Mon. Sep 16th, 2024

Inflasi PCE Amerika Serikat Merosot pada Mei Topang Rupiah Hari Ini 3 Juli 2024

matthewgenovesesongstudies.com, JAKARTA – Rilis data perekonomian Amerika Serikat (AS) menjadi penopang pergerakan rupee pada Rabu (7 Maret 2024). Perlambatan data inflasi pengeluaran pribadi (PCE) AS mendorong penguatan rupee.

Melansir Antara, Rupee menguat 16 poin atau 0,10 persen hingga diperdagangkan pada Rp 16.380 terhadap Dolar AS pada awal perdagangan Rabu, 3 Juli 2024. “Inflasi PCE naik menjadi 2,6% pada Mei 2024 dari 2,7% pada April 2024,” kata Renee Ika Putri, analis pasar uang Bank Mandiri.

Rainey mengatakan penurunan inflasi menjadi sentimen positif bagi rupee karena sejalan dengan pedoman bank sentral AS atau Federal Reserve untuk Juni 2024 dan adanya ruang untuk penyesuaian penurunan suku bunga dana federal (FFR). ) buka lagi

Ada kemungkinan 55% bahwa penurunan suku bunga dana federal berikutnya akan terjadi pada pertemuan September 2024, menurut CME Group.

Sementara itu, rapat Federal Open Market Committee (FOMC) berikutnya pada Juli 2024 diperkirakan masih mempertahankan FFR pada level 5,5%.

Saat ini, investor akan menunggu rilis pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada hari Kamis pekan ini untuk mengetahui arah kebijakan lebih rinci dari Federal Reserve, dan memperkirakan data sektor tenaga kerja AS akan dirilis akhir pekan ini.

Data non-farm payroll diperkirakan sebesar 180.000, turun dari sebelumnya 272.000, dan tingkat pengangguran AS pada Mei 2024 diperkirakan sebesar 4%.

Dalam jangka pendek, secara teknis rupee akan mulai bergerak menuju kisaran Rs 16.200 hingga US$16.400.

Pada awal perdagangan Rabu, Rainey memperkirakan rupee akan menyentuh $16.435 terhadap dolar AS dalam kisaran $16.375.

Sebelumnya, rupee melemah pada hari Selasa karena kehati-hatian membebani menjelang data utama AS.

Rupee terdepresiasi sebesar 75 poin atau 0,46% terhadap dolar AS menjadi Rp 16.396, lapor ANTARA, Selasa (2/7/2024).

Pengamat pasar uang Ariston Tejendra mengatakan pelemahan tersebut disebabkan kekhawatiran investor terhadap data tenaga kerja AS, khususnya data non-farm payrolls, yang diperkirakan akan menunjukkan hasil positif.

Selain data angkatan kerja, pasar juga menantikan pidato Gubernur Federal Reserve (Fed) dan notulen rapat bank sentral yang akan dirilis dalam waktu dekat. suku bunga

Investor ingin melihat apakah data dan pernyataan ini menyebabkan penurunan suku bunga acuan AS.

Pelemahan rupiah juga tercermin pada Jakarta Interbank Dollar Spot Rate (JISDOR) Bank Indonesia yang sebelumnya turun menjadi $16.384 terhadap dolar AS.

Sebelumnya, Persatuan Pengusaha Ritel Indonesia (Eprindo) menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi meningkatkan harga bahan pokok industri ritel dan menurunkan daya beli masyarakat.​

Ketua Umum Uprindo Roy N. Mande mengakui pelemahan rupee telah mendorong kenaikan harga bahan baku impor dan barang penolong yang diproduksi oleh pemasok dan produsen hulu. Oleh karena itu, ritel modern berdampak pada biaya hilirisasi produk

Dampaknya terhadap bisnis ritel apa? Dampaknya terhadap bahan baku dan barang penolong yang diproduksi oleh pemasok ritel, kata Roy dalam konferensi pers yang digelar di kantor April di Jakarta, Jumat (28 Juni 2024). Pengaruh.

Dia mengatakan produsen membayar dalam dolar AS ketika membeli bahan baku dan penolong. Jadi menurut hukum ekonomi, ketika harga beli bahan baku naik maka harga jualnya juga akan naik

“Mereka menjual ke kita pengecer. Pengecer tidak menaikkan harga, tapi mereka menaikkan harga produsen, pemasok, pemasok, produsen karena bahan baku dan aksesoris yang harus diimpor meningkat. Karena membeli dolar lebih mahal dari sebelumnya. Itu selalu murah.

Namun kenaikan harga ini tidak berlaku untuk seluruh produk eceran karena tidak semua bahan baku dan bahan penolong diimpor.

“Tidak semua produk, karena tidak semua produk impor, tapi produk yang bahan baku dan bahan tambahannya impor pasti akan mempengaruhi harga jualnya,” ujarnya.

Misalnya saja bahan baku yang diimpor antara lain kedelai karena Indonesia masih mengimpor kedelai dari Amerika Latin, lalu produk dari beras hingga gula

“Bahan baku dan bahan penolong produk apa saja yang diimpor? Misalnya kedelai, jadi bahan baku kedelai tidak ada di Indonesia dan harus dari Amerika Latin. Kedelai harus impor. Lalu ada bahan baku lainnya. Kita tahu itu Berasnya juga impor, gulanya juga,” ujarnya.

Solusinya hanya satu, yakni pemerintah harus bisa memberikan subsidi bahan baku dan bahan penolong impor. Tujuannya adalah untuk mencegah kenaikan harga pada banyak produk ritel.

“Apakah pemerintah akan menambah subsidi? Kalau tidak ditambah subsidi pasti harganya naik. Tapi kalau tidak tertahankan, kami tidak mau menaikkan harga, meski risikonya meningkat dan ada beberapa kendala. Volume penjualan akan meningkat. berkurang,” ujarnya.

Jadi ini bukan persoalan baru, tapi sudah terjadi berkali-kali. Jadi penting bagi pemerintah untuk segera mengambil tindakan, kata Roy.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *