Sat. Sep 7th, 2024

Imbas Ketegangan di Perbatasan Israel-Lebanon Meningkat, 7 Negara Ini Imbau Warganya Tinggalkan Lebanon

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Khawatir akan terjadi perang besar antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon, lima negara meminta warganya meninggalkan Lebanon. Mengikuti jejak dua negara sebelumnya, Amerika Serikat dan Inggris.

Pada Rabu (26/6/2024), Anadolu Agency memberitakan, Kementerian Luar Negeri Belanda di akun X mengimbau warganya untuk tidak bepergian ke Lebanon dan warga diimbau berangkat karena penerbangan komersial tetap dilanjutkan.

Jerman juga mengeluarkan travel warning dan meminta warganya yang saat ini berada di Lebanon untuk meninggalkan negaranya.

“Warga Jerman di Lebanon diminta segera meninggalkan negaranya. Situasi di perbatasan antara Israel dan Lebanon sangat tegang,” lapor Kementerian Luar Negeri Jerman di akun X.

Pemerintah Kanada juga mendesak warganya di Lebanon untuk meninggalkan negaranya karena ketegangan di perbatasan Lebanon-Israel.

“Keselamatan dan keamanan warga Kanada di dalam dan luar negeri merupakan prioritas utama Kanada,” kata Menteri Luar Negeri Melanie Joly dalam keterangannya Selasa (24/6).

Makedonia Utara juga meminta warganya untuk segera meninggalkan Lebanon karena situasi keamanan di sana pada Minggu (23/6).

Peringatan itu muncul setelah Kuwait pada Jumat (21/6) mendesak warganya untuk menahan diri melakukan perjalanan ke Lebanon dan mereka yang sudah berada di negara tersebut untuk meninggalkan negara itu sesegera mungkin “karena situasi keamanan di kawasan”.

 

Sementara itu, pada Rabu (26/6), Inggris dengan tegas mengimbau warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon.

“FCDO (Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan) menyarankan agar semua perjalanan ke Lebanon tidak dilakukan karena risiko yang terkait dengan konflik antara Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina,” kata Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, pada 5 Juni, Kedutaan Besar AS di Beirut menyarankan warga Amerika di Lebanon untuk tidak melakukan perjalanan ke wilayah yang berbatasan dengan Israel dan Suriah.

Ketegangan meningkat di perbatasan Lebanon dengan Israel akibat serangan lintas batas antara kelompok Hizbullah Lebanon dan pasukan Israel ketika Tel Aviv melanjutkan serangan berdarahnya di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 37.700 orang sejak Oktober, menyusul serangan yang dilakukan oleh kelompok Palestina Hamas. .

Dengan demikian, selain lima negara baru tersebut, ada tujuh negara yang meminta segera keluar dari Lebanon karena meningkatnya konflik di perbatasan antara Lebanon dan Israel. Ini termasuk: Amerika Serikat Inggris Kuwait Kanada Makedonia Utara Belanda Jerman

Perang Israel dengan Hamas di Gaza telah meningkatkan ketegangan antara negara yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Lebanon. Serangan demi serangan, terlihat orang terbunuh.

VOA Indonesia memberitakan pada Minggu (23/6/2024) bahwa Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah Lebanon pada Jumat (21/6). Dia meyakinkan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB berupaya menenangkan situasi dan mencegah misinformasi.

“Satu tindakan yang tidak terduga – yang sudah diperhitungkan – dapat menyebabkan krisis di luar batas negara, dan sejujurnya,” kata Guterres kepada wartawan.

“Mari kita perjelas: masyarakat di kawasan ini dan dunia tidak bisa membiarkan Lebanon menjadi bagian lain dari Gaza,” kata Guterres.

Sejak perang di Jalur Gaza dimulai pada bulan Oktober, Hizbullah yang didukung Iran telah menembakkan roket ke Israel sebagai bentuk solidaritas dengan sekutunya di Palestina, Hamas. Serangan-serangan tersebut telah memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka di Israel, sehingga memicu tekanan politik untuk mengambil tindakan yang lebih ekstrem.

Pada saat yang sama, puluhan ribu warga Lebanon meninggalkan rumah mereka akibat serangan Israel di Lebanon selatan.

Misi Iran untuk PBB mengatakan pada hari Jumat bahwa Hizbullah memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri dan Lebanon melawan Israel. Ia memperingatkan bahwa “mungkin sudah waktunya bagi sistem hukum ini untuk menghancurkan dirinya sendiri.”

“Keputusan bodoh apa pun yang dilakukan pemerintah Israel untuk menyelamatkan diri dapat mendorong kawasan ini ke dalam perang baru,” kata misi X Iran di PBB.

Klik di sini untuk lebih jelasnya… 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *