Fri. Sep 20th, 2024

IHSG Tersungkur 1,95% hingga Penutupan Sesi I, Ini Tanggapan BEI

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada sesi pertama perdagangan saham Selasa (16/4/2024). Koreksi IHSG terjadi di saat sebagian besar sektor ekuitas mengalami tekanan.

Mengutip data RTI, IHSG turun 1,95 persen menjadi 7.144,55 pada sesi pertama. Indeks LQ45 turun 3,09 persen menjadi 933,93. Seluruh indeks saham acuan berada di bawah tekanan. Pada sesi pertama, IHSG sempat menyentuh level tertinggi 7.285,78 dan terendah 7.066,57.

Sebanyak 486 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sebanyak 140 saham menguat dan 160 saham stagnan. Total frekuensi perdagangan sebanyak 1.085.268 kali dengan volume perdagangan 14,7 miliar lembar saham. Nilai transaksi harian saham tersebut sebesar Rp 11,4 triliun. Posisi dolar AS terhadap rupee sekitar 16.159.

Mayoritas sektor ekuitas mengalami tekanan kecuali sektor ekuitas energi yang menguat 1,48% dan sektor ekuitas dasar yang menguat 1,26%. Sementara itu, sektor saham industri mengalami penurunan sebesar 0,81 persen, sektor saham non-siklikal sebesar 3,19 persen, sektor saham siklis sebesar 2,55 persen, dan sektor saham kesehatan sebesar 1,6 persen.

Selain itu, sektor saham keuangan mengalami penurunan sebesar 2,87 persen, sektor saham real estate sebesar 2,66 persen, saham sektor teknologi sebesar 1,93 persen, saham sektor infrastruktur sebesar 1,23 persen, dan sektor saham transportasi sebesar 2,16 persen.

Sebelumnya, Fanny Suherman, Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, mengatakan IHSG berpotensi melemah pada Selasa 16 April 2024. Level support berada di 7.180-7.240 dan level resistance di 7.300-7.330.

Selain itu, mengutip Antara, tim peneliti Lotus Andalin Securitas dalam studinya mengatakan ketegangan geopolitik yang kembali memanas pasca konflik Israel dan Iran mewarnai pasar saham pasca libur Idul Fitri di seluruh dunia, karena negara-negara sangat bergantung pada komoditas tersebut untuk memproduksi bahan bakar.

 

 

“Ketegangan geopolitik memanas di Timur Tengah, menyebabkan para pelaku pasar khawatir akan terjadinya perang besar yang dapat semakin mengganggu perekonomian global dan menciptakan ketidakpastian pasar.”

Secara historis, guncangan geopolitik menyebabkan volatilitas jangka pendek, bukan penurunan pasar dalam jangka panjang, dimana dampak jangka pendek yang nyata adalah karena harga minyak global, berdasarkan studi tim peneliti Lotus Andalam Sekuritas Terdapat risiko kenaikan inflasi lagi. 90 USD per barel.

Dengan kondisi tersebut, Bank Indonesia (BI) dari dalam negeri akan mengambil tindakan intervensi semaksimal mungkin untuk mencegah fluktuasi ekstrim pergerakan nilai tukar rupiah, yang pada Selasa ini Bank Indonesia (BI) merilis untuk pengguna Indonesia menjadi Indeks Keyakinan (IKK) periode Maret 2024.

Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut beberapa alasan dilakukannya reformasi IHSG. Direktur Perdagangan dan Regulasi Anggota Bursa BEI Irwan Susandi mengatakan, ada sentimen global dan terkini yang mempengaruhi IHSG. Dari Emosi Global antara lain:

1. Ketegangan politik antar negara Timur Tengah meningkat sejak Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel pada Sabtu 13 April waktu setempat.

2. Meningkatnya imbal hasil Treasury AS sejalan dengan inflasi AS dan dinamika geopolitik. Sementara itu, anggota rumah tangga meliputi:

1. Berbagai data perekonomian nasional yang dirilis dalam dua pekan terakhir juga berdampak pada koreksi IHSG. Inflasi CPI tercatat sebesar 3,05% (y/y) pada Maret 2024, naik dari 2,75% (y/y) pada Februari 2024. Selain itu, cadangan devisa tercatat sebesar 140,4 miliar USD pada Maret 2024, yang pada Februari 2024 turun menjadi 144 miliar dolar AS.

2. Masa libur panjang Idul Fitri 2024 di tengah beragamnya sentimen perekonomian global.

“Musim libur panjang kita di Indonesia berlangsung pada 8-15 April 2024, sehingga penyesuaian pasar baru terjadi pada Selasa, 16 April 2024,” kata Irwan kepada wartawan, Selasa, 16 April 2024.

Sementara itu, indeks saham global seperti Vietnam, Taiwan, China, Korea Selatan, Jepang, Filipina, dan Australia mencatat penurunan lebih dari 2 persen dalam dua hari terakhir sejak Jumat. “Hal ini mengindikasikan adanya penyesuaian IHSG seiring dengan akumulasi risiko pasar selama hari raya,” kata Irwan.

Pada perdagangan Selasa pekan ini, pasar saham Asia-Pasifik mengalami aksi jual seiring dunia menunggu respons Israel terhadap serangan Iran. Mayoritas pasar saham di Asia turun 2 persen dengan pemenang terbesar: Saham ATLA naik 35 persen Saham PTSP naik 24,03 persen Saham OLIV naik 22,50 persen 16,67 persen Saham SSIA naik 14 persen.

  Saham-saham yang mengalami penurunan terbesar antara lain: Saham MDRN turun 20% Saham DADA turun 16,67% saham BSML turun 12,99% saham MGNA turun 12,50% Saham TARA turun 12,50%

  Saham-saham teraktif berdasarkan harga antara lain: Saham BBCA senilai 1,8 triliun Saham BBRI senilai Rp 1,5 triliun Saham TLKM senilai Rp 1 triliun Saham BMRI senilai 729,8 miliar saham BBNI senilai Rp 428,7 miliar

  Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensinya antara lain: Saham LMAX tercatat 80.137 kali Saham BBRI tercatat 62.978 kali Saham BBCA tercatat 56.808 kali Saham TLKM tercatat 41.424 kali Saham BMRI tercatat 28.199 kali

Mengutip CNBC, China mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun 2024. Tiongkok mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen pada kuartal I 2024 dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok lebih cepat dari 4,6 persen, menurut jajak pendapat para ekonom Reuters.

Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 2,37 persen. Indeks KOS Daq turun 2,24 persen. Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 2,19 persen. Sedangkan indeks Topix melemah 2,11 persen. Yen menyentuh 154 terhadap dolar AS, level terendah sejak Juni 1990.

Di Australia, indeks ASX 200 turun 2,05 persen. Di Hong Kong, indeks Hang Seng melemah 1,93 persen. Sedangkan indeks CSI 300 turun 1,18 persen setelah pengumuman pertumbuhan ekonomi China.

Di Wall Street, indeks Dow Jones melemah 0,65 persen. Indeks S&P 500 turun 1,2 persen dan indeks Nasdaq turun 1,79 persen, seiring melemahnya saham Salesforce dan saham teknologi. Imbal hasil obligasi 10 tahun naik menjadi 4,6 persen, tertinggi sejak pertengahan November.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *