Fri. Sep 20th, 2024

IPO MKAP Catat Kelebihan Permintaan 24,89 Kali

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Multikarya Asia Pasifik Raya Tbk (MKAP) baru saja debut di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin 12 Februari 2024.

Sebelumnya, Multikarya Asia Pacific Raya menggelar penawaran umum pada 2-6 Februari 2024. Selama masa penawaran umum, saham perseroan mendapat animo yang cukup positif dari investor.

“Kami sangat mengapresiasi antusiasme pasar yang luar biasa. Kami menerima lebih dari 30.000 pemesanan pada penawaran umum kemarin,” kata Eric Handoko, Presiden dan Direktur PT Multikarya Asia Pasifik Raya Tbk, saat pencatatan perdana perseroan, Senin (2 /12/2012). 2024).

Berdasarkan informasi pencatatan perdana di situs Bursa, perseroan mencatatkan 28.225 pemegang saham peserta. Sebanyak 15.530.079.500 saham mengalami kelebihan pemesanan dengan rasio kelebihan pemesanan sebesar 24,89 kali.

Sekadar informasi, perseroan menawarkan 650 juta saham sebagai bagian dari IPO. Harga penerbitannya ditetapkan Rp 115 per saham. Dengan demikian, perseroan meraup Rp 74,75 miliar dari penawaran umum perdana. Seluruh dana atau 100 persen hasil IPO akan masuk ke modal kerja perseroan.

“Setelah penawaran umum, perseroan akan menghimpun dana hasil IPO yang dapat digunakan untuk modal kerja seperti biaya operasional, pembayaran kepada pemasok, perbaikan alat berat (mesin, pompa, dan boks bursa) hingga mendukung pembiayaan. proyek yang sedang berjalan guna menekan biaya pembiayaan perbankan, sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan”, pungkas Eric.

 

Sebelumnya diberitakan, PT Multikarya Asia Pasifik Raya Tbk, perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, perdagangan, persewaan, dan jasa lainnya, akan menawarkan saham dalam penawaran umum perdana (IPO).

Dikutip dari prospektus perseroan di situs e-ipo yang ditulis Jumat (19/1/2024), PT Multikarya Asia Pasifik Raya Tbk akan menawarkan 650 juta saham kepada publik atau mewakili hingga 20 persen dari total ditempatkan dan disetor. -penambahan modal setelah IPO yaitu saham baru dengan nilai nominal masing-masing Rp 50. Perusahaan menawarkan harga awal Rp 105-120 per saham. Dengan demikian, dana IPO yang akan dihimpun sekitar Rp 68,25-78 juta.

Selain itu, Multikarya Asia Pacific Raya juga telah menyetujui rencana alokasi saham karyawan (ESA), dimana alokasinya maksimal 5 persen dari jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO. Jumlah saham sebanyak-banyaknya adalah 32,50 juta lembar saham.

“Seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya penerbitan surat berharga akan digunakan untuk modal kerja, yang meliputi namun tidak terbatas pada biaya operasional, pembayaran kepada pemasok, perbaikan alat-alat berat yang ada”, kami membaca di brosur perusahaan.

Setelah IPO, perusahaan akan membayar maksimal 30%. dividen Pembayaran dividen akan dimulai pada tahun 2025 dari laba bersih tahun 2024 dan jika Perseroan mencatatkan saldo laba positif.

Pembayaran dividen bergantung pada berbagai faktor, termasuk akumulasi keuntungan, hasil operasional dan keuangan, kondisi keuangan, likuiditas, prospek usaha dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

Dari sisi kinerja keuangan, perseroan melaporkan peningkatan pendapatan sebesar 32,14% menjadi Rp 131,6 miliar per 31 Juli 2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 99.590 juta. Perseroan membukukan laba periode berjalan sebesar Rp 17,15 miliar dibandingkan kerugian Rp 6,81 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

 

 

Perseroan mencatatkan kekayaan bersih sebesar Rp 149,15 miliar per 31 Juli 2023, naik dibandingkan periode 2022 sebesar Rp 132,17 miliar. Total liabilitas perseroan meningkat menjadi Rp110,54 miliar per 31 Juli 2023 dari Desember 2022 menjadi Rp105,77 miliar.  Per 31 Juli 2023, perseroan memiliki aset senilai Rp259,69 miliar, per Desember 2022 aset senilai Rp237,94 miliar.

Pemegang saham perseroan pasca IPO adalah PT Internasional Sawo Resources 76 persen, Djoni Suyanto 4 persen, perusahaan terbuka 19 persen, dan karyawan program ESA 1 persen.

Untuk melaksanakan aksi korporasi tersebut, Perseroan menunjuk PT Lotus Andalan Sekuritas sebagai penjamin emisi efek tersebut. Jadwal Penawaran Umum Tentatif: Masa Penawaran Umum 18-25 Januari 2024 Tanggal Efektif 30 Januari 2024 Masa Penawaran Umum 1-6 Februari 2024 Tanggal Penjatahan 6 Februari 2024 Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik 7 Februari 2024 Tanggal Pencatatan BEI 12 Februari 2024

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana menerbitkan sekitar 62 saham baru dalam penawaran umum perdana (IPO). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan capaian IPO 2023 sebanyak 79 emiten.

“Kalau bicara IPO saham tahun depan, itu yang ke-61 atau ke-62,” kata Direktur Utama BEI Iman Rachman seperti dikutip, Senin (1/1/2024).

Hingga akhir tahun 2023, pasar saham setidaknya sudah memiliki separuh dari rencana IPO, yakni 30 perusahaan. Mengacu pada POJK no. 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp50 miliar hingga 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp50 miliar. Sedangkan rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 3 Perusahaan di industri bahan baku

• 6 tindakan konsumsi siklis

• 4 perusahaan di sektor konsumen non-siklus

• 2 Perusahaan di bidang energi

• 0 Perusahaan di sektor keuangan

• 0 Perusahaan di sektor kesehatan

• 5 perusahaan di sektor industri

• 3 perusahaan di bidang infrastruktur

• 1 perusahaan real estat

• 5 perusahaan di bidang teknologi

• 1 perusahaan di bidang transportasi dan logistik

Secara keseluruhan, Bursa menargetkan pencatatan efek baru, termasuk pencatatan saham, surat utang dan sukuk (EBUS), serta right issue sebanyak 230 pencatatan pada tahun 2024.

Target tersebut meningkat dari target revisi tahun ini sebanyak 200 rekaman, namun jauh dibandingkan pencapaian akhir tahun lalu yang berjumlah 385 rekaman pada 27 Desember 2023.

Selain itu, EIB menargetkan mencapai rata-rata volume transaksi harian (TNV) sebesar 12,25 triliun dan menarik 2 juta investor baru. Tahun depan, Bursa juga akan meluncurkan wahana investasi saham berjangka (SSF) pada kuartal I 2024.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *