Tue. Oct 8th, 2024

Jasa Raharja Serahkan Santuan ke Satu Ahli Waris Korban Meninggal Kecelakaan KM 58 yang Teridentifikasi

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta CEO Jasa Raharja, Rivan A Purwanto memberikan santunan sebesar Rp50 juta kepada salah satu ahli waris korban kecelakaan di jalan raya Jakarta-Cikampek (Japek) KM 58+600, Karawang, Jawa Barat.

Penghargaan tersebut diberikan setelah tim DVI (Disaster Victim Identification) Polda Jabar berhasil mengidentifikasi dan mengenali identitas salah satu jenazah korban, Najwa Devira, 22 tahun.

Menurut Rivan, sesuai UU 34 Tahun 1964 tentang dana asuransi kecelakaan lalu lintas, semua pihak yang terlibat kecelakaan mendapat jaminan ganti rugi dari Jasa Raharja.

Namun santunan kematian akan diberikan kepada ahli waris yang sah setelah mendapat hasil pasti dari pihak kepolisian, ujarnya, Rabu (4/10/2024).

Rivan mengatakan, dari 12 orang yang meninggal dunia, hingga saat ini baru satu korban yang teridentifikasi dan terkonfirmasi.

Oleh karena itu, untuk penerbitan santunan, kami menunggu konfirmasi dari tim DVI. Begitu ada korban baru yang teridentifikasi, Jasa Raharja akan segera memproses pemberian tersebut, tutupnya.

Awalnya, 12 orang yang tewas dalam kecelakaan KM 58 itu dikabarkan mengalami luka bakar 90 hingga 100 persen.

Derajat luka bakar pada jenazah 90-100 persen, dalam kondisi terbakar, kata Kepala Dinas Kesehatan dan Medis Polda Jabar Kompol Nariana, Selasa (9/4/2024).

Selain keadaan terbakar, ia juga membeberkan keadaan dua jenazah yang sudah tidak terlihat lagi. Sebab, kondisi fisiknya berubah akibat benturan saat kecelakaan KM 58.

Sebenarnya 1 sampai 2 masih terlihat, tapi karena benturan, bentuk wajahnya berubah, kata Nariyana.

Karena itulah Naryana sepakat kini pihaknya harus melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap jenazah tersebut. Dengan memasukkan sampel postmortem dan analisis postmortem.

Dengan menggunakan barang milik korban, polisi berhasil mengamankan dua kantong jenazah yang berhasil dikumpulkan.

“Barang bawaannya kita identifikasi dan sangat mendukung informasinya. Kita temukan seragam pesantren, ada keterangan tertulis namanya, banyak hal yang sangat membantu,” imbuhnya.

 

Selain itu, Narayana juga melakukan penelitian dengan DNA yang diambil dari keluarga keluarga tersebut. Untuk memastikan keaslian 12 jenazah yang telah diamankan selama proses penelitian.

“Daripada mayat, kita ambil sampel organ yang berbeda-beda, mungkin tulang, bahkan mungkin gigi, lalu dikirim ke Bagian DNA Puskesmas Polri dan dilakukan penyelidikan langsung dengan perhatian kepala pemerintahan. Polisi, Dan hasilnya cepat didapat dalam 3 hari,” ujarnya.

“Kami berharap informasi antemortem dari keluarga korban dan DNA korban cocok atau menemukan DNA yang sama. Ini DNA untuk analisa identifikasi pertama,” lanjutnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *