Fri. Sep 27th, 2024

Jadi Saksi Kunci Kasus Pembunuhan Vina, Sadikun Disembunyikan di Bogor

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Sadikun, saksi utama kasus pembunuhan Vina dan Muhammad Rizky alias Eky pada 2016, disembunyikan di Kota Bogor, Jawa Barat.

Sadikun merupakan saksi kunci yang membela Saka Tatal, salah satu terdakwa yang bebas dari hukuman 8 tahun penjara atas pembunuhan Vina dan kekasihnya Eky di Cirebon.

Kuasa hukum Sadikun, Pak Farhat Abbas, mengatakan keputusan itu diambil karena khawatir Sadikun akan mendapat ancaman dan intimidasi dalam menjalankan tuntutan pembunuhan (PK).

“Kami memenjarakan saksi demi alasan keamanan karena takut diiming-iming, diancam, takut nyawanya dicabut,” kata Farhat Abbas, kuasa hukum Sadikun, di Kota Bogor, Jumat (14/6/2024).

Menurut Farhat, Sadikun dan keluarganya ditahan di tempat yang diawasi dan dilindungi oleh orang-orang.

“Mereka dilindungi di stasiun TV sirkuit tertutup. Mereka akan tetap dilindungi,” kata Farhat Abbas.

Menurut dia, Sadikun juga akan meminta perlindungan saksi dalam kasus yang menghebohkan masyarakat tersebut.

Farhat mengatakan Sadikun juga siap bersaksi bahwa Saka Tatal ada bersamanya saat kejadian itu terjadi.

“Mereka siap mengumpat pocong,” kata pria yang terdaftar sebagai Wali Kota Bogor itu.

Sadikun mengaku tak ada ancaman maupun intimidasi usai tampil mengungkap fakta kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eky yang melibatkan Saka Tatal.

“Di sini nggak ada apa-apa, apalagi di media sosial. Di kolom komentar ada yang bilang ‘jangan ikut, atau ada yang mau tahu jam berapa, tapi saya tidak jawab semuanya,'” ucap Sadikun.

Sadikun membenarkan dirinya bersama Saka Tatal sebelum dan sesudah Vina dan Eky dibunuh pada Sabtu malam, 27 Agustus 2026.

Ia mengatakan, dirinya bersama Saka Tatal dan teman-temannya berkumpul di dekat SMP 11 Kota Cirebon sebelum kejadian tersebut. Rumah Sadikun dan Saka berdekatan dan keduanya berkerabat.

“Saya dan Saka masih saudara, jam 7 malam anak-anak berkumpul, Saka tetangga, jumlahnya sekitar 20 orang,” kata Sadikun.

Belakangan, mereka pindah ke rumah pamannya, Eka Sandi, dekat tempat pertama kali mereka bertemu. Eka Sandi merupakan salah satu yang ditangkap dalam kasus pembunuhan di Vina Cirebon.

Sekitar pukul 22.30 WIB, temannya Irfan datang meminta bantuan untuk membawa sepeda motor tersebut ke bengkel karena rusak.

“Air radiatornya pecah, saya minta tolong, saya bilang besok, tapi teman saya Irfan ngotot karena besok ada acara. Akhirnya saya telepon teman saya yang punya bengkel,” ujarnya.

Usai berkomunikasi, pemilik bengkel segera datang dan membawa sepeda motornya ke bengkel.

“Dua orang tukang datang ke rumah kakek Saka Tatal. Setelah dibawa ke bengkel, sepeda motor Irfan diinjak menuju jalan layang tol oleh dua orang tukang, saya dan Saka mengikuti di belakangnya,” ujarnya.

Saat hendak melintasi jembatan layang Talun, ia melihat banyak polisi di kejauhan. Karena mengira ada konspirasi, dia dan Saka memutuskan untuk mengambil jalan lain. Selain tidak memiliki SIM, Saka juga tidak memakai helm.

“Dengan hanya dua mekanik dan Irfan yang masih melewati flyover, saya memutar balik menggunakan jalur lain menuju bengkel,” ujarnya.

Sesampainya di bengkel, Sadikun bertanya kepada dua mekanik yang sedang mendorong sepeda motor Irfan.

“Saya tanya ke teman saya, apa yang terjadi di tol? Lalu dia menjawab, katanya ada tabrakan. Oh, saya kira penyerangan,” ujarnya.

Setelah selesai sekitar pukul 24.00 WIB, ia kembali ke rumah kakeknya Saka, sedangkan Irfan kembali ke rumahnya.

“Saya tidur, saya tidak tidur di depan rumahnya,” kata Sadikun.

Tiga hari kemudian, ia terkejut mendengar Saka dan 6 orang lainnya telah ditangkap polisi. Saat dalam proses persidangan dan penjatuhan hukuman, ia menjadi saksi untuk Saka Tatal, namun kesaksiannya diabaikan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *