Sun. Sep 22nd, 2024

Jelang Ramadhan, Anak yang Sedang Puasa Apa Boleh Imunisasi?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Vaksinasi penting untuk mencegah anak dari penyakit seperti pneumonia dan diare.

Mendekati bulan Ramadhan, muncul pertanyaan, apakah anak yang berpuasa masih bisa mendapatkan vaksinasi?

Hal tersebut mendapat tanggapan dari Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, Piprim Basarah Yanuarso. Menurutnya, puasa tidak menghalangi penerapan vaksinasi atau vaksinasi.

“Tidak ada masalah (vaksin). “Saya yakin kita puasa dan tidak ada hambatan dalam vaksinasi,” kata Piprim menanggapi Kesehatan matthewgenovesesongstudies.com, pada Lokakarya Juara Imunisasi Nasional, Jumat (8/3/2024).

Kecuali, lanjut Piprim, jika anak sedang sakit. Menurutnya, puasa tidak dianjurkan bagi anak yang sakit dan tidak dianjurkan vaksinasi.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mendorong pelaksanaan vaksinasi pada anak. Baginya, imunisasi dapat menjaga kesehatan anak dan merupakan salah satu cara mencegah penyakit.

“Lebih baik preventif dari pada kuratif, lebih baik selesaikan permasalahan di hulu dan hilir, lebih baik sekarang daripada terlambat kan? Nah, kalau saya lihat ada program promotif preventif ke anak-anak, keluarga perlu diedukasi,” kata Budi.

Selain vaksinasi, Budi juga mengimbau masyarakat rajin melakukan skrining untuk mengetahui apakah ada penyakit atau tidak.

 

 

Budi menambahkan, terdapat 14 jenis vaksinasi anak di Indonesia yang masing-masing memiliki fungsinya masing-masing.

“Imunisasi sendiri di Indonesia sebanyak 11 antigen. Pas saya masuk, atas rekomendasi teman-teman ahli, ditambah jadi 14 antigen, kita tambah tiga.”

“PCV untuk pneumonia, rotavirus untuk diare, dan HPV untuk kanker serviks. Jadi kami memberikan dua dari tiga, yaitu PCV dan rotavirus, karena kami melihat anak-anak kami lebih banyak meninggal karena apa? Angka kematian bayi kami tinggi, kami ingin menurunkannya.”

Salah satu penyebab utama tingginya angka kematian bayi adalah infeksi. Salah satu infeksi yang paling umum adalah pneumonia dan diare. Sebenarnya kedua hal ini ada vaksinnya.

“Jadi sekali lagi, agar anak kita sehat, intervensinya harus preventif. Salah satu upaya preventifnya adalah vaksinasi.” kata Budi.

 

Lebih lanjut Piprim mengatakan, keterlibatan berbagai pihak, termasuk para ulama, dalam kampanye vaksinasi anak merupakan hal yang penting.

“Saya kira keterlibatan ulama dalam vaksinasi sangat penting, keyakinan akan perlunya vaksinasi ada dalam fatwa majelis ulama,” kata Piprim.

Piprim menambahkan, dalam workshop ini salah satu topik yang dibahas adalah mengenai halal dan haram vaksin.

“Ini adalah masalah yang sedang berlangsung, tidak akan terselesaikan. “Masalah ini akan kita bahas, bagaimana menjelaskan kepada masyarakat apa pandangan sebenarnya dari sudut pandang agama, bukan hanya dari Islam, dan dari sudut agama lain, vaksinasi ini seperti apa.”

“Dan tidak ada satu agama pun yang menolak vaksinasi ini,” jelasnya.

 

Selain ulama, kelompok guru dan komunitas lain juga mempunyai peran penting dalam kampanye vaksinasi. Dengan kata lain, edukasi mengenai vaksinasi tidak hanya dapat disebarkan oleh dokter atau tenaga kesehatan, namun juga ke berbagai lapisan masyarakat lainnya.

“Hal ini agar vaksinasi tidak hanya menjadi milik dokter, tetapi kesadaran juga membantu penyebarannya oleh kelompok masyarakat. Saya kira akan sangat efektif jika kita menyebarkan vaksinasi (edukasi) dalam bahasa mereka,” kata Piprim.

Piprim yakin jika guru ikut serta dalam kampanye vaksinasi di sekolah, maka hasilnya akan jauh lebih efektif.

“Apalagi (imunisasi) HPV ini di usia sekolah, jauh lebih efektif dibandingkan dengan dokter (kampanye). Jadi para dokter, guru, orang tua, asosiasi orang tua, saya kira semua harus terlibat.”

Keterlibatan seluruh pihak di berbagai bidang pada gilirannya dapat membuat seluruh masyarakat menerima vaksinasi tanpa ragu-ragu.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *