Tue. Oct 1st, 2024

Iran Akan Gelar Pemilu Presiden 28 Juni 2024, Calon Penggantinya Diragukan

matthewgenovesesongstudies.com, Teheran – Presiden Iran tewas dalam kecelakaan helikopter pada Minggu (19/5/2024). Ebrahim Raisi meninggal ketika helikopternya jatuh di sebuah gunung di barat laut Iran dalam kondisi cuaca buruk.

Negara ini sekarang akan mengadakan pemilihan umum pada tanggal 28 Juni untuk memilih pengganti Ebrahim Raisi. 

Setelah kematiannya, tampaknya ada kekhawatiran yang semakin besar di kalangan masyarakat Iran mengenai siapa yang akan menggantikan presiden Republik Islam tersebut.

“Saya lebih khawatir daripada sedih,” kata Mohadeseh Jalali saat pemakaman Raisi dan rombongan di Teheran, Rabu (22/5) seperti dikutip VOA Indonesia. 

“Bagaimana saya bisa menemukan orang seperti dia? Saya benar-benar khawatir tentang hal itu,” kata Mohsen, seorang ulama berusia 31 tahun. Media pemerintah melaporkan jutaan orang menghadiri pemakaman Raisi di ibu kota Teheran.

“Sejauh yang kami tahu, kami tidak memiliki orang yang memiliki otoritas seperti dia,” tambah Mohsen, yang hanya memberikan nama depannya. Dia berasal dari ibu kota ulama Iran, Qom.

Sedangkan untuk pemilihan presiden Iran bulan depan, kampanye diperkirakan akan dimulai setelah masa berkabung nasional selama lima hari diumumkan Senin (20/5).

Pemilihan presiden di Iran sebelumnya dijadwalkan digelar tahun depan, 2025. Kecelakaan yang dialami Raisi menimbulkan ketidakpastian siapa penggantinya.

Kelompok konservatif dan ultra-konservatif memperkuat kekuasaan mereka pada bulan Maret, ketika mereka meraih kemenangan besar dalam pemilihan parlemen. Namun, pemungutan suara tersebut ditandai dengan rendahnya jumlah pemilih, dengan angka yang hanya mencapai 41%, terendah sejak Revolusi Islam pada tahun 1979.

“Saya memilih dia [Raisi] pada pemilu presiden 2017 [ketika dia berada di urutan kedua] dan juga pada pemilu 2021,” kata Mostafa, seorang ulama yang meminta agar namanya hanya dicantumkan.

“Saya tidak menyesalinya sama sekali,” katanya sambil menambahkan, namun “usaha pemerintah untuk mengatur kondisi perekonomian harus dikritik.” 

Wakil presiden pertama Iran Mohammad Mokhber diangkat pada Senin (20/5/2024) sebagai presiden sementara Republik Islam, setelah kematian Ebrahim Raisi (63) dalam kecelakaan helikopter pada Minggu (19/5).

Mokhber digambarkan lebih banyak berada dalam bayang-bayang dibandingkan dengan politisi lain di Iran dan kematian Raisi secara konstitusional membuat sosoknya menjadi sorotan publik. Dia diperkirakan akan menjabat sebagai presiden sementara selama sekitar 50 hari sebelum pemilu.

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengumumkan pengangkatan Mokhber dalam pesan belasungkawa yang dia sampaikan atas kematian Raisi.

Meskipun tidak terlalu menonjol di hadapan publik, Mokhber memegang posisi penting dalam struktur kekuasaan negara, terutama di bonyad atau lembaga amal, yang dikatakan memainkan peran penting dalam perekonomian Iran.

Menurut kantor berita AP, pada Selasa (21/5), Mokhber mengendalikan bonyad yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Pelaksana Perintah Imam Khomeini atau EIKO, mengacu pada mendiang Pemimpin Tertinggi Ayatullah Ruhollah Khomeini.

Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mengatakan organisasi tersebut mengendalikan aset miliaran dolar sebagai perusahaan raksasa di bawah pengawasan langsung Ali Khamenei, yang memiliki kepentingan di hampir setiap sektor perekonomian Iran, termasuk energi, telekomunikasi, dan jasa keuangan.

Untuk lebih jelasnya klik di sini…

Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran Ayatollah Seyyed Ali Khamenei bertemu dengan anggota keluarga Presiden Ibrahim Raisi. Ia berkunjung ke rumahnya pada Rabu (22/5/2024) malam. Hal tersebut dilansir kantor berita Iran, IRNA, pada Kamis (23/5).

Pada Rabu pagi, Ali Khamenei menguburkan jenazah Presiden Raisi dan rombongan, termasuk Menteri Luar Negeri (Menlu) Hossein Amir-Abdollahian, di ibu kota Teheran.

Pada hari yang sama, para pejabat tinggi dari beberapa negara, termasuk tetangga Iran dan negara-negara kawasan, menghadiri upacara perpisahan di Teheran untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang Raisi dan rombongan.

Raisi, Amir-Abdollahian dan beberapa petugas lainnya kehilangan nyawa pada Minggu (19/5) ketika helikopter yang mereka tumpangi jatuh di Provinsi Azarbayjan Timur. Rombongan tersebut kembali usai menghadiri peresmian bendungan Qiz Qalasi di perbatasan Iran-Azerbaijan.

Proses pemakaman Presiden Raisi dan rombongan meliputi perpisahan di Kota Tabriz dan Qom pada Selasa (21/5).

Presiden Raisi dimakamkan pada hari Kamis di kampung halamannya, Kota Masyhad, Provinsi Razavi Khorasan, di mana imam Syiah kedelapan, Imam Reza, juga dimakamkan. 

Sedangkan Menteri Luar Negeri Amir-Abdollahian akan dimakamkan di Shahr-Rey, Provinsi Teheran.

Untuk lebih jelasnya klik di sini…

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *