Wed. Oct 9th, 2024

IHSG Merosot 0,60% ke 7.696 pada 23-27 September 2024, Ini Penyebabnya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Total (IHSG) lesu pada perdagangan 23-27 September 2024. Analis memperkirakan koreksi IHSG selama sepekan ini disebabkan oleh sentimen internasional, terutama China dan domestik.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditulis Sabtu (28/9/2024), IHSG melemah 0,60 persen menjadi 7.696,91 dari posisi pekan lalu 7.743. Koreksi IHSG ini lebih rendah dibandingkan pekan lalu, yaitu melemah 0,88 persen. Kapitalisasi pasar turun 1,02 persen menjadi Rp12,875 triliun dari pekan lalu Rp13,007 triliun.

Pekan ini, investor asing melepas saham senilai Rp 3,36 triliun. Pekan lalu, investor asing memborong saham senilai Rp 4,71 triliun. Pada tahun 2024, investor asing akan membeli saham senilai Rp 52,74 triliun.

Sementara itu, pada minggu ini terjadi kenaikan rata-rata nilai tukar harian transaksi tertinggi yaitu mencapai Rp16,36 triliun sebesar 9,64 persen dari minggu sebelumnya Rp14,92 triliun.

Selain itu, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa naik 5,33% menjadi 1,33 juta transaksi dari minggu lalu sebesar 1,26 juta transaksi. Rata-rata volume transaksi harian di pasar saham turun 14,72 persen menjadi 23,94 miliar lembar saham dari 28,07 miliar lembar saham pada pekan lalu.

Pekan ini, banyak sektor saham yang menghijau. Sementara itu, sektor transportasi dan logistik turun 1,7 persen, sektor saham infrastruktur turun 1,26 persen, sektor saham keuangan turun 1,08 persen, dan sektor saham industri turun 0,94 persen.

Di sisi lain, sektor saham energi naik 3,66 persen, sektor saham konsumen non-siklus bertambah 1,71 persen, dan sektor jasa kesehatan naik 2,36 persen. Sektor real estate dan real estate menguat 3,29 persen, sektor saham teknologi menguat 3,15 persen, dan sektor teknologi menguat 3,15 persen. Sementara sektor barang kebutuhan pokok atau bahan baku tumbuh sebesar 5,35 persen dan mencatatkan penguatan terbesar.

Herditya Wicaksana, Analis PT MNC Sekuritas, mengatakan IHSG melemah 0,6 persen selama sepekan dan dibarengi dengan peningkatan volume penjualan. Ia mengatakan, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, adanya aliran dana investasi dari IHSG yang sangat besar. Hereditia mengatakan, hal ini disebabkan adanya rencana pembelian stimulus dari People’s Bank of China (PBOC) untuk pasar properti Tiongkok serta pemberian stimulus terhadap perekonomian Tiongkok yang sedang melambat.

Kedua, selama sepekan ini, pergerakan rupee masih sangat kuat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Ketiga, perasaan eksportir PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang mengetahui akan hengkang dari FTSE.

Pekan depan, Hereditia memperkirakan, IHSG masih ingin melakukan koreksi. IHSG akan bergerak menuju level support 7.541 dan level resistance 7.810. “Untuk sentimen kita tunggu data manufaktur China, data inflasi Indonesia, dan data ketenagakerjaan AS,” ujarnya saat dihubungi matthewgenovesesongstudies.com.

Selain itu, BEI juga mengumumkan penerbitan obligasi berkelanjutan VI BFI Finance Indonesia Tahap 1 Tahun 2024 oleh PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) pada Jumat, 27 September 2024.

Obligasi Berkelanjutan VI BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2024 terdiri dari:

• Obligasi Berkelanjutan VI BFI Financial Indonesia Tahap I Tahun 2024 Seri A (BFIN06ACN1): Nilai nominal Rp100.000.000.000,00 dengan tingkat bunga 6,60% per tahun, jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi.

• Obligasi Berkelanjutan VI BFI Financial Indonesia Tahap I Tahun 2024 Seri B (BFIN06BCN1) : Nilai nominal Rp200.000.000.000,00 dengan tingkat bunga 6,80% per tahun, jangka waktu 2 tahun sejak tanggal emisi.

• Obligasi Berkelanjutan VI BFI Financial Indonesia Tahap I Tahun 2024 Seri C (BFIN06CCN1): Nilai nominal Rp300.000.000.000,00 dengan tingkat bunga 6,90% per tahun, jangka waktu 3 tahun sejak tanggal emisi.

Hasil pemeringkatan PT Fitch Ratings Indonesia untuk Obligasi Berkelanjutan VI BFI Financial Indonesia Tahap I Tahun 2024 adalah AA-(idn) (Double A Negatif) dengan kepercayaan PT Bank Tabongan Negara (Persero) Tbk.  

Total penerbitan obligasi dan sukuk yang tercatat pada tahun 2024 sebanyak 108 penerbitan dari 64 emiten dengan nilai Rp 91,39 triliun. Dengan pengajuan ini, total penerbitan obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI mencapai 588 penerbitan dengan nilai nominal Rp 458,16 juta dan USD 60,1188 juta diterbitkan oleh 132 emiten.

Terdapat 194 seri Obligasi Negara (SBN) yang tercatat di BEI dengan nilai Rp 6.273,24 triliun dan USD 502,10 juta. Selain itu, BEI mencatatkan 9 penerbitan EBA dengan nilai Rp 2,930 miliar.

Sebelumnya, indeks harga saham keseluruhan (IHSG) melemah pada periode perdagangan 17-20 September 2024.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditulis Sabtu (21/9/2024), IHSG turun 0,88 persen ke 7.743. Pekan lalu, IHSG berada di level 7.812,12. Koreksi IHSG juga diikuti kapitalisasi pasar. Kapitalisasi pasar saham turun 2,85 persen menjadi Rp13.007 triliun dari pekan lalu Rp13.390 triliun.

Pada Jumat 20 September 2024, investor asing mencatatkan pembelian saham senilai Rp 523,15 miliar. Selama sepekan, investor asing memborong saham senilai Rp 4,71 miliar. Aksi belinya menurun dibandingkan pekan lalu yang sebesar Rp 20,41 triliun. Pada tahun 2024, investor asing membeli saham senilai Rp 56,11 triliun.

Rata-rata nilai transaksi bursa harian juga mengalami penurunan sebesar 0,37 persen menjadi Rp14,93 triliun dari pekan sebelumnya sebesar Rp14,98 triliun.

Sementara rata-rata transaksi harian tertinggi bursa naik 15,3 persen menjadi 28,07 miliar lembar saham dari pekan lalu sebanyak 23,35 miliar lembar saham.

Selain itu, terjadi pula peningkatan rata-rata frekuensi penukaran harian selama sepekan sebesar 10,43 persen dari 1,14 juta transaksi menjadi 1,26 juta transaksi.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *