Thu. Sep 19th, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Selain mudah digunakan, Google Chrome juga menyediakan berbagai fitur tambahan yang bisa dipasang sesuai kebutuhan pengguna.

Namun popularitasnya menjadikannya sasaran empuk bagi peretas dan penyebar malware yang ingin memanfaatkan celah keamanannya.

Tapi jangan khawatir, Google tidak statis. Mereka terus memperbarui celah keamanan di Google Chrome untuk menjaga data pengguna tetap aman dan jauh dari tangan penjahat dunia maya.

Khusus untuk pengguna bisnis, Google Chrome Enterprise Premium (Google Chrome berbayar) menawarkan keamanan yang ditingkatkan.

Browser versi baru ini hadir dengan tingkat keamanan tinggi yang mampu memberikan perlindungan data yang aman kepada pengguna saat online.

Chrome Enterprise Premium hadir dengan dua pilihan yakni Core (Gratis) dan Premium (Berbayar). Apa bedanya?

Opsi berbayar hadir dengan fitur pencegahan kehilangan data dan pemindai malware yang lebih detail.

Sementara itu, opsi gratis masih menawarkan perlindungan umum terhadap pencurian identitas dan malware. Namun, Google tidak melupakan pengguna Chrome standar.

Mereka juga menguji fitur keamanan baru yang memberi pengguna kontrol lebih besar terhadap situs web yang dapat mereka akses menggunakan mouse dan keyboard.

Meskipun ini mungkin tampak seperti fitur kecil, namun sangat berguna dalam membatasi akses penjahat terhadap informasi sensitif pengguna. Jadi, tidak perlu khawatir dalam menggunakan Google Chrome.

Dengan peningkatan keamanan berkelanjutan dari Google, pengguna dapat menjelajahi Internet dengan aman dan nyaman.

Google Chrome akan menghapus “miliaran data” yang diperoleh secara ilegal dari pengguna diam-diam.

Selain itu, perusahaan akan lebih transparan mengenai pengumpulan data dan mempertahankan pengaturan yang memblokir cookie pihak ketiga di Chrome selama lima tahun ke depan.

Google mengambil langkah ini sebagai tanggapan atas gugatan class action yang diajukan terhadap perusahaan karena diam-diam melacak pengguna Chrome.

Gugatan tersebut diajukan pada tahun 2020 dan mengharuskan Google membayar $5 miliar atau sekitar Rp 79,6 triliun.

Gugatan tersebut menuduh bahwa Google menyesatkan pengguna Chrome tentang fitur rahasia.

Meskipun perusahaan mengklaim memberi tahu pelanggan bahwa data mereka bersifat pribadi, mereka tetap melacak aktivitas pengguna.

Google membela praktiknya dengan mengatakan bahwa Google memperingatkan pengguna Chrome bahwa mode penyamaran tidak berarti “tidak terlihat” dan bahwa situs web masih dapat melihat aktivitas mereka.

Dikutip Engadget, pada Selasa (4/2/2024), gugatan tersebut awalnya meminta kompensasi sebesar $5.000 (sekitar $79,6 juta) per pengguna atas dugaan pelanggaran terkait penyadapan federal dan undang-undang privasi California.

Google mencoba melawan gugatan tersebut, namun upayanya tidak berhasil. Hakim Lucy Koh memutuskan pada tahun 2021 bahwa perusahaan “gagal memberi tahu” pengguna bahwa mereka mengumpulkan data saat mode penyamaran aktif.

Gugatan tersebut mencakup email, yang pada akhir tahun 2022 secara terbuka mengungkapkan banyak kekhawatiran perusahaan tentang privasi palsu dalam mode sembunyi-sembunyi.

Pada tahun 2019, Lauren Toohill, kepala pemasaran Google, menyarankan kepada CEO Sundar Pichai bahwa istilah “pribadi” untuk mode penyamaran Google Chrome tidak tepat karena dapat menimbulkan kesalahpahaman.

Sebelumnya, Google menghadirkan pendekatan AI pada proses pembelajaran guru dan siswa. Dengan teknologi AI ini, Google berusaha meningkatkan fitur untuk menciptakan pembelajaran yang inklusif dan aman.

Melalui blog perusahaan, Google mengatakan kini ada beberapa cara untuk memudahkan siswa dan guru mengakses pembelajaran dan pengajaran dengan Google.

Pengguna kini dapat mengekstrak teks dari PDF menggunakan Optical Character Recognition (OCR) di ChromeOS.

Mode membaca Google Chrome juga mendapatkan fitur baru yang berguna, seperti kemampuan untuk menyorot teks, membaca teks dengan lantang, dan mengubah teks menjadi ucapan yang lebih alami. Fitur-fitur ini akan membantu siswa meningkatkan pemahaman mereka terhadap konten.

Selain itu, blog tersebut menyebutkan bahwa Google menambahkan 30 bahasa lagi pada fitur Closed Caption (CC) di Google Meet yang dapat menerjemahkan percakapan menjadi teks secara otomatis.

Tuan rumah juga dapat menempatkan beberapa ubin video secara bersamaan di layar utama untuk semua peserta yang berpartisipasi dalam sesi rapat.

Fitur baru Google Chrome ini membantu, misalnya, saat memberikan presentasi dengan penerjemah bahasa isyarat.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *