matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang membaik pada perdagangan saham Rabu (31/7/2024). IHSG akan menguji kisaran 7.026-7.103 pada Rabu pekan ini.
IHSG turun 0,65 persen menjadi 7.241 pada Selasa 30 Juli 2024 seiring peningkatan volume penjualan. Koreksi IHSG pun masuk ke Rata-Rata Pergerakan Harian (MA) 10.
Analis PT MNC Securitas, Herditya Vikakshana mengatakan, kecuali IHSG mampu menembus level resistance terdekat di 7.354, maka posisi IHSG saat ini diperkirakan berada di awal gelombang 2 (3). Pergerakan IHSG masih memiliki ruang untuk terus berkembang.
Zona koreksi IHSG akan menguji kisaran 7.026-7.103, kata Harditya.
Harditya mengatakan, level support IHSG berada di 7.207,7,099 dan level resistance di 7.354,7,396 pada Rabu pekan ini.
Sementara itu, potensi penguatan IHSG terbatas dengan level support dan resistance di 7.200-7.300, menurut riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas. “Potensi reformasi masih terbuka,”
Muhammad Wafi, Analis PT RHB Securitas Indonesia, mengatakan IHSG melihat adanya perbaikan dan penembusan support garis MA20 dengan volume rendah. Selama masih berada di bawah garis MA20, kemungkinan besar akan rebound dan menguji resistance channel sideways.
Rentang pergerakan IHSG saat ini berada pada kisaran 7.200-7.400, kata Wafi. Rekomendasi stok
Untuk rekomendasi saham hari ini adalah PT CIMB Nayaga Tbk (BNGA), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), PT Bank Jago Tbk (ARTO), dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).
Sementara Herditya mengontrak saham PT BFI Finance Tbk (BFIN), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), dan PT Ultrajaya Milk Industry Tbk (ULTJ).
Penafian: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Lakukan kajian dan analisa sebelum membeli dan menjual saham. matthewgenovesesongstudies.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Berikut rekomendasi teknis dari MNC Securitas:
1.PT BFI Finance Tbk (BFIN) – Beli saat lemah
Saham BFIN menguat 3,51% ke 885 dan volume beli meningkat memperkuat BFIN hingga bergerak ke atas MA20. Saat ini posisi BFIN diperkirakan berada di awal gelombang 3 gelombang (1), kata Harditya.
Berbelanja di Kelemahan: 845-870
Target harga: 925, 1.000
Hentikan Kerusakan: Kurang dari 800
2.PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) – Beli saat lemah
Saham BRIS bergerak ke 2.480 dan masih overbought, namun konsolidasinya terhalang MA20. Harditya mengatakan, selama BRIS masih bertahan di atas 2.390, maka posisi BRIS saat ini diperkirakan berada di awal gelombang 3 (5).
Beli pada kelemahan: 2,430-2,470
Target harga: 2.620, 2.750
Stoploss: Di bawah 2,390
3.PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) – Beli saat lemah
Saham DSNG naik 0,72% menjadi 700 dan Harditya mengatakan DSNG saat ini diperkirakan menjadi bagian dari gelombang [i] gelombang 3, sehingga DSNG masih memiliki ruang untuk koreksi terbalik. .
Beli pada kelemahan: 665-690
Harga sasaran: 725, 755
Stoploss: Di bawah 655
4.PT Ultra Jaya Dud Udyog Tbk (ULTJ) – Beli saat lemah
Saham ULTJ terkoreksi 0,51% menjadi 1.945 dan masih mengalami peningkatan volume pembelian. “Saat ini posisi ULTJ diperkirakan berada di akhir gelombang i (iii), sehingga kemungkinan ULTJ akan mengalami koreksi terlebih dahulu,” kata Harditya.
Beli pada kelemahan: 1,835-1,920
Target harga: 2.010, 2.060
Stoploss: Di bawah 1.780
Dulu, mengutip laman IDX, indeks saham merupakan ukuran statistik yang mencerminkan keseluruhan pergerakan harga sekelompok saham yang dipilih dan dievaluasi secara berkala berdasarkan kriteria dan metodologi tertentu.
Tujuan Indeks Saham:
Mengukur sentimen pasar
Dibangun pada produk investasi pasif seperti reksa dana indeks dan indeks ETF serta produk derivatif
Tolok ukur untuk portofolio aktif
Hasil atau proksi investasi dalam pengukuran dan pemodelan pengembalian, risiko sistematis, dan kinerja yang disesuaikan dengan risiko.
Proksi untuk kelas aset dalam alokasi aset
Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indeks yang mengukur kinerja harga seluruh saham yang tercatat di Papan Utama dan Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Seperti dikutip dari laman OCBC NISP, fungsi IHSG adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan pergerakan pasar
Fungsi IHSG saat ini menunjukkan pergerakan saham di pasar modal. Melalui pergerakan saham tersebut, pelaku pasar modal dapat menganalisis sentimen jual beli instrumen investasi di Tanah Air secara real time.
Selain itu dapat diperoleh gambaran betapa menariknya negara tersebut di mata investor termasuk pihak eksternal di pasar modal, ekonom, pengamat, dan pemerintah.
2. Menyajikan benchmark kinerja portofolio efek
IHSG juga berupaya menunjukkan efektivitas benchmark bagi calon investor sebelum memasuki pasar modal. Grafik IHSG menampilkan informasi rata-rata harga saham yang dapat dijadikan acuan investor dalam mengambil keputusan.
3. Menampilkan perkiraan keuntungan
IHSG bekerja secara eksklusif untuk memberikan perkiraan keuntungan kepada calon investor. Data persentase pada grafik saham IHSG dapat dijadikan tolak ukur untuk mengetahui perkembangan investasi yang diharapkan di pasar modal. Jika rata-rata harga saham IHSG naik 10% dalam 6 bulan, maka saham yang Anda beli bisa saja naik 10% dalam enam bulan ke depan.
4. Menjadi produk investasi pasif
Selain itu, IHSG berperan sebagai produk investasi pasif atau aset acuan. Saat melakukan proses jual beli instrumen, seorang investor dapat membeli banyak saham berbeda dan menjualnya secara bersamaan kepada orang lain. Penjualan saham secara kolektif ini umumnya menggunakan harga saham IHSG. Jadi kalau harga IHSG naik maka harga kolektif saham juga ikut naik.