Thu. Sep 19th, 2024

Jokowi: Kinerja BPKP dan Pengawas Bukan Untuk Cari Kesalahan, Tapi Mencegah Penyimpangan

By admin Aug17,2024 #BPKP #Jokowi

Liptan6.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tugas Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan pengawas internal bukan mencari kesalahan aparat, melainkan mencegah penyimpangan yang ada.

“Tujuan kinerja BPKP dan pengawas internal bukan untuk menemukan kesalahan lagi, tapi menghindari penyimpangan sehingga bisa diberikan arahan yang tepat,” kata Jokowi saat meresmikan Badan Pengawasan Internal Pemerintah Negara. Jakarta, Jakarta, Rabu (22 Mei 2024).

Jokowi mengatakan, tugas pengawas adalah tidak membiarkan kesalahan dan menjerat orang. Apabila instansi melakukan kesalahan maka pengawas harus memberitahukannya sejak awal.

“Mengajar yang benar bukan berarti memasang jebakan dan berkata, “Ini salah, biarkan saja.””, ujarnya.

Jokowi menambahkan, regulator pemerintah harus melihat seberapa besar manfaat yang dapat diperoleh masyarakat.

“Kekhawatirannya bukan pada seberapa banyak orang yang berbuat curang, tapi seberapa banyak orang yang bisa mendapatkan manfaat dari program pemerintah, dan di situlah mereka harus bekerja,” jelasnya.

Selain itu, Jokowi mengingatkan, Alat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) hadir untuk memberikan solusi dan menghindari kesalahan. Pemerintah menginginkan apa yang diciptakannya bermanfaat bagi masyarakat.

“Sekali lagi keberadaan APIP adalah untuk memberikan solusi dan upaya preventif, dan saya ingatkan ini merupakan jaminan agar pembangunan kita semakin baik setiap harinya, dengan mengedepankan pencapaian hasil dan manfaat sebesar-besarnya yang diterima masyarakat”, dia menyimpulkan.

Presiden Joko Widodo atau Presiden Jokowi menyebut penggunaan anggaran di berbagai daerah terus mengalami kebocoran. Padahal penggunaan anggarannya dikendalikan oleh Badan Pengawasan Pembangunan Keuangan (BPKP) dan lain-lain.

Katanya dia turun dan ikut pengawasan. Maksudnya, Jokowi sering mengunjungi pasar, sekaligus memberikan dukungan.

“Kenapa saya juga mengecek ke lapangan, untuk memastikan apa yang kita programkan sampai ke masyarakat di lantai dasar, karena kita lemah dalam hal ini. Kalau tidak kita lakukan, kalau tidak kita cek langsung. , kalau kita lakukan ‘Jangan lihat, kita lihat satu per satu, hati-hati,’ kata Otoritas Pembangunan Keuangan saat pelantikan Badan Koordinasi Nasional Pengawasan Internal (BPKP) pada Rabu (14 Juni 2023). ) di kantor BPKP Jakarta.

“Kami berkumpul dan terjatuh dan orang-orang masih menggila. Apa lagi yang bisa terjadi?”

Ia berbicara dengan pejabat BPKP, Badan Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan anggota dewan BUMN, menekankan bahwa rencana pengawasan harus fokus pada hasil. Terutama untuk mengoptimalkan penggunaan anggaran dan program pemerintah.

“Kita memerlukan pengawasan yang fokus pada hasil, bukan prosedur. Banyak APBN-APBD kita yang berpotensi sempurna,” tegasnya.

Menanggapi laporan Kepala BPKP Muhammad Yusuf Atteh, Jokowi meminta jajaran pemerintah mengoptimalkan penggunaan anggaran. Termasuk juga pelaksanaan program pemerintah.

“Kami ingatkan kepada pemerintah pusat dan daerah bahwa angka 43 persen (menunjukkan program pemerintah belum maksimal) bukanlah angka yang kecil dalam penggunaan anggaran,” tegas Jokowi.

,

Direktur Jenderal BPKP Muhammad Yusuf Ateh mengungkapkan dalam laporannya, ada 43 persen program pemerintah yang bisa kurang optimal. Sementara itu, penggunaan anggaran sebesar 21% juga dinilai kurang optimal.

“Perencanaan dan anggaran daerah belum memadai dari segi efisiensi dan harmonisasi pembangunan daerah, berdasarkan hasil pemantauan, 43 persen program belum optimal pemanfaatannya untuk tujuan pembangunan daerah.” dia menjelaskan.

“Selanjutnya, kami juga menemukan potensi pemborosan sebesar 21 persen anggaran uji pada alokasi belanja daerah,” lanjut Ateh.

,

Wartawan: Muhammad Genantan Saputra/Merdeka

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *