Thu. Sep 19th, 2024

Ini Manfaat bagi Indonesia Jadi Tuan Rumah World Water Forum ke-10

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Setelah sebelumnya berkesempatan menyambut delegasi asing dan menyelenggarakan forum internasional seperti G20 dan ASEAN, kali ini Indonesia kembali berencana menjadi tuan rumah konferensi internasional lainnya yakni Konferensi Air Dunia ke-10 yang akan digelar di Bali. 18-25 Mei 2024.

Terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Air Dunia tahun 2024 tentunya membawa berbagai manfaat termasuk menunjukkan komitmen dan kontribusi nyata Indonesia di bidang sumber daya air. Selain itu, Indonesia juga dapat menjadi contoh bagi negara lain atas keberhasilannya dalam mengelola sumber daya air.

“Indonesia juga akan memaparkan beberapa proyek pada World Water Forum ke-10. Kita tentunya berharap pertemuan ini akan menghasilkan berbagai kolaborasi dan kesepakatan yang dapat ditindaklanjuti dalam implementasi nyata,” ujar Wakil Ketua Sekretariat Nasional Air Dunia ke-10. Forum. dan Staf Profesional Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Teknologi, Industri dan Lingkungan Hidup Endra S. Atmawidjaja, seperti dikutip dari situs resmi World Water Forum.

Penyelenggaraan World Water Forum pada bulan depan, kata Endra, juga merupakan langkah penting dalam mempercepat salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yaitu akses terhadap air bersih dan sanitasi lingkungan yang layak.

Dalam acara ini, para pemangku kepentingan akan bekerja sama untuk mencari solusi permasalahan air dunia dalam konferensi ini.

Selain itu, diselenggarakannya Kongres Air Dunia juga akan memberikan manfaat bagi Indonesia dalam bidang pariwisata.

Kepala Seksi V Pameran dan Pameran World Water Forum ke-10 sekaligus Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno meyakini, World Water Forum ke-10 akan menjadi kesempatan baik bagi Indonesia untuk memperkenalkan keanekaragaman budaya dan pariwisata khususnya. , kepada dunia.

Hal ini terlihat dari salah satu rangkaian adegan pembuka yang akan menampilkan prosesi melukat atau upacara penjernihan air khas Bali yang merupakan upacara adat Bali dengan konsep Rahina Tumpek Uye dan Upacara Segara Kerthi.

Oleh karena itu, dukungan utama yang akan diberikan Kemenparekraf adalah agar para delegasi dapat merasakan sendiri prosesi melukat yang memiliki makna spiritual bagi masyarakat Bali. Protes pahit ini nantinya akan melibatkan pemerintah daerah.

“Akhir masa pemerintahan Presiden Jokowi ini akan kita adakan sebagai peristiwa yang patut dikenang. Kita akan siapkan di beberapa tempat untuk side event unjuk rasa,” kata Sandiaga.

Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sumber Daya Air Firdaus Ali menambahkan, Kongres Air Dunia ke-10 merupakan konferensi terbesar sepanjang sejarah yang diselenggarakan setelah pandemi COVID-19, dimana Indonesia menjadi negara ketiga di Asia yang menjadi tuan rumah. , setelah Jepang dan Korea Selatan.

“Konferensi Air Sedunia ke-10 di Bali merupakan pertemuan besar untuk mengubah segala kebijakan, semangat, semangat, agar bersama-sama kita menatap masa depan, menjadikan air sebagai sumber kehidupan dan perdamaian, bukan sebaliknya sebagai sumber konflik dan bencana. ,” kata Firdaus. .

Lebih lanjut, sebagai tuan rumah, Indonesia berharap Kongres Air Dunia ke-10 dapat membawa solusi nyata untuk mengatasi permasalahan air dunia.

Selain itu, Indonesia juga dapat berbagi pengalaman dalam menyelesaikan permasalahan pengelolaan air. Hal ini mencakup penggunaan teknologi untuk efisiensi air di berbagai sektor seperti pertanian, pertambangan, industri dan pengelolaan wilayah sungai, serta strategi untuk menghadapi bencana iklim.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *