Fri. Sep 20th, 2024

Jelang Pilkada, Calon Kepala Daerah Ditantang Kasih Janji soal Air

matthewgenovesesongstudies.com, Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Sumber Daya Air DKI Jakarta, Firdous Ali, menantang calon kepala daerah yang akan bersaing di Pilkada -2024 untuk ikut mengangkat isu air.

Menurutnya, permasalahan air saat ini menjadi penting karena turut menentukan tingkat kesejahteraan suatu daerah dan suatu negara.

“Menjelang pemilu daerah, kami mendorong para pemimpin daerah untuk memperdebatkan air. Karena air menentukan apakah kita bisa hidup, apakah kita bisa tumbuh dan berkembang,” kata Ferdous di sela-sela Forum Water World ke-10 di Bali Noosa. Doa Convention Center, Senin (20/5/2024).

Ferdous menilai air adalah subjek atau janji yang seksi karena masih banyak daerah yang kesulitan mengakses air bersih.

“Kami mendorong setiap kepala daerah yang mau maju untuk memastikan masyarakat kota/kabupaten/provinsinya memiliki akses air bersih pada 5 tahun pertama yang akan meningkat sebesar 10 persen,” ujarnya.

Begini, ini lompatan paling luar biasa sepanjang sejarah republik ini, kata Firdaus.

Selain itu, dia menegaskan, fasilitas pelayanan air di beberapa wilayah masih belum memenuhi ketentuan. Khususnya DKI Jakarta yang bertugas menangani permasalahan air.

“Sebenarnya Jakarta adalah ibu kota negara, masyarakat dengan mudah bisa melihat permasalahan banjir, permasalahan air minum di Jakarta yang cakupannya masih rendah, kebocoran masih tinggi, sanitasi yang masih belum mencerminkan ibu kota modern. kota,” katanya.

“Jadi kita berharap dengan ibu kota negara baru yang kita bangun, maka kita akan membangun peradaban baru. Itu harapan kita,” pungkas Firdous Ali.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan kekurangan air bisa memicu perang dan bencana. Tak hanya itu, kata dia, kelangkaan air dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi global hingga tahun 2050.

Berbicara pada konferensi World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, Senin, Jokowi mengatakan, “Peran air sangat sentral bagi kehidupan manusia. Bank Dunia memperkirakan kelangkaan air dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen pada tahun 2050” (20 /5/2024).

“Kelangkaan air juga dapat memicu peperangan dan menjadi sumber bencana. Terlalu banyak air dan terlalu sedikit air dapat menjadi masalah bagi dunia,” lanjutnya.

Ia mengatakan, Indonesia telah melakukan banyak upaya untuk menghilangkan kekurangan air dalam sepuluh tahun terakhir. Mulai dari pembangunan 42 bendungan, pembangunan jaringan irigasi seluas 1,18 juta hektar, pengendalian banjir dan pelindung pantai sepanjang 2.156 km, serta rehabilitasi jaringan irigasi seluas 4,3 juta hektar.

“Airnya kami manfaatkan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Sirata, pembangkit listrik tenaga surya terapung terbesar di Asia Tenggara,” ujarnya.

Jokowi mengajak para pemimpin dunia untuk mengedepankan prinsip solidaritas dan inklusi untuk mencapai solusi bersama. Khususnya negara-negara kepulauan kecil dan yang mengalami kelangkaan air.

Ia juga mendorong pemberdayaan diplomasi hidro untuk kerja sama yang konkrit dan inovatif serta menghindari persaingan dalam pengelolaan sumber daya air lintas batas.

Ketiga, penguatan kepemimpinan politik sangat penting untuk menyukseskan berbagai kolaborasi demi ketahanan air berkelanjutan, kata Jokowi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Konferensi Tingkat Tinggi Forum Air Dunia (KTTT) ke-10 di Bali pada Senin (20/5/2024). Di hadapan delegasi KTT WWF, Jokowi memperkenalkan Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih RI periode 2024-2029.

Jokowi mengatakan masa jabatannya sebagai presiden akan berakhir pada Oktober 2024. Ia menegaskan, sebagai presiden berikutnya, Prabowo akan melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pengelolaan air global.

 Dan dalam kesinambungannya, masa jabatan saya sebagai Presiden akan berakhir pada bulan Oktober. Dan pada kesempatan yang baik ini, izinkan saya memperkenalkan Presiden terpilih Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan yang akan meneruskan komitmen Indonesia. untuk berkontribusi terhadap pengelolaan air global,” kata Jokowi saat memberikan pidato pada KTT WWF ke-10 di Bali International Convention Center (BICC) pada Senin (20/5/2024).

Jokowi merasa terhormat Indonesia bisa menjadi tuan rumah KTT WWF ke-10 untuk memperkuat komitmen kolektif dan merumuskan tindakan nyata untuk pengelolaan air yang inklusif dan berkelanjutan.

Jokowi mengatakan, meski 72 persen permukaan bumi tertutup air, hanya 1 persen yang bisa mengakses air minum dan sanitasi.

Bahkan pada tahun 2050, 500 juta petani kecil yang menyumbang 80 persen pangan dunia diprediksi paling rentan terhadap kekeringan, kata Jokowi.

Tanpa air tidak ada makanan, tidak ada kedamaian, tidak ada kehidupan, tidak ada air, tidak ada kehidupan, tidak ada pertumbuhan. Oleh karena itu, air harus dikelola dengan baik karena setiap tetesnya sangat berharga, lanjut Jokowi.

Katanya, batas air Indonesia sudah mencapai 65 persen. Hal ini menjadikan Indonesia negara yang kaya akan kearifan lokal dalam pengelolaan perairan, mulai dari pesisir pantai, tepian sungai hingga tepian danau.

Jokowi mengatakan masyarakat Indonesia mempunyai nilai dan budaya terhadap air. Salah satunya, sistem irigasi subak di Bali yang diterapkan sejak abad ke-11, diakui sebagai Warisan Budaya Dunia.

Apalagi bagi masyarakat Bali, air merupakan suatu kemuliaan yang memiliki nilai spiritual dan budaya yang harus dikelola bersama, ujarnya.

Hal ini, kata dia, sejalan dengan tema KTT WWF ke-10 yaitu ‘Air untuk Kemakmuran Bersama’. Menurutnya, hal tersebut dapat dimaknai 3 prinsip dasar, yaitu menghindari persaingan, mengutamakan kesetaraan dan kerja sama inklusif serta mendukung perdamaian dan kesejahteraan bersama.

Dimana ketiganya dapat diwujudkan hanya dengan satu kata kunci yaitu kerja sama. Di Indonesia, kerja sama selama ini menjadi kunci sukses restorasi Sungai Citaram dan pengembangan energi hijau, panel surya terapung di waduk Sirata yang merupakan pembangkit listrik tenaga surya terapung di waduk Sirata. terbesar di Asia Tenggara dan ketiga di dunia,” kata Jokowi.

Jokowi berharap KTT WWF ke-10 akan memungkinkan dunia untuk terus bergandengan tangan memperkuat komitmen kerja sama mengatasi tantangan global terkait air. Ia menekankan pada pengelolaan air yang baik bagi kehidupan manusia.

“Air adalah sumber kehidupan, air juga merupakan simbol keseimbangan dan keharmonisan. Namun jika tidak dikelola dengan baik, air juga dapat menjadi sumber bencana,” pungkas Jokowi.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *