Mon. Sep 23rd, 2024

Jangan Asal Terbang! Inilah Kondisi Ibu Hamil yang Berisiko Saat Naik Pesawat

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Bepergian dengan pesawat saat hamil seringkali menjadi dilema bagi ibu hamil. Di satu sisi, ada keinginan untuk melanjutkan aktivitas atau liburan. Namun di sisi lain, ada kekhawatiran mengenai keselamatan diri dan janin. Ternyata, tidak semua ibu hamil diperbolehkan terbang. Ada beberapa kondisi yang berisiko dialami ibu hamil, terutama jika melakukan perjalanan jauh dengan pesawat. Amankah bepergian dengan pesawat saat hamil?

Amankah terbang saat hamil? Usia kehamilan berperan penting dalam menentukan boleh atau tidaknya ibu hamil naik pesawat. Jika usia kehamilan masih sangat dini, terutama pada trimester pertama, ibu hamil sering kali mengalami mual di pagi hari, mual, dan rasa tidak nyaman sehingga membuat perjalanan jauh menjadi sebuah tantangan.

Sebaliknya, pada kehamilan lanjut, terutama pada trimester ketiga, risiko terhadap ibu dan janin semakin meningkat.

Menurut seorang dokter kandungan di Amerika Serikat. Amerika Serikat, Kristen Ekman MD, Menjelang persalinan, ibu hamil disarankan untuk tidak melakukan perjalanan terlalu jauh, terutama dengan pesawat.

“Ibu hamil trimester ketiga sebaiknya tetap dekat dengan rumah dan penyedia layanan kesehatan. Terbang. Di bulan terakhir kehamilan,” kata Ekman seperti dikutip dari Cleveland Clinic, Rabu, 11 September 2024.  

Selain usia kehamilan, ibu dengan kondisi medis tertentu seperti anemia, diabetes gestasional, atau tekanan darah tinggi sebaiknya berpikir dua kali sebelum memesan tiket pesawat. Kondisi tersebut dapat memperburuk kesehatan ibu hamil selama perjalanan jauh.

“Jika Anda memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan sebelum memutuskan untuk terbang. Bawa juga rekam medis, atau pastikan mudah diakses di tempat tujuan,” imbuhnya.

 

Komplikasi selama kehamilan, seperti preeklampsia, plasenta previa, atau riwayat kelahiran prematur, menjadi sinyal kuat bagi ibu hamil untuk menghindari perjalanan udara. Komplikasi ini memerlukan pengawasan ketat oleh tenaga medis dan terbang jauh dari rumah sakit dapat meningkatkan risikonya.

“Jika ada komplikasi kehamilan yang serius, sebaiknya hentikan perjalanan jauh terlebih dahulu. Tanggal melahirkan hanya perkiraan, dan persalinan bisa terjadi kapan saja dalam beberapa minggu terakhir,” saran Ekman.

 

Harap diingat bahwa setiap maskapai penerbangan memiliki kebijakan berbeda mengenai ibu hamil. Beberapa maskapai penerbangan melarang ibu hamil untuk terbang setelah usia kehamilan 28 atau 29 minggu, terutama untuk penerbangan internasional. Jadi, pastikan Anda memeriksa kebijakan maskapai sebelum memesan tiket.

“Jika terpaksa melakukan perjalanan pada trimester terakhir, rencanakan dengan matang, termasuk mengetahui lokasi rumah sakit dan puskesmas di tempat tujuan,” pungkas dokter. Ekman.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *