Sat. Sep 28th, 2024

IHSG Anjlok 3,48% pada 27-31 Mei 2024, Ini Biang Keladinya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan 27-31 Mei 2024. IHSG melemah seiring pelemahan rupee terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (1/6/2024), IHSG melemah 3,48% menjadi 6.970,73 dari 7.222,3 poin pada 27-31 Mei 2024. Kapitalisasi pasar turun 4,35 persen menjadi Rp11,825 triliun dari Rp12,363 triliun pada akhir pekan lalu. Rata-rata frekuensi transaksi harian turun 0,79% menjadi 1,13 juta transaksi.

Sementara rata-rata nilai transaksi harian meningkat 49,01 persen menjadi Rp18,12 triliun dari Rp12,16 triliun pada akhir pekan lalu. Rata-rata volume perdagangan harian naik 34,47% menjadi 20,72 miliar lembar saham dari 15,41 miliar lembar saham pada pekan lalu. Investor asing menjual saham senilai Rp 4,81 triliun pada pekan ini. Pada tahun 2024, investor asing akan menjual saham senilai Rp 6,25 triliun.

Mayoritas sektor saham mengalami tekanan selama sepekan kecuali sektor saham energi yang menguat 0,61%. Sektor saham bahan baku mengalami penurunan sebesar 4,56 persen, sektor saham industri sebesar 4,56 persen, dan sektor saham konsumen non-siklus sebesar 2,56 persen.

Selain itu, sektor saham konsumen siklis mengalami penurunan sebesar 2,81 persen, sektor saham kesehatan sebesar 4,12 persen, dan sektor saham keuangan sebesar 1,28 persen.

Diikuti oleh saham sektor properti dan real estate sebesar 2,76 persen, saham sektor teknologi sebesar 1,67 persen, saham sektor infrastruktur sebesar 7,07 persen, dan saham sektor transportasi dan logistik sebesar 1,74 persen.

Analis PT MNC Securitas Herditya Vikasana mengatakan, IHSG sepanjang pekan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, kondisi keuangan Amerika Serikat (AS) dengan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun yang meningkat sehingga mempengaruhi ekspektasi investor terhadap penurunan suku bunga The Fed pada Juni 2024. Kedua, nilai tukar rupee terhadap dolar AS yang melemah, ujarnya saat dihubungi matthewgenovesesongstudies.com.

 

Selama sepekan, terdapat 1 (satu) obligasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada hari Rabu tanggal 29 Mei 2024, Obligasi Berkelanjutan Mandiri Tunas Finance Tahap III Tahun 2024 yang diterbitkan PT Mandiri Tunas Finance mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal Rp788,70 miliar.

Obligasi Berkelanjutan VI Mandiri Tunas Finance Tahap III Tahun 2024 oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) mendapatkan idAAA (Triple A) dengan rating trustee PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Total penerbitan obligasi dan sukuk yang tercatat pada tahun 2024 sebesar Rp 42,77 triliun dengan 41 penerbitan dari 29 emiten. Dengan pencatatan ini, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sebanyak 556 dengan nilai nominal Rp 464,50 triliun dan USD 50,049 juta diterbitkan oleh 130 emiten.

186 Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai nominal Rp 5.983,72 triliun dan USD 502,10 juta tercatat di BEI. Selain itu, tercatat 10 penerbitan EBA senilai Rp 2,97 triliun di BEI.

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan 20-22 Mei 2024. Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya melemahnya nilai tukar rupee terhadap dolar AS.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (23/5/2024), IHSG turun 1,3 persen menjadi 7.222,38 dari posisi pekan lalu 7.317,23.

Kapitalisasi pasar saham juga turun 0,45 persen menjadi Rp12,363 triliun dari pekan lalu Rp12,420 triliun. Rata-rata perdagangan harian saham turun 9,82 persen menjadi Rp12,16 triliun dari Rp13,48 triliun pada akhir pekan lalu.

Selain itu, rata-rata volume perdagangan harian turun 17,72% menjadi 15,42 miliar lembar saham dari 18,74 miliar lembar saham pada pekan lalu.

Di sisi lain, rata-rata frekuensi transaksi harian dalam sepekan meningkat 2,92% menjadi 1,14 juta transaksi dari minggu lalu sebanyak 1,11 juta transaksi.

Investor asing melepas saham Rp 560,54 miliar pada Rabu 22 Mei 2024. Selain itu, selama sepekan investor asing juga melepas saham senilai Rp 1,39 triliun. Pada tahun 2024, investor asing akan menjual saham senilai Rp 1,43 triliun.

Analis PT MNC Securitas, Herditya Vikakshana mengatakan, pergerakan IHSG pada pekan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, pergerakan harga komoditas global, dimana harga minyak dan emas global naik.

Kedua, investor masih mencermati kebijakan The Fed ke depan setelah inflasi Amerika mereda.

Ketiga, lemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD dan BI rate masih di angka 6,25%, kata Herditya saat dihubungi matthewgenovesesongstudies.com.

Sepekan ke depan, menurut Hereditia, meski terbatas, IHSG masih mengalami koreksi dan berpeluang menguat di level support 7.136 dan level resistance 7.269.

Minggu depan diperkirakan akan dirilis data PDB AS, data industri dan manufaktur China, serta inflasi Indonesia, katanya.

 

 

Selain itu, dalam sepekan 20-22 Mei 2024 ini, terdapat 3 obligasi yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni Obligasi Berkelanjutan I OKI Pulp & Paper Mills Tahap I Tahun 2024, Obligasi Berkelanjutan USD I. OKI Pulp and Paper Mills Tahap IV pada tahun 2024. 2024, dan Obligasi Lingkungan Berkelanjutan I Pabrik Pulp dan Kertas OKI Tahap IV pada tahun 2024.

Ketiga obligasi ini dicatatkan oleh PT OKI Pulp & Paper Mills pada Selasa 21 Mei 2024. Obligasi Berkelanjutan I OKI Pulp & Paper Mills Tahap I Tahun 2024 dicatatkan dengan nilai nominal Rp 1,55 triliun.

Selanjutnya, Obligasi USD Berkelanjutan I OKI Pulp & Paper Mills Tahap IV Tahun 2024 dicatatkan dengan nilai nominal USD 3.900.500 dan Obligasi Lingkungan Berkelanjutan I OKI Pulp & Paper Mills Tahap IV Tahun 2020 dengan nilai nominal USD Rs. Terdaftar pada tahun 2020.

Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dan PT Credit Rating Indonesia adalah idA+ (Single A Plus) dan idAA- (Double A Minus) untuk ketiga obligasi dimana PT Bank KB Bukopin Tbk bertindak sebagai wali amanat.

Total obligasi dan sukuk yang didaftarkan pada tahun 2024 sebesar Rp 41,61 triliun dengan 40 emisi dari 28 emiten. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sebanyak 555 emisi dari 130 emiten dengan nilai beredar Rp 463,33 triliun dan USD 50,049 juta.

186 Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai nominal Rp 5.983,72 triliun dan USD 502,10 juta tercatat di BEI. 10 Efek Beragun Aset (EBA) senilai Rp 2,97 triliun.

 

 

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *