Sun. Sep 8th, 2024

Ibu Hamil dan Baru Melahirkan Rentan Stres, Ini Ciri-Ciri yang Paling Terlihat

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Kehamilan dan persalinan merupakan masa-masa yang penuh kegembiraan, namun juga penuh tekanan bagi sang ibu. Perubahan fisiologis dan hormonal serta tuntutan baru dalam pengasuhan anak akibat kurang tidur dapat berkontribusi terhadap stres ibu.

Stres yang tidak terkontrol dapat berdampak buruk pada kesehatan mental ibu, seperti kecemasan dan insomnia. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan seorang ibu dalam merawat anaknya dan membahayakan kesehatan mental dan fisiknya.

Psikolog sekaligus konsultan Like Puspasari mengatakan, depresi pada ibu hamil biasanya terjadi pada trimester ketiga menjelang persalinan.

“Sejak trimester ketiga, ibu mulai merasakan ketidaknyamanan pada tubuhnya. Perut saya semakin besar, sisi kiri saya tidak enak badan, sisi kanan saya tidak enak badan, saya lelah,” kata Lycke. Dalam jumpa pers pada Selasa, 2 April 2024 di Jakarta.

Selain perubahan fisik, ibu juga mengalami perubahan hormonal yang dapat menyebabkan stres pada ibu hamil dan ibu yang baru melahirkan. Kadar hormon estrogen dan progesteron akan meningkat saat hamil dan menurun saat persalinan.

“Ketika (hormon) turun, ada perasaan cemas, takut, mereka mulai berubah pikiran.”

Hal ini dapat menyebabkan anak mengalami rasa bosan setelah melahirkan dan diperburuk dengan peningkatan hormon kortisol sehingga mempengaruhi respon tubuh terhadap stres.

Penyebab stres pada ibu hamil dan ibu melahirkan lainnya adalah perubahan kebiasaan. Mulai dari kurang tidur, sedikit atau tidak ada gerakan, emosi yang tidak terkendali, kekhawatiran terhadap bayi, dan sebagainya.

Hal di atas akan menimbulkan stres jika ibu tidak mendapat dukungan atau bantuan yang baik.

 

Stres merupakan reaksi alami tubuh terhadap perubahan dan kebutuhan. Meski stres merupakan hal yang umum terjadi, namun penting bagi para ibu untuk mewaspadai gejalanya agar dapat dikelola dengan baik.

Lieke mengatakan, gejala depresi pada ibu hamil antara lain nyeri dada dan sesak napas.

Lalu ada gangguan penglihatan, sakit perut dan otot, mudah lupa, mudah lelah, detak jantung cepat, jelasnya.

Tidak semua ibu hamil mengalami depresi

Ibu hamil yang stres juga cenderung kehilangan minat terhadap hobi atau minatnya dan menjadi lebih mudah marah. Leeke menegaskan, tidak semua ibu hamil bisa mengalami hal-hal tersebut karena situasi kehamilan setiap orang berbeda-beda.

“Jelas, situasinya berbeda-beda pada setiap orang karena efek hormon.”

Ciri-ciri ibu baru dalam keadaan stres

Sementara itu, gejala depresi pada ibu muda adalah nafsu makan meningkat atau menurun, keterasingan dari lingkungan, kesedihan yang berkepanjangan, serta perasaan tidak berdaya dan takut. 

“Sebenarnya sedih berkepanjangan, menangis. Mereka selalu takut, ada pula yang takut, bukannya peduli,” kata Lyke.

Jika Anda mengalami salah satu hal di atas, penting untuk segera mencari cara mengatasinya. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan.

Untuk mengatasi stres, seorang ibu hamil dan ibu melahirkan memerlukan dukungan dan bantuan dari lingkungan, keluarga, dan terutama pasangan. 

Lieke menjelaskan, hal ini sangat penting untuk kesehatan mental ibu. Saat ibu merasa lelah dan butuh istirahat, sebaiknya suami membantu istri mendapatkan istirahat yang cukup. Misalnya membantu mengerjakan pekerjaan rumah atau mengurus anak untuk sementara waktu.

Selain itu, para ibu disarankan untuk menghindari makanan manis, banyak mengonsumsi lemak dan protein sehat, serta memperbanyak tidur.

Artinya kita harus tidur sebanyak-banyaknya, kalau bisa tidur ya kita tidur, kata Lieke.

Melakukan hal-hal yang membuat Anda merasa bahagia dan rileks juga akan membantu pikiran dan tubuh Anda merasa rileks. Kelas bisa dimulai dengan olahraga ringan, seperti yoga dan senam ibu hamil.

Para ibu juga dapat menunjukkan kepada mereka bahwa ini adalah sesuatu yang dapat diatasi dan semuanya akan baik-baik saja: “Kita juga perlu diyakinkan. Katakan pada diri Anda sendiri bahwa tidak apa-apa dan apa yang bisa kami capai.”

Sedangkan bagi ibu yang baru melahirkan, jika gejala stresnya sudah sedemikian rupa sehingga ibu tidak dapat merawat bayinya, maka ibu memerlukan bantuan profesional. 

Ketika seorang ibu mengalami stres saat hamil, dampak yang dialami oleh bayi dan ibu bisa sangat serius. Berikut dampak stres pada ibu hamil yang dipaparkan Lieke: Kelainan pembentukan janin. Mengurangi daya tahan tubuh. Untuk mengurangi mobilitas anak. Berat badan lahir rendah. Lahir prematur. Gangguan pendarahan dan tekanan darah. Seorang anak dalam kandungan merasa kekurangan oksigen. IQ anak menurun. Gangguan tidur. Masalah anak rewel, mudah tersinggung, dll. Bayi berisiko mengalami masalah perkembangan seperti autisme dan ADHD.

Pada saat yang sama, stres pada ibu baru akan menimbulkan masalah dalam menyusui, seperti kurangnya produksi ASI, mengganggu hubungan ibu dan anak, serta berkembang menjadi depresi pasca melahirkan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *