Sat. Sep 21st, 2024

Indosat Ajak Generasi Muda Jaga Lingkungan Lewat Film Fiksi Ilmiah Berkonsep Multiverse

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Indosat Ooredo Hutchison mengajak generasi muda untuk menyelamatkan lingkungan melalui film bertajuk “Jaga Raya”. Film pendek ini bercerita tentang seorang peneliti biologi bernama Raja yang khawatir akan polusi yang semakin mencemari bumi.

Uniknya, film ini berfokus pada dunia multiverse Raja, dimana di dunia multiverse lainnya, Raja menjadi korban dari kondisi lingkungan yang semakin memburuk.

Namun kegigihannya melakukan penelitian terhadap bibit mangrove membuahkan hasil. Selanjutnya kekasih Raja, Jaga, mampu membawa benih tersebut ke masa kini untuk mencegah kerusakan lingkungan lebih lanjut yang terjadi di dunia paralel mereka.

Premis ini diambil oleh Indosat Ooredo Hutchison dalam film tersebut sebagai salah satu komitmennya terhadap pelestarian lingkungan.

SVP Corporate Communications, Indosat Ooredo, Hutchison, Steve Saerang mengatakan perilisan film pendek sci-fi ini merupakan bagian dari kampanye ‘Plant Oxygen’ Indosat.

“Penanaman Oksigen yang ditayangkan di YouTube Indosat merupakan cerminan tanggung jawab kami terhadap lingkungan yang berkelanjutan,” kata Steve dalam keterangannya.

Selain itu, film sci-fi ini juga merupakan bentuk edukasi kepada masyarakat Indonesia untuk lebih memahami pentingnya peran mangrove sebagai biofilter polusi dan penghasil oksigen.

Steve mengatakan melalui film ini pihaknya berharap dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membantu menjaga kebersihan udara.

Sekadar informasi, data saat ini menyebutkan bahwa 99% populasi dunia menghirup udara yang sangat tercemar. Selain itu, data WHO menunjukkan bahwa emisi karbon dioksida akan mencapai rekor tertinggi pada tahun 2022.

Jarangnya keberadaan udara bersih membuat Indosat mengajak masyarakat berkontribusi melalui aksi nyata dalam program penanaman oksigen. Masyarakat juga bisa berpartisipasi langsung dengan membeli bibit mangrove seharga Rp 80 ribu per pohon.

Selain membantu mengurangi polusi udara, mangrove juga memiliki manfaat bagi lingkungan seperti mencegah erosi, mengurangi dampak tsunami dan menjadi kawasan wisata.

Kepedulian Indosat terhadap mangrove tidak hanya lewat film ini. Sebelumnya, Indosat Ooredo Hutchison (Indosat) berkolaborasi dengan Global System for Mobile Communications Association (GSMA) dalam upaya meningkatkan ketahanan lingkungan dan ekonomi Indonesia melalui pengembangan mitigasi berbasis seluler.

Kolaborasi ini merupakan salah satu inisiatif untuk mengatasi dampak perubahan iklim global yang dituangkan dalam Program Digitalisasi Konservasi Mangrove Kalimantan Utara.

“Kolaborasi Indosat dengan GSMA merupakan langkah nyata dalam mengatasi perubahan iklim melalui pemanfaatan teknologi digital,” kata Chairman dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha, Senin (22/05/2023) di Tarakan.

Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Global System Mobile Communications Association Asia Pacific (GSMA), Julian Gorman, yang mengatakan bahwa GSMA telah memperkuat komitmennya dalam mengatasi tantangan iklim global dengan mendukung program digitalisasi untuk mengatasi dampak negatif dan iklim ekstrem.

Kolaborasi keduanya diwujudkan dengan hadirnya Indosat dan GSMA Mobile Innovation Hub.

Program digitalisasi konservasi mangrove ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Barcelona pada Maret 2023 yang akan dilaksanakan dalam dua bentuk kegiatan.

Yang pertama adalah pemetaan wilayah laut dan pesisir menggunakan open source dan pemetaan geospasial di wilayah pesisir dan laut Kalimantan Utara, khususnya di Desa Setabu, Kecamatan Sebatik Barat. Kegiatan ini akan melibatkan warga sekitar dan tokoh masyarakat menggunakan aplikasi Qfiled yang dapat diupdate secara berkala.

Melalui aplikasi Qfield, Indosat bersama GSMA, BMZ dan GIZ juga menawarkan kursus pemetaan untuk pemetaan wilayah pesisir dan pesisir serta pembuatan peta digital untuk kegiatan selanjutnya.

Keberhasilan kegiatan ini dapat digunakan untuk menyebarkan informasi kepada pelaku usaha lain dan menjaga hutan mangrove dalam jangka panjang.

 

Kegiatan kedua adalah memperkenalkan solusi digital berbasis Internet of Things (IoT) kepada petambak udang lokal untuk memantau ketinggian air tambak, khususnya yang berada di dekat kawasan budidaya mangrove.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas kolam kecil dan mencegah ancaman terhadap hutan bakau akibat penebangan oleh peternakan ikan besar.

Program berkelanjutan ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), Universitas Kalimantan Tarakan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dan Pemerintah Daerah Sebatik Barat.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *