Thu. Sep 19th, 2024

Janji Pemprov Jabar soal Kasus Pungli di Masjid Al Jabbar yang Bikin Pengunjung Kapok: Segera Ditertibkan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Masjid Al Jabbar di Bandung, Jawa Barat kembali menjadi sorotan publik. Bukan soal keindahan atau kesucian ibadah, melainkan pungli yang membuat pengunjung kecewa.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengatakan, pihaknya akan segera menertibkan pungutan liar terhadap juru parkir dan pekerja gudang di kawasan Masjid Al Jabbar. Tadi pagi pihak Pengurus Masjid Al Jabbar membahasnya secara langsung dan juga dengan petugas di lokasi, kata Herman Suryatman yang juga sehari-hari Ketua Pengurus Masjidil Haram Al Jabbar, Minggu (8/7). 14/04/2024). , dalam keterangan yang diperoleh Lifestyle Team Liputan6 .com.

Menurut Herman, Dewan Pengurus selaku pihak yang mengawasi masjid daerah ingin permasalahan ini segera diselesaikan. Jika petugas menemukan adanya pemerkosaan, dia berjanji Dewan Pemerintah akan segera membereskan semuanya. “Kami akan segera mengatur sesuatu,” kata Herman.

Diakuinya, prioritas utama Dewan Eksekutif adalah selalu kenyamanan dan keamanan masyarakat. Oleh karena itu, ia menyayangkan kejadian yang membuat penonton tidak nyaman. “Atas nama pengurus Masjidil Haram Al Jabbar, kami mohon maaf,” ujarnya.

Herman membenarkan kejadian tersebut dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab tanpa izin dan sepengetahuan manajemen. Ia berjanji akan mengevaluasi sistem pelayanan di wilayah tersebut agar kejadian serupa tidak terulang kembali di kemudian hari. 

Herman juga berpesan kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap oknum yang memungut biaya, termasuk pungutan parkir tidak resmi, yang mengatasnamakan jasa Masjid Al Jabbar. “Segera beri tahu kami atau pihak berwajib jika terjadi kejadian serupa (pemerkosaan),” ujarnya.

 

Sebelumnya, pengguna Dia memulai dengan menunjukkan foto sebuah masjid yang tampak indah diterangi cahaya di malam hari.

“Masjid yang tidak akan saya kunjungi dan tidak akan saya rekomendasikan,” – 2024 13 April

Ia menjelaskan, saat itu ia memutuskan untuk mampir ke masjid untuk menunaikan salat Isyak. Dari kejauhan, ia mengaku kaget dengan keindahan masjid yang diterangi lampu warna-warni. Dia diberi tiket parkir ketika dia tiba di pintu masuk.

Diakuinya, sulitnya mencari tempat parkir karena melihat ratusan mobil berada di kawasan tersebut secara bersamaan. Ia pun membayangkan ribuan orang salat berjamaah di dalamnya.

“Setelah berjalan, akhirnya kami menemukan tempat parkir, dan ada seorang tukang parkir berrompi berdiri di dalam. Saat kami turun dari mobil, dia langsung meminta uang “sebanyak-banyaknya” karena saya bantu parkir. mau kasih petunjuk 2 ribu katanya jujur,” tulisnya.

“Saya kasih 5 ribu, tapi tetap saya cari, akhirnya petugas bilang 10 ribu. Saya kasih saja. Karena azan Maghrib sudah tiba dan saya ingin cepat agar masyarakat cepat ke masjid,” sambungnya. .

Kesabarannya kembali diuji saat hendak meninggalkan sepatunya. Diakuinya, petugas yang bertugas saat itu tidak mau menerimanya karena sepatunya tidak terbungkus plastik. Ia harus membeli plastik yang dijual di depan rumah seharga 5 ribu.

“Saya akhirnya bisa meninggalkan sepatu saya dan diberi nomor,” tulisnya.

Dia kemudian pergi ke kamar mandi sebelum mandi. Namun sikap petugas toiletnya juga kurang ramah. Dia mengaku dipukuli oleh petugas yang berkata, dengan menggunakan gelembung ucapan: “Jangan terlalu lama di toilet.” Ujung-ujungnya, dia tidak ke toilet, melainkan langsung ke tempat cuci. Katanya tempatnya besar dan sepi.

“Saya terus naik dan ternyata hanya ada beberapa baris jamaah. Padahal jamaahnya sudah selesai,” ujarnya lagi.

Setelah shalat, dia kembali ke toko sepatu untuk mengambil sepatunya. Dia menunggu 30 menit hingga sepatunya dikembalikan. Namun petugas yang melayaninya lagi-lagi tidak ramah dan malah menyuruhnya mencari tempat lain, padahal sudah ditunjukkan nomor perawatannya.

“Akhirnya ada petugas lain yang menolong. Ternyata di bawah kakinya ada sepatu,” sesalnya.

Pengalaman tak menyenangkan di Masjid Al Jabbar nampaknya masih terus berlanjut. Petugas parkir lain, namun mengenakan rompi yang sama, memintanya untuk “dengan tulus” membayar 10.000. “Karena saya malas berdebat, saya kasih 10.000. Saya bayar lagi 5.000 untuk parkir di pintu keluar. Saat saya bilang saya bayar 10.000 dua kali, petugas hanya tersenyum,” lanjutnya.

Dengan cara ini, jumlah uang yang dikeluarkannya mencapai hingga 30 ribu. Rp untuk sholat di Masjid Al Jabbar. Padahal, dia sama sekali tidak masuk ke kamar berbayar.

“Karena di luar macet, ada petugas yang memakai rompi yang membantunya keluar. Dia mengulurkan tangan dan meminta keikhlasan lagi. Karena saya sudah marah, saya tidak memberikannya,” lanjutnya. benang

“Saya mengagumi keindahan masjid, tapi sayang aparat merusaknya. Jangan lihat plat nomornya berbeda-beda,” ujarnya lagi.

Kisah soal X pun langsung viral dan menyita perhatian warganet. Tak sedikit yang mengkritik DKM Masjid Al Jabbar. “Susah banget salatnya, harus bayar 20 sampai 30 ribu untuk parkir. (susah salatnya, harus bayar sampai Rp 20-30k),” tulis seorang warganet di Instagram. kolom komentar @masjidrayaaljabbar.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *