Fri. Sep 20th, 2024

Investor Asing Lepas Saham Rp 1,43 Triliun Sepanjang 2024, Ada Apa?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Investor asing akan menjual saham pada tahun 2024. Hal ini sejalan dengan sentimen global yaitu kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) dan penguatan dolar AS.

Berdasarkan data bursa hingga 22 Mei 2024, investor mencatatkan total volume penjualan sebesar Rp 560,54 miliar. Pada tahun 2024, total nilai penjualan investor asing sebesar Rp 1,43 triliun.

Ellen May yang merupakan pendiri dan CEO Emtrade menjelaskan, program penjualan kepada investor asing telah berlangsung selama lebih dari sebulan. Menurut dia, tindakan tersebut terkait dengan kebijakan suku bunga Bank Sentral AS, Federal Reserve Bank, yang belum memberikan sinyal jelas mengenai penurunan suku bunga.

“The Fed tidak ingin menurunkan suku bunga. Di sisi lain, kondisi negara mempengaruhi saham dan keuntungan dalam negeri. Bank sentral meningkat 200-300% karena epidemi, pengambilan keuntungan adalah hal yang normal,” kata Ellen. matthewgenovesesongstudies.com, Anna (24/5/2024).

Sementara itu, Analis PT MNC Securitas Herditya Vikasana mengatakan penjualan saham yang dilakukan investor asing masih seiring dengan penguatan dolar Amerika (AS). “Dibandingkan Indonesia, selisih suku bunganya masih menarik,” kata Herditya kepada matthewgenovesesongstudies.com melalui pesan singkat.

Sehubungan dengan penjualan saham yang dilakukan investor asing, Herditya menyarankan untuk membeli kelemahannya terlebih dahulu.

Geoffrey Hendrik, Direktur Pengembangan Indonesia One Stock (BEI), mengatakan transaksi tersebut sepenuhnya bergantung pada keinginan investor. Begitu pula di tengah ketidakpastian perekonomian, Jeffrey mengatakan wajar jika banyak investor, termasuk investor asing, mendapat untung.

Jeffrey sebelumnya mengatakan kepada wartawan, “Jika kita melihat situasi politik saat ini, situasi suku bunga global, dll, gedung Bursa.

 

Menurut Jeffrey, masih pantas jika tindakan jual atau beli tersebut sesuai dengan kondisi dunia. Di sisi lain, kata Jeffrey, porsi investor dalam negeri sangat besar.

“Investor ritel kami, investor internal kami berkontribusi 70% dari operasi sehari-hari. Kami pikir investor internal kami sangat independen dalam pengambilan keputusan. Mereka tidak terlibat lagi,” kata Jeffrey.

“Kalau kita cermati perdagangan selama seminggu sampai 10 hari terakhir ini sudah turun. Lalu ada perdagangan di negara lain, tapi terjadi pembalikan indeks yang besar. rumah kita. investor untuk mendukung pasar kita,” ujarnya. Kinerja IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini naik 1,30% menjadi 7.222.382 dari 7.317.238 pada akhir pekan lalu. Pada akhir pekan lalu, rata-rata nilai saham berubah 9,82% dari Rp 12,16 triliun menjadi Rp 13,48 triliun.

Sementara rata-rata volume perdagangan intraday berubah 17,72% dari penutupan pekan lalu sebanyak 18,74 miliar lembar saham menjadi 15,42 miliar lembar saham.

Peningkatan dari minggu ke minggu terjadi pada rata-rata frekuensi setiap transaksi menjadi 1,14 juta transaksi, naik 2,92% dari 1,11 juta transaksi pada minggu sebelumnya. Perubahan terjadi pada mata uang sebesar 0,45% dari Rp12,420 triliun menjadi Rp12,363 triliun pada pekan lalu.

Sebelumnya, pada Jumat 2 Februari 2024, arus masuk investor asing mencapai Rp 10,67 triliun. Dalam periode tersebut, antara 29 Januari hingga 2 Februari 2024, investor asing membeli 4,8 triliun saham. Analis memperkirakan aliran investor asing akan masuk ke pasar saham pada akhir tahun 2024.

Kiswoyo Adi Joe, Head of Investments Reswara Gian Investa, mengatakan banyak pertimbangan bagus yang mendorong investor asing membeli saham. Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan mencapai 5 persen pada tahun 2024 ditopang oleh konsumsi dalam negeri.

Ada pemilu, pilkada akan meningkatkan konsumsi masyarakat. Dampaknya besar, kata Kiswoi saat dihubungi matthewgenovesesongstudies.com, Minggu (4/2/2024).

Kedua, laporan keuangan emiten masih bagus dan memiliki kemampuan membayar dividen. Ketiga, Federal Reserve memiliki kemampuan untuk menurunkan suku bunga pada paruh kedua tahun 2024, yang merupakan ide bagus. Selain itu, kondisi sosial dan politik yang aman mendukung hal ini.

Aktivitas pembelian saham yang dilakukan investor asing sebagian besar melibatkan pembelian saham bank. Investor asing memborong saham PT Bank Merkezi Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 727,6 miliar, disusul PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 368,6 miliar. Kemudian PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berbagi Rp360,4 miliar, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRS) berbagi Rp233,9 miliar.

“Investor asing membeli saham bank karena likuiditas, dan keempat produsen bank tersebut sering membagikan dividen.”

Kiswoyo mengatakan investor asing akan kembali masuk ke pasar saham pada akhir tahun 2024. Hal ini didukung oleh kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve dan pertumbuhan ekonomi.

 

 

Sebelumnya diberitakan, mulai awal tahun 2024, investor asing masih terus membeli saham di pasar yang sama. Pembelian saham ini diperkirakan akan berlanjut hingga akhir tahun 2024.

Pada perdagangan hari ini 18 Januari 2024, data RTI menunjukkan investor asing membeli 6,82 triliun saham secara year to date (YTD) di seluruh pasar.

Chief Analyst dan Investment Strategist PT Manulife Asset Management Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan memperkirakan tren ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun.

“Investor asing menyambut baik pasar kami. Kami menerima lebih banyak dana investor asing dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya dan hal yang sama terjadi selama 8 minggu terakhir dari 9 minggu. Oleh karena itu, negara ini terus menerima aliran masuk yang konsisten selama 8 dari 9 minggu terakhir. . Katarina dalam jumpa pers Market Outlook: 2024 pada Kamis (18/1/2024).

Faktor lain yang bisa membuat investor asing menyukai pasar Indonesia adalah harganya yang sudah sangat murah.

Sebagai acuan, Katarina mengatakan kinerja saham Indonesia pada tahun 2023 tidak akan terlalu menggembirakan dengan kenaikan negatif karena berbagai faktor yang tidak menyenangkan investor. Situasi tersebut diperkirakan akan membaik tahun ini dengan adanya tanda-tanda dari Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga.

 

“Jika tingkat pertumbuhannya rendah, investor akan mencari negara yang menawarkan pertumbuhan lebih baik, potensi pertumbuhan bagus, dan nilai tukar stabil. Termasuk Indonesia,” kata Katarina.

Di sisi lain, Katarina meyakini investor asing menyadari pemilu nasional (pemilu) di Indonesia akan berjalan mudah dan aman seperti pemilu-pemilu sebelumnya. Jadi tidak ada kekhawatiran tentang keamanan pemilu.

“Dan itu salah satu yang mempermudah masuk ke Indonesia,” ujarnya.

Faktor lainnya terkait geopolitik eksternal, dimana Indonesia lebih terlindungi dari pengaruh negatif negara. Meskipun masalah ini semakin mengkhawatirkan, tidak ada negara yang tidak terkena dampaknya.

Namun, Indonesia mempunyai sumber daya yang cukup agar tidak terlalu bergantung pada negara lain. Dari sisi PDB, Indonesia saat ini tidak terlalu bergantung pada perdagangan internasional, yang pada tahun ini agak terhambat oleh pertumbuhan ekonomi global.

“Jadi itu salah satu faktor yang dilirik investor asing. Seperti yang ditunjukkan dua bulan lalu, mereka mungkin tertarik dengan pasar kita pada 2024,” kata Katarina.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *