Fri. Sep 27th, 2024

Jika Indonesia Terapkan Sistem 4 Hari Kerja, Bagaimana Dampaknya terhadap Pasar Modal?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Banyak negara di dunia yang menerapkan hari kerja empat hari, yang terbaru adalah Jerman. Selanjutnya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengusulkan kepada pemerintah untuk menerapkan sistem empat hari kerja di Indonesia. Kebijakan ini disebut-sebut dapat membuat pekerja bahagia sehingga meningkatkan produktivitas.

Sayangnya, empat hari kerja dalam seminggu dinilai kurang efisien jika diterapkan di pasar modal. Direktur Perdagangan dan Regulasi Anggota BEI Irwan Susandi mengatakan dampaknya masih perlu dikaji lebih lanjut.

Namun Irwan mengatakan, secara umum, jika negara lain memiliki lima hari kerja atau hari perdagangan dan Indonesia hanya memiliki empat hari kerja, maka sudah saatnya perkembangan informasi dan perdagangan negara-negara besar beradaptasi dengan Indonesia.

“Contoh sederhananya kalau kita sedang libur dan bursa lain sedang buka. Kalau pasar global turun saat kita sedang libur, seperti saat kita buka, maka kejatuhannya bisa langsung terjadi kata 2024 pada Senin, 12 Februari menjawab pertanyaan matthewgenovesesongstudies.com.

Saat ini jam perdagangan BEI adalah Senin hingga Jumat, sedangkan pasar tutup pada hari Sabtu dan Minggu. Tulus Abadi, mantan Ketua Pengurus Harian YLKI, menilai hari kerja 4 hari bisa menjadi ujian bagi wilayah Jabodetabek yang saat ini menjadi andalan kegiatan dan perekonomian nasional.

Ia meyakini penambahan hari libur juga akan memperparah polusi di Jabodetabek. Pada saat yang sama, hal ini juga memberikan lebih banyak waktu bagi karyawan non-lokal untuk kembali ke kota.

“Ini bukan hanya untuk membuat warga lebih bahagia dan produktif, tapi juga untuk membebaskan lingkungan Jakarta dan Bod Tabek dari eksploitasi dan pencemaran (udara, suara, air, tanah),” ujarnya.

Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), menyarankan agar pemerintah menerapkan sistem kerja yang diterapkan di Jerman, yakni 7 hari atau 4 hari dalam seminggu.

“Jerman akan menguji hari kerja empat hari mulai 2 Januari 2024. Tujuannya agar pekerja lebih bahagia dan produktif,” kata Toulouse, Sabtu (2 Oktober 2024).

Apakah sistem empat hari benar-benar membuat pekerja bahagia?

Menurut Stylist, penelitian menemukan bahwa bekerja selama empat hari dalam seminggu baik untuk kesehatan Anda, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi hari sakit.

Uji coba yang dilakukan selama empat hari dalam seminggu menunjukkan bahwa staf mengalami tingkat stres dan kelelahan yang lebih rendah serta meningkatkan keseimbangan kehidupan kerja.

Namun penelitian baru melihat dampak negatif dari tidak mengurangi jam kerja dan melanjutkan pola kerja standar 9-5, lima hari seminggu.

Sebuah studi dari Texas A&M University menegaskan apa yang selama ini kita anggap benar. Produktivitas kita menurun di penghujung hari dan di akhir setiap minggu.

Setelah makan siang, energi kita mulai menurun dan kita cenderung melakukan kesalahan dalam bekerja. Waktu terburuk dalam hal produktivitas dan kesalahan adalah Jumat sore. Hal ini menunjukkan bahwa bekerja keras sepanjang hari, lima hari dalam seminggu mungkin bukan cara untuk mencapai hasil kerja yang optimal.

Sepertinya ini merupakan pendekatan yang lebih cerdas untuk menjadwalkan waktu kita pada saat kita bekerja paling baik, apakah itu berarti mengambil libur pada hari Jumat atau hanya bekerja di pagi hari.

Studi tersebut memantau komputer 789 pekerja kantoran di sebuah perusahaan energi selama dua tahun, mengamati metrik seperti kecepatan mengetik, jumlah kesalahan, dan aktivitas mouse.

Secara umum, orang lebih banyak mengetik dan menggerakkan mouse dari Senin hingga Kamis, terutama di pagi hari. Setiap sore, statistik ini menurun dan kesalahan ketik meningkat.

Dari semua hari tersebut, dampak yang paling parah terjadi pada hari Jumat, dengan dampak terburuk terjadi pada Jumat sore. Dr. Taehyun Roh, salah satu peneliti utama, mengatakan: “Pekerja kurang aktif di sore hari dan lebih banyak melakukan kesalahan pengetikan di sore hari, terutama pada hari Jumat. Hal ini konsisten dengan temuan serupa bahwa pekerja melakukan lebih banyak tugas dari Senin hingga Rabu, Kemudian dikurangi pada hari Kamis dan Jumat.

Jika pekerjaan kita terus-menerus kurang atau berkualitas rendah setiap hari Jumat, apa salahnya melewatkan satu hari dan memulai akhir pekan lebih awal?

Uji coba yang dilakukan selama empat hari menemukan bahwa cara kerja seperti ini tidak menyebabkan hilangnya produktivitas, dan penelitian baru memberikan dukungan lebih lanjut terhadap gagasan bahwa kita dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dengan bekerja lebih sedikit.

“Penelitian lain menunjukkan bahwa mereka yang bekerja dari rumah atau bekerja dengan jam kerja yang lebih pendek mengalami lebih sedikit stres akibat perjalanan, politik di tempat kerja, dan faktor lainnya sehingga merasakan kepuasan kerja yang lebih besar,” kata peneliti lain.

“Pengaturan ini akan memungkinkan pekerja untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga mereka, sehingga mengurangi konflik pekerjaan-keluarga, dan lebih banyak waktu untuk aktivitas fisik dan rekreasi, yang telah terbukti meningkatkan kesehatan fisik dan mental.”

Apakah Anda ingin lebih sedikit stres, lebih banyak produktivitas, lebih banyak kebahagiaan, dan keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik? Semua ini bisa dilakukan dengan mengurangi jam kerja kita.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *