Tue. Sep 24th, 2024

Innalillahi! Ayah Aulia Risma Lestari Mahasiswi PPDS Undip Meninggal Dunia di RSCM, Ini Penyebabnya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Ayah dari Dr Aulia Risma Lestari, mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) (PPDS), meninggal dunia. Kabar duka tersebut dibenarkan Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI), Mohammad Syahril, pada Selasa 27 Agustus 2024.

Menurut Syahril, ayah dari dokter Risma, Moha. Fakhruri alias Ciko menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa dini hari pukul 01.24 WIB di RSCM Jakarta usai menjalani perawatan intensif. Ia sebelumnya sempat dirawat di RS Kardinah Tegal sebelum akhirnya dirujuk ke RSCM karena kondisinya yang terus memburuk.

Fakhruri diketahui menderita hematemesis atau muntah darah yang akhirnya menyebabkan gagal napas dan merenggut nyawa pria berusia 65 tahun itu.

Syahril juga menambahkan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengunjungi rumah keluarga dr Risma di Tegal untuk menyampaikan belasungkawa dan juga menjenguk almarhum saat masih menjalani perawatan di RSUD Kardinah.

 

“Menteri Kesehatan melakukan kunjungan kehormatan ke rumah keluarga dr Risma di Tegal untuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga almarhum. Pada saat yang sama, Menkes menjenguk ayah dr Risma yang sedang menjalani perawatan di RS Kardinah Tegal.”

Syahril juga mengatakan, kondisi Fakhruri semakin parah saat mengetahui putrinya yang menjalani anestesi PPDS di RS Kariadi meninggal dunia.

“Ayahnya patah semangat saat mendengar kabar meninggalnya dr Risma. Menkes kemudian menyampaikan belasungkawa kepada keluarga di Tegal dan menjenguk sang ayah yang tengah menjalani perawatan di RS Kardinah. “Menteri Kesehatan memfasilitasi rujukan dan pengobatan di RS RSCM.”

Hingga meninggal dunia, Kementerian Kesehatan memfasilitasi perawatan dan pengobatan Fakhruri.

Hingga Kementerian Kesehatan memungkinkan terjadinya kematian, jelas Syahril.

Sebelumnya, nama dr Risma menjadi perbincangan setelah ia ditemukan tewas di pesantrennya usai disuntik obat.

Banyak pihak menduga dokter PPDS RS Kariadi bunuh diri setelah mendapat perundungan dari seorang lansia.

Meski begitu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip), Yan Wisnu Prajoko menyatakan, hal tersebut memerlukan penyelidikan lebih lanjut dan pihaknya menunggu hasil penyelidikan.

Menurut saya, sebaiknya dr Risma mengusut apakah yang menimpa almarhum merupakan penganiayaan, ujarnya.

“Terlepas dari apakah kematian dr Risma terkait langsung atau tidak dengan perundungan, kita harus menunggu hasil penyelidikan pihak kepolisian,” kata Yan saat media briefing di kampus Undip dan disiarkan langsung melalui Zoom pada Jumat (23/01). .8) /2024).

Yan menuturkan, semasa hidupnya, Risma kerap bolos kuliah karena sakit. Undip selalu memperbolehkan hal tersebut.

“Setiap siswa PPDS, setiap anak ibarat kita punya anak, kita punya anak yang kuat, kita punya anak yang butuh perhatian. “Kami menemukan almarhum membutuhkan dukungan khusus dan hal ini berhasil diatasi oleh teman-temannya,” jelas Yan.

Yan menambahkan, Risma kerap mengajukan cuti sakit saat PPDS.

“Dia (Risma) beberapa kali cuti sakit untuk menghindari latihan. Melihat hal tersebut, kami sebenarnya mengembangkan dukungan. “Dan kami belum menyetujui permohonan izin apa pun.”

Yan juga menegaskan, meski sering menyebut dirinya sakit, FK Undip tidak pernah memberikan sanksi apalagi mengeluarkannya dari sekolah (DO).

“Kami sebenarnya mempermudahnya. Datanglah jika Anda benar-benar butuh istirahat. “Dia menjalani dua operasi dan kami menyambutnya,” jelasnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *