Mon. Sep 16th, 2024

Inflasi Naik, Jangan Abaikan Kebutuhan Protein Hewani Anak agar Tidak Stunting dan Anemia

matthewgenovesesongstudies.com, JAKARTA – Laju inflasi Indonesia naik menjadi 3,05 persen pada Maret 2024 dari 2,61 persen pada Desember 2023, kata Badan Pusat Statistik (BPS), akibat menurunnya daya beli pangan.

Situasi ini memberikan tantangan bagi para ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi anak sekaligus mengatur keuangan rumah tangga. Data panel harga Badan Pangan Nasional (BAPNAS) menunjukkan harga bahan pokok seperti beras, minyak, telur, dan ayam terus meningkat.

Oleh karena itu, pada tahun ini kami menyarankan para ibu untuk lebih berhemat saat membeli makanan sehat untuk bayi, terutama tanpa mengurangi kebutuhan protein hewani. 

Peneliti LPEM FEB UI, M.Si. Teuku Riefky mengatakan inflasi akan meningkat pada periode Januari hingga Maret 2024, namun akan mulai turun tipis hingga tiga persen pada April 2024.

Ke depan, inflasi pada triwulan II diperkirakan akan semakin menurun dan kemungkinan besar akan berdampak positif terhadap daya beli masyarakat. “Meski ada kemungkinan penurunan inflasi dan pemulihan ekonomi, namun masih diperlukan produk yang lebih terjangkau,” ujarnya pada Sabtu, 18 Mei 2024, mengutip keterangan resmi yang diperoleh Health matthewgenovesesongstudies.com.

Para ibu harus bisa mengambil keputusan bijak di masa-masa sulit ini. Tentu saja mereka tidak ingin anaknya kekurangan pangan sehingga menghambat tumbuh kembang optimal sehingga sulit mencegah stunting.

Makanan sehat harus didahulukan. Menurut data terbaru Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, 1 dari 4 anak di bawah usia 5 tahun berisiko mengalami anemia yang sebagian besar disebabkan oleh kekurangan zat besi.

 

Selain itu, dr. dr. Luciana Budiyati Sutanto MS SpGK mengatakan, anak-anak Indonesia masih menghadapi tantangan kesehatan yang besar seperti anemia. Selama lima tahun pertama kehidupannya, anak harus mendapat gizi lengkap dengan makanan dan minuman bergizi.

“Pemerintah telah mengeluarkan pedoman pola makan seimbang yang mencakup karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayur-sayuran, dan buah-buahan,” ujarnya.

Zat besi merupakan zat gizi penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan optimal pada anak, baik secara fisik maupun intelektual. Oleh karena itu, penting bagi ibu di masa emas untuk mengutamakan gizi bayi yang optimal agar menjadi generasi maju.

 

Ia menjelaskan, zat besi bisa didapat dari berbagai jenis makanan, seperti daging merah, kerang, ikan, hati, kedelai, kacang-kacangan, dan susu yang diperkaya zat besi.

Makanan kaya zat besi membantu mencegah anemia defisiensi besi pada anak. Selain itu, vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi di usus.

Penelitian menunjukkan bahwa penyerapan zat besi dalam tubuh berlipat ganda dengan adanya vitamin C. Oleh karena itu, mengonsumsi susu fortifikasi yang kaya zat besi dan vitamin C akan meningkatkan asupan zat besi, ujarnya.

Susu nabati juga merupakan sumber protein hewani yang memiliki nilai biologis lebih tinggi dibandingkan protein nabati karena mengandung asam amino yang lebih kompleks dan mudah diserap tubuh.

“Dengan memastikan asupan yang lengkap berdasarkan pola makan seimbang dan memperhatikan asupan zat besi, diharapkan tumbuh kembang anak usia dini dapat optimal dan terhindar dari anemia defisiensi besi,” imbuhnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *