Mon. Sep 16th, 2024

IMF Optimis The Fed Pangkas Suku Bunga di Akhir 2024

Federal Reserve (Fed) mungkin mulai menurunkan suku bunga pada akhir tahun ini, demikian informasi dari Dana Moneter Internasional (IMF) Jakarta kepada matthewgenovesesongstudies.com.

IMF memperingatkan bahwa The Fed perlu bertindak hati-hati setelah inflasi AS turun pada bulan Juni, sehingga meningkatkan harapan penurunan suku bunga lebih awal.

Mengutip pemberitaan AS, Jumat (12/7/2024), Juru Bicara IMF Julie Kozack mengatakan proses inflasi di AS sudah dimulai.

Kozack menyampaikan pidatonya setelah sebuah laporan menunjukkan Indeks Harga Konsumen AS turun 0,1% pada bulan Juni, menandai penurunan bulanan pertama dalam empat tahun. “Kami mendukung pendekatan kebijakan moneter The Fed yang berbasis data dan hati-hati. Kami yakin The Fed akan berada dalam posisi untuk menurunkan suku bunga tahun ini dan mempertahankan penilaian tersebut,” kata Kozack pada konferensi pers.

Kozack membuat kemajuan besar di AS, dengan belanja federal dan infrastruktur untuk memitigasi COVID-19. Kozack mencatat bahwa investasi pada energi hijau dan semikonduktor memiliki dampak positif terhadap perekonomian negara. Saran dari IMF

Namun, Kozack mengatakan rekomendasi tahunan terbaru IMF merupakan rekomendasi lama agar AS menjaga utangnya tetap terkendali.

“Defisit fiskal saat ini sangat tinggi, dan terutama ketika perekonomian kuat, langkah-langkah perlu diambil untuk menjaga rasio utang terhadap PDB pada jalur penurunan yang signifikan. Hal ini memerlukan langkah-langkah fiskal yang luas,” kata Kozack. .

IMF memperkirakan pertumbuhan PDB akan mencapai 3,2% dari produk domestik bruto pada tahun fiskal 2024 yang berakhir pada tahun fiskal 2024, naik dari 2,4% pada tahun fiskal 2023 karena kenaikan suku bunga.

Kozack mengatakan rasio ini akan tetap tinggi meski dalam jangka menengah karena tingginya tingkat defisit dan utang.

Ketua Federal Reserve (Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) Jerome Powell mengaku khawatir jika suku bunga tetap tinggi dalam jangka waktu lama maka pertumbuhan ekonomi AS akan terpengaruh.

Mengutip CNBC International, Rabu (10/7/2024), Powell mengatakan perekonomian AS tetap kuat, begitu pula pasar tenaga kerja, meski terjadi penurunan baru-baru ini. 

Kepala bank sentral AS mengutip penurunan inflasi dan mengatakan para pengambil kebijakan tetap teguh pada target pengurangan 2 persen.

“Pada saat yang sama, kenaikan inflasi bukanlah satu-satunya risiko yang kita hadapi, berkat pertumbuhan selama dua tahun terakhir yang telah menurunkan inflasi dan mendinginkan pasar tenaga kerja,” ujarnya dalam pidatonya di Capitol Hill.

“Pemotongan kebijakan yang terlambat atau terlalu sedikit dapat merugikan aktivitas ekonomi dan lapangan kerja,” katanya.

Komentar tersebut bertepatan dengan peringatan satu tahun kenaikan suku bunga bank sentral, yang mengubah suku bunga acuan The Fed dari 5,25% menjadi 5,50%, yang kini berada pada level tertinggi dalam 23 tahun.

Pasar memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan September mendatang, dan berpotensi menurunkan suku bunga sebesar seperempat pada akhir tahun.  Namun, anggota FOMC mengindikasikan hanya satu pemotongan pada pertemuan bulan Juni.

Inflasi AS menunjukkan perbaikan.

Dalam beberapa hari terakhir, Powell dan rekan-rekannya mengindikasikan bahwa data inflasi cukup menggembirakan setelah terjadi kenaikan yang mengejutkan di awal tahun ini. 

Inflasi AS pada bulan Mei 2024 adalah 2,6% pada bulan Mei 2024, sebagaimana dinilai oleh indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi The Fed. Pada Juni 2022, angkanya telah meningkat di atas 7%.

“Dengan tidak adanya kemajuan menuju target inflasi 2 persen pada awal tahun ini, data bulanan terbaru menunjukkan sedikit kemajuan,” kata Powell.

“Data yang lebih baik akan memperkuat keyakinan kami bahwa inflasi akan bergerak stabil menuju 2 persen,” jelasnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *