegiatan yang mendukung keberlanjutan.

“Oleh karena itu, peran pengembang adalah mewujudkan gaya hidup berkelanjutan, bukan hanya di awal atau sekedar janji. Pengembang juga memiliki peran edukatif, sehingga kedepannya keberlanjutan tidak hanya menjadi sebuah kebutuhan, namun menjadi sebuah kesenangan untuk dilakukan. . ,” kata Evan.

Sementara itu, untuk menjawab tantangan perumahan berkelanjutan, Astra Land, perusahaan patungan antara Astra Property dan Hong Kong Land, sedang mengembangkan Ammia Ecoforest Housing. Lahan tersebut tidak hanya akan mengembangkan perumahan terjangkau tetapi juga menyediakan lahan hijau berupa hutan kota seluas 5,4 dunum bagi aktivitas penghuninya.

“Untuk tahap awal sebelum peluncuran pada kuartal keempat tahun ini, kami akan membuka terlebih dahulu sekitar 8 ribu meter persegi lahan hijau dengan peluncuran klaster pertama kami,” kata Tony Sutanto, project manager Ammia Ecoforest.

Karena merupakan hutan kota, terdapat ratusan tanaman yang tumbuh di lingkungan tersebut, 70 di antaranya merupakan tanaman langka. Oleh karena itu, membantu melestarikan dan berperan sebagai sarana pelestarian tanaman.

Lalu untuk rumahnya, Tony memastikan bahwa material atau desainnya mengedepankan keberlanjutan, dengan menawarkan tiga jenis opsi. Misalnya memiliki jendela yang tinggi dan tinggi, menjamin sirkulasi udara lebih baik.

Jadi siang hari tidak perlu AC, juga memberikan penerangan alami yang baik sehingga bisa menghemat cahaya,” ujarnya.

Untuk nuansa terbuka, Astra Land memberi harga rumah mulai dari €1,9 miliar hingga €3,6 miliar.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *