Mon. Sep 16th, 2024

IMF Menghadap Sri Mulyani Mau Laporan, Soal Apa?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menerima bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF) berdasarkan kajian ekonomi dan keuangan negara-negara anggota IMF, salah satunya Indonesia.

“Fungsi @the_imf salah satunya adalah melakukan penilaian ekonomi dan keuangan tahunan negara-negara anggota yang dikenal dengan Pasal IV (Implementasi Pasal 4 Perjanjian Pasal IMF dengan seluruh anggota),” tulis Sri Mulyani di akun pribadinya @smindrawati. , Selasa (4/6/2024).

Menkeu menjelaskan, tim IMF mengunjungi suatu negara untuk mengumpulkan informasi ekonomi dan keuangan kemudian berdiskusi dan memberikan kontribusi kepada pengambil kebijakan ekonomi negara tersebut. “Sore tadi saya menerima tim Article IV IMF yang terdiri dari Head of Mission IMF di Indonesia, Maria Gonzalez-Miranda, Head of Mission FSAP IMF, Ranjit Ajit Singh, Resident Representative IMF di Indonesia, Dennis Boatman, dan seorang tim ekonom IMF Mereka di sini untuk menyampaikan laporan evaluasi, ”ujarnya

Bendahara negara tersebut mengatakan kelompok ekonomi IMF menyajikan laporan yang antara lain memperkirakan pertumbuhan akan terus berlanjut dan kehati-hatian fiskal tetap dipertahankan.

Kemudian mereka juga memaparkan tantangan dinamika global dan lebih tinggi terhadap pilihan kebijakan makro, moneter dan fiskal jangka panjang, serta menilai risiko sektor keuangan dan pentingnya melakukan reformasi struktural untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Laporan IMF pada Pasal IV akan dibahas di Dewan Direksi IMF. Perbedaan pandangan IMF berguna untuk memperbaiki kebijakan dan indikator perekonomian, serta menjadi sinyal bagi para pelaku ekonomi. .tentang arah kebijakan perekonomian negara,” kata Menteri Keuangan

Dana Moneter Internasional (IMF) angkat bicara mengenai ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, menyusul langkah Presiden Joe Biden yang menaikkan tarif impor mobil listrik dan barang-barang lainnya dari Tiongkok.

Dikutip CNBC International, Senin (20/5/2024) Juru Bicara Julie Kozak mengatakan Amerika Serikat akan lebih baik mengenakan bea masuk baru terhadap barang-barang China.

Kozak berspekulasi bahwa pembatasan perdagangan yang diumumkan Biden dapat mengganggu perdagangan dan investasi, serta rantai pasokan, dan memicu tindakan serupa.

“Perkembangan seperti ini bisa sangat merusak perekonomian global,” katanya pada konferensi pers, seraya mengungkapkan bahwa IMF telah mengidentifikasi sekitar 3.000 pembatasan perdagangan global pada tahun 2023, dibandingkan dengan 1.000 pembatasan pada tahun 2019. Skenario terburuk.

Dalam skenario terburuk, terdapat risiko runtuhnya blok geopolitik, yang akan mengurangi output perekonomian global sekitar 7%, atau setara dengan menghapus PDB gabungan Jepang dan Jerman.

“Dalam hal tarif, pandangan kami adalah bahwa Amerika Serikat akan lebih terlayani dengan mempertahankan kebijakan perdagangan terbuka yang penting bagi kinerja perekonomiannya,” kata Kozak.

“Kami juga mendorong Amerika Serikat dan Tiongkok untuk berupaya mencari solusi yang mengatasi kekhawatiran mendasar yang memicu ketegangan perdagangan antara kedua negara,” katanya.

Selain itu, Kozak juga mengatakan bahwa Geeta Gopinath, wakil direktur pelaksana pertama IMF, akan mengunjungi Beijing antara tanggal 26 dan 29 Mei untuk bertemu dengan pejabat pemerintah sehubungan dengan tinjauan Pasal IV tahunan IMF terhadap kebijakan ekonomi Tiongkok.

Kenaikan bea masuk yang baru-baru ini diumumkan oleh Amerika Serikat terhadap Tiongkok juga mencakup produk tenaga surya, semikonduktor, dan pasokan medis.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *