Sat. Sep 21st, 2024

Jadi Pemegang Hak Siar Olimpiade Paris 2024, SCM Beber Alasan Rela Bayar Lisensi Berharga Mahal

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Direktur SCM David Suarto mengungkap alasan pihaknya berani membayar mahalnya harga izin untuk mendapatkan hak siar resmi Olimpiade Paris 2024.

Seperti diketahui, SCM juga mendapatkan kepercayaan sebagai pusat penyiaran dengan dukungan MTech Group untuk kompetisi olahraga terbesar dari banyak event global yang diadakan di Indonesia.

Pengumuman penunjukan SCM sebagai official penyiaran Olimpiade Paris 2024 disampaikan dalam konferensi pers yang digelar di Menara SCTV Senayan, Jakarta Pusat pada Rabu (19/6/2024).

Dengan menggunakan saluran televisi, jaringan TV satelit, dan platform OTT, SCM bertujuan untuk menghasilkan program terbaik. Hal ini guna memastikan masyarakat Indonesia bisa menyaksikan atlet-atlet Indonesia berlaga di pentas dunia.

Menariknya, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo sendiri mengungkapkan, biaya lisensi untuk memperoleh hak siar Olimpiade sebenarnya tidak murah. Bahkan, biaya lisensi ajang edisi kali ini disebut-sebut mengalami kenaikan signifikan dibandingkan tahun lalu.

Berbicara dalam jumpa pers di Menara SCTV Senayan, Rabu (19/6/2024), Menpora mengatakan, “Kami selaku pemerintah mengapresiasi Grup EMTEK yang berani mengambil hak siar Olimpiade. “

“Kami juga mendengar bahwa harga hak siar Olimpiade Paris 2024 terlalu mahal. Namun Entec Group berani berinisiatif untuk menyiarkan permasalahan atlet Indonesia di ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh cabang olahraga terbaik dunia. ,” dia melanjutkan.

Direktur SCM David Suarto pun membeberkan alasan pihaknya mengambil langkah besar untuk kembali menjabat sebagai pengelola hak hukum Olimpiade Paris 2024 di Indonesia.

Ia tak menampik keputusan itu tidak menguntungkan dari segi keuntungan karena biaya hak siarnya sangat mahal. Namun, David menilai langkah tersebut merupakan bagian dari model pelayanan publik SCM.

“Dari segi komersial, kami berharap bisa (menutupnya). Tapi dari pengalaman dulu, ini akan sulit karena tiket olahraga tidak dibayar dalam rupee,” kata David kepada awak media.

“Indonesia sering (kebiasaan masyarakat memilih) menonton secara gratis. Indonesia juga mulai belajar untuk bersedia membayar ketika melihat tayangan berkualitas.”

“Kalau kita ada yang berharap (langganan nonton olimpiade) bisa menutupi (modal untuk bayar lisensi), tapi di sisi lain kita juga menganggap itu semacam pelayanan publik karena Indonesia yang melakukannya. bagus untuk tim SCM,” tambahnya.

Tak sampai disitu saja, David Suarto melihat dampak positif lain yang muncul dari diumumkannya Olimpiade Paris 2024 selain dari aspek properti.

Menurutnya, menyoroti atlet-atlet pemula akan membantu mendorong perkembangan atlet Indonesia dan mengangkat derajatnya.

“Kita baru melihat keberhasilan di berbagai cabang olahraga, kami yakin itu hanya masalah waktu saja. Kalau ini terus kita dukung, saya kira dampak terbesarnya akan dirasakan oleh para atlet,” jelas David.

“Contohnya kita juga menyiarkan Asian Games 2018 dan banyak kehidupan atlet yang berubah karena terpublikasi secara luas. Semua masyarakat Indonesia tahu dan mendukungnya, banyak suporter yang menonton, sehingga mendapat banyak uang.”

“Memang benar kita peringkat 55 di bidang olahraga (berdasarkan Olimpiade Tokyo 2020), tapi itu jauh lebih tinggi dan bisa mendongkrak semua orang, dari segi atlet, dalam hidupnya, negara kita bangga. Ada harapan yang sulit. menjelaskannya dalam angka, tapi kami sudah mengambil hak meski tidak ada keuntungannya.” Katanya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *