Mon. Sep 16th, 2024

Indonesia Fashion Week 2024 Kebanjiran Desainer Muda yang Mengusung Tema Silhouette Adapt

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Pergantian musim fesyen setiap tahunnya mempunyai warna yang berbeda-beda dan sangat dinanti-nantikan oleh para perancang busana tanah air, namun perubahan tersebut juga mengingatkan kita pada era fesyen masa lalu, dan kini banyak kita jumpai siluet. Ini telah diadopsi dan disajikan dengan cara yang berbeda dari cara sebelumnya.

Oleh karena itu, pada ajang tahun ini, Immerse Fashion Academy yang digelar pada hari Jumat, 29 Maret 2024, bertepatan dengan pekan mode Indonesia di JCC, menampilkan karya terbaik dari sembilan mahasiswa binaan Immerse Fashion Academy.

Desainer muda tersebut adalah Rania Syed Abdat, Ginaya Putri, Montiana, Grace Felicia Nogoi, Nagma Aisi Muchita, Edralia Yunka, Alia Assegaf, Nadia Sifa Hisana dan Alia Salva Adisti yang menciptakan karya dengan tema “Silhouette Adapt”.

Tren ini dimaksudkan untuk menonjolkan koleksi abstrak temporer yang sesuai dengan siluet fesyen masa lalu dan masa depan.

 

Mengadaptasi dan mendesain ulang siluet klasik menjadikan Silhouette Adapt sebagai koleksi yang patut diwaspadai para fashionista Indonesia.

Tak hanya menggunakan siluet, mereka juga menggunakan kain tradisional etnik, seperti motif batik yang dibuat sendiri oleh desainernya, serta detail rumit yang melengkapi pakaiannya.

Kejujuran dalam bekerja menjadi ciri khas mahasiswa Immerse Fashion Academy. Inilah modal dasar yang dibutuhkan setiap calon desainer untuk memulai bisnis di industri desain fashion.

 

Immerse Fashion Academy mengatakan dengan koleksinya ini, pihaknya berupaya untuk terus mengimplementasikan keaslian budaya bangsa Indonesia. Sehingga karya-karyanya dapat dinikmati di masa kini dan masa depan yang terus berubah mode.

Immerse Fashion Academy Jakarta dikenal sebagai salah satu akademi mode terbaik di Indonesia, bertujuan untuk menghasilkan desainer muda berbakat di industri fashion. Tujuannya agar bisa autentik dalam berkarya agar mampu bersaing dengan industri fashion dalam dan luar negeri.

Salah satu kekuatan yang dirasakan dari Immerse Fashion Academy adalah memungkinkan dan membimbing siswa untuk melihat fashion dari perspektif yang berbeda, tidak hanya dari perspektif bisnis. Mereka menampilkan pakaian avant-garde di setiap pertunjukan yang mereka lihat.

Fesyen masa kini menuntut para penggiat pembangunan untuk mampu melihat segala sisi dan memberikan kita kesempatan untuk memisahkan diri dari desainer lain.

 

Selain itu, Indonesia Fashion Week juga menampilkan karya terbaik sembilan mahasiswa Immerse Fashion Academy yang bertemakan CORE (Concept of the Great Era).

Yang menganjurkan gagasan ini adalah Helena Arora, Sharon Maribel, Cecilia Arnan, Stephanie Riyadh, Eileen Arelia, Nabila Kezia Nandara, Almira Keiko, Venia dan Sydney Leonora Fabrianto.

Gaya ini mencakup kualitas dasar seseorang yang ingin mengungkapkan pendapat unik melalui pakaian. Ini menunjukkan keberanian untuk mewujudkan impian seseorang dan membawa perasaan emosional.

Hal ini menunjukkan kepuasan dalam mewujudkan siluet baru dan mengemasnya secara kohesif, yang mungkin tidak biasa dan bisa menjadi salah satu mahakarya siswa di setiap pertunjukan yang mereka ikuti.

 

Mulai dari keberanian mengungkapkan perasaan dan jati diri melalui mendesain pakaian, harus mengembangkan keberanian untuk mengekspresikan diri di industri fashion.

Melalui koleksi ini, Immerse Fashion Academy berharap dapat menginspirasi banyak desainer muda untuk keluar dari zona nyaman di dunia desain, menemukan keindahan dan keberanian, serta mengeksplorasi keunikan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *