Mon. Sep 16th, 2024

Jakarta Bakal Jadi Tuan Rumah Pameran Wisata Kesehatan dan Wellness Internasional Pertama di Indonesia

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Jakarta akan menjadi tuan rumah pameran pariwisata kesehatan dan kebugaran pertama di Indonesia. Acara yang diberi nama Medical & Wellness World Travel Expo (MWWTE) 2024 ini akan digelar pada 15-17 November 2024 di Jakarta Convention Center (JCC).

Dien Kurtanty, Managing Director Karya Innovation Asia yang merupakan penyelenggara, mengatakan pameran ini akan berbeda dengan pameran kesehatan biasanya yang ditujukan untuk para dokter atau tenaga kesehatan. Acara ini ditujukan bagi masyarakat yang ingin mengetahui layanan kesehatan dan kebugaran terkini.

Mereka akan memfasilitasi pencocokan bisnis antara pelaku industri dan investor yang tertarik berinvestasi di sektor pariwisata kesehatan. “Health and Wellness Tourism memerlukan investasi yang sangat sedikit. Kalau untuk fasilitas kesehatan umum, modalnya sangat besar, apalagi untuk layanan high-end yang membutuhkan teknologi tinggi,” kata Dean dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 10 Juli. 2024.​

Pameran ini diselenggarakan karena pertumbuhan pariwisata kesehatan di dunia. Banyak peluang bisnis yang tercipta, antara lain biro perjalanan yang khusus melayani perjalanan wisatawan yang ingin menggunakan jasa kesehatan di luar negeri. “Ada agen perjalanan yang beroperasi di tujuh negara, memberikan layanan kepada pasien yang membutuhkan layanan di luar negeri,” ujarnya.

Pelayanan kesehatan tidak hanya terbatas pada tindakan kecil seperti pemeriksaan fisik, tetapi juga mencakup pengobatan penyakit serius seperti kanker dan jantung. Operasi kosmetik seperti transplantasi rambut juga menjadi semakin populer.

Karena ditujukan untuk masyarakat umum, kelompok yang diundang juga akan berbeda-beda tergantung kebutuhan sasarannya. Dean mengatakan pelaku usaha rumah sakit dan pengelola spa dan pusat kesehatan diundang untuk ikut pameran. Industri farmasi juga dapat terlibat dengan produk lain untuk tindakan pencegahan dan kesehatan.

“Perusahaan yang bergerak di bidang pengobatan tradisional juga bisa melenturkan ototnya,” tambah Dean.

Mengingat banyak pengobatan yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan, pihaknya akan mengajak perusahaan asuransi untuk menawarkan produk yang mengcover kondisi kronis. Mereka juga akan mengundang restoran, maskapai penerbangan, dan penyedia transportasi yang menawarkan layanan khusus kepada pasien yang bepergian ke luar negeri untuk berobat.

“Kami sudah buka sekitar 150 tenda, nanti kami bagi 50% lokal dan 50% luar negeri. Kami juga mengundang teman-teman luar negeri karena kami ingin teman-teman luar negeri bisa menunjukkan jasa-jasanya yang bisa dilihat di luar negeri. Ini tentu menjadi pembelajaran bagi teman-teman lokal. , untuk melihat perilaku apa yang ada di luar sana,” lanjutnya.

Ia menambahkan, timnya juga bekerja sama dengan misi diplomatik di Indonesia, seperti Kedutaan Besar Rusia. 15.000 pengunjung diperkirakan akan tiba selama tiga hari pertunjukan.

Penyelenggara acara Danny Sultoni dari Enhaiier mengatakan acara ini akan sangat membantu meningkatkan layanan kesehatan di negara tersebut. Ia meyakini layanan kesehatan di Indonesia tidak selalu kalah dengan layanan serupa di negara lain.

Tak heran jika banyak masyarakat Indonesia yang memilih bepergian ke luar negeri untuk memeriksakan kesehatannya atau berobat dan melakukan tindakan medis lainnya. “Yang diketahui kalau mau cantik pergi ke Thailand, kalau mau cantik pergi ke Korea Selatan. Malah bisa jadi tidak memenuhi standar dan kualitasnya kurang bagus, yang akhirnya berbahaya. untuk Indonesia.”

Fajaruddin Sihombing, direktur Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persia), mendukung pameran yang menyoroti layanan medis negara. Ia mengatakan, banyak rumah sakit di Indonesia yang sudah memberikan pelayanan berkualitas, namun belum banyak diminati masyarakat.

“Pasar Indonesia sangat membutuhkannya, dan banyak (pihak asing) yang gencar mempromosikannya. Meski dokter kita semua ahli, namun mentalitas masyarakat Indonesia pada akhirnya cenderung pergi ke luar negeri untuk berobat.”

Novrie Adi Wardana, Analis Kebijakan Pemuda Divisi Pengelolaan Investasi (Kemenparekraf) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengatakan Indonesia bertekad mengembangkan potensi wisata kesehatan melalui pembukaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur yang diikuti dengan pembukaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur. Pulau Batam. Kawasan Ekonomi Khusus terutama menyasar investor asing.

“Sekitar 161 triliun rupiah dibelanjakan ke luar negeri,” ujarnya menjelaskan potensi kerugian yang dihadapi Indonesia.

Dengan adanya KEK, pemerintah berharap masyarakat Indonesia tidak perlu bepergian jauh ke luar negeri karena dokter atau layanan kesehatan yang dibutuhkan sudah tersedia di Sanur. Oleh karena itu, pemerintah memberikan insentif kepada investor asing yang berminat berbisnis di Indonesia.

“Mereka (investor) bisa mendatangkan peralatan dari luar negeri dengan tarif yang sangat murah dari bea cukai dan membawanya langsung ke Sanur,” kata Novry yang mengharapkan KEK Sanur bisa mulai beroperasi pada tahun ini.

Dikutip saluran Bisnis matthewgenovesesongstudies.com, salah satu fasilitas yang tersedia di Kawasan Ekonomi Khusus Sanur adalah Bali Beach Convention Center seluas 3.750 meter persegi yang dibuka pada 31 Januari 2024 oleh Menteri BUMN Erick Thohir diresmikan. Situs tersebut ditargetkan mampu menampung sekitar 43.000 pekerja.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *