Fri. Sep 20th, 2024

IHSG dan Kapitalisasi Pasar Cetak Rekor pada 26-30 Agustus 2024, Ini Pendorongnya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kapitalisasi pasar mencatatkan rekor pada 26 hingga 30 Agustus 2024. Hal tersebut ditopang oleh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Amerika Serikat dan liberalisasi mata uang. data ekonomi.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Sabtu (31/08/2024), IHSG kembali mencetak rekor tertinggi baru dan menguat 0,57 persen menjadi 7.670,73 pada Jumat 30 Agustus 2024 dari rekor sebelumnya 7.658,87 pada 28 Agustus 2024 melonjak 1,68 persen menjadi 7.670,73 dari posisi minggu lalu 7.544,29.

Kapitalisasi pasar meningkat 2,62 persen menjadi Rp13,114 triliun dari Rp12,779 triliun pada pekan lalu. Sementara rata-rata nilai transaksi valas harian meningkat 86,73 persen menjadi Rp35,86 triliun dari pekan lalu Rp19,20 triliun.

Rata-rata frekuensi transaksi harian di bursa meningkat 10,64 persen menjadi 1,2 juta transaksi dari 1,08 juta transaksi pada minggu lalu.

Di sisi lain, rata-rata volume transaksi harian saham turun 1,41 persen menjadi 19,4 miliar lembar saham dari 19,67 miliar lembar saham pada pekan lalu. Investor asing mencatatkan aksi beli sebesar Rp 11,21 triliun pada Jumat 30 Agustus 2024. Sepanjang sepekan, investor asing memborong saham senilai Rp 15,03 triliun. Pembelian saham investor asing meningkat dibandingkan pekan lalu sebesar Rp 8,25 triliun. Sebab, aksi beli saham investor asing mencapai Rp 27,72 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, IHSG menguat 1,68 persen dalam sepekan. Hal ini dipengaruhi oleh rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) AS dan menguatnya nilai tukar rupee terhadap dolar AS.

Di sisi lain, pergerakan harga komoditas global dan semakin besarnya kemungkinan penurunan suku bunga FFR pada September 2024, kata Herditya saat dihubungi matthewgenovesesongstudies.com.

Untuk pekan depan, menurut Herditya, peluang penguatan IHSG masih terbatas. IHSG akan bergerak menuju level support 7.547 dan level resistance 7.743.

“Kami memperkirakan data inflasi Indonesia, data neraca perdagangan dan manufaktur Tiongkok, serta data ketenagakerjaan AS dan NFP akan dirilis minggu depan,” ujarnya.

Pada akhir tahun 2024, dia memperkirakan, IHSG akan berada pada kisaran 7.500-7.800.

BEI mencatat sepanjang pekan 26-30 Agustus 2024 terdapat 1 obligasi dan 3 sukuk yang listing di pasar modal.

Pada hari Rabu tanggal 28 Agustus 2024, Obligasi Berkelanjutan VII Sarana Multigriya Finansial Tahap VI Tahun 2024 dan Sukuk Musyarakah Berkelanjutan I Sarana Multigriya Finansial Tahap III Tahun 2024 PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sukuk Musyarakah memiliki tingkat rasio sebesar 6,70% per tahun dan nilai nominal Rp274 miliar dengan jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi.

Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) terhadap obligasi dan sukuk adalah idAAA (Triple A) dan idAAA(sy) (Triple A Syariah) dengan manajemen PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

 

Pada hari yang sama, Sukuk Mudharabah III Pegadaian Tahap II Tahun 2024 dan Sukuk Mudharabah I Pegadaian PT Pegadaian Tahap II Tahun 2024 mulai dicatatkan di BEI. Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III memiliki tingkat rasio sebesar 6,65% per tahun dan nilai nominal Rp 808,79 juta dengan jangka waktu 370 hari sejak tanggal penerbitan.

Sukuk Mudharabah Pegadaian Berwawasan Sosial Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2024 (SMPPGD01SOCN2) memiliki tingkat rasio sebesar 6,65% per tahun dan nilai nominal Rp1,4 triliun dengan jangka waktu 370 hari sejak tanggal penerbitan.

Hasil pemeringkatan Pefindo terhadap Sukuk Mudharabah III Tahap II Pegadaian 2024 dan Sukuk Mudharabah I Tahap II Pegadaian 2024 adalah idAAA(sy) (Triple A Syariah) dengan manajemen PT Bank Mega Tbk. Penerbitan umum obligasi dan sukuk

Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2024 sebanyak 104 emisi dari 64 emiten senilai Rp 86,49 triliun.

Dengan pendaftaran ini, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 591 emisi dengan nilai nominal beredar Rp 465,45 triliun dan USD 60,1188 juta, diterbitkan oleh 132 emiten.

Obligasi Negara (SBN) seri yang tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nilai nominal Rp 6.182,86 triliun dan USD 502,10 juta. Selain itu, BEI mencatatkan 9 penerbitan EBA dengan nilai Rp 2,93 triliun.

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada di zona hijau pada perdagangan Jumat (30/8/2024). Penguatan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang menghijau.

Mengutip data RTI, IHSG melonjak 0,57 persen menjadi 7.670,73. Indeks LQ45 melonjak 0,25 persen. Sebagian besar indeks acuan berada di zona hijau. Hingga pekan ini, IHSG berada pada level tertinggi 7.673,18 dan terendah 7.616,34.

Sebanyak 310 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Namun, sebanyak 274 saham melemah dan 207 saham bertahan. Total volume perdagangan sebanyak 1.137.957 kali dengan volume perdagangan 23,3 miliar lembar saham. Nilai transaksi hariannya Rp 26,7 triliun. Investor asing memborong saham Rp 11,20 triliun. Sepanjang tahun 2024, pembelian saham investor asing mencapai Rp 27,72 triliun. Posisi dolar AS terhadap rupee berada di level 15.450.

Peningkatan transaksi harian tersebut menyusul lonjakan transaksi saham PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) yang mencapai Rp 10 triliun di pasar perdagangan. Harga saham FASW naik 64,69 persen menjadi Rp9.058 per saham di pasar perdagangan. Saham FASW diperdagangkan sebanyak satu kali dengan volume perdagangan sebanyak 11.020.692 lembar saham. Harga saham FASW berada di level tertinggi dan terendah Rp 9.058 per saham.

Sedangkan saham NETV menguat 9,28 persen ke Rp 106 per saham. Harga saham NETV naik 9 poin menjadi Rs 106 per saham. Harga saham NETV setinggi Rp 106 dan terendah Rp 106 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 86 kali dengan volume perdagangan 268.757 lembar saham. Nilai transaksinya adalah Rp 2,8 juta.

Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Lotus Andalan Sekuritas Indonesia, IHSG terus mencetak rekor pada Agustus 2024.

“Kami melihat hal ini didukung oleh kondisi perekonomian yang kuat dan perbaikan kinerja penerbitan secara bertahap,” kata tim riset Lotus Andalan Sekuritas Indonesia.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *