Fri. Sep 20th, 2024

Jokowi Soroti Masih Kurangnya Dokter Spesialis di RSUD Tamiang Layang Kalteng

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamiang Layan Jokowi, Provinsi Barito Timur, Kalimantan Tengah (Kalteng) menegaskan, belum ada dokter spesialis jantung, saraf, atau onkologi.

Meski memiliki 13 dokter spesialis, RSUD Tamiang Layang perlu memiliki dokter spesialis untuk menangani penyakit serius.

“Sebenarnya banyak, ketiadaan itu sama jantung, saraf, kanker. Di mana-mana sama, makanya tadi saya sampaikan, dokter spesialisnya banyak yang harus dikejar,” jelas Jokowi. Usai mengunjungi RSUD Tamiang Layang.

Pada saat yang sama, peralatan medis canggih yang disediakan pemerintah telah diterima dan siap dioperasikan. Jokowi mengatakan institusi medis harus siap mengoperasikan peralatan medis modern.

“Iya kita mau distribusikan alat-alat kesehatan modern seperti cath lab, mammografi, CT, MRI, dll. Kita harus melihat ketersediaan rumah sakitnya, baik ruangan maupun gedungnya, kita ingin melihat semuanya secara sampling,” ujarnya. .dijelaskan. .

Jokowi menekankan pentingnya pengecekan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) di rumah sakit penerima perbekalan kesehatan tersebut.

Hal ini memungkinkan pasien untuk menggunakan peralatan medis yang dikirim oleh pemerintah.

“Kalau peralatannya dikirim, sumber daya manusianya ada atau tidak? Ada yang siap, ada yang belum siap. Ada yang mencukupi dan banyak yang kurang. Itu yang akan dikejar Menkes,” kata Jokowi.

 

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera mengisi lowongan dokter umum dan spesialis di rumah sakit daerah.

Jokowi tidak ingin peralatan kesehatan yang ada seperti MRI, USG, dan mammogram tidak digunakan karena kurangnya dokter spesialis.

“Sebelumnya Menteri Kesehatan menyampaikan masih kekurangan dokter umum sebanyak 124.000 orang dan dokter spesialis sebanyak 29.000 orang. Jumlah ini tidak sedikit. Harus segera diisi,” kata Jokowi saat peluncuran. . Pelatihan pendidikan spesialis kedokteran bertempat di Rumah Sakit Pendidikan Utama RS Harapan Kita, Jakarta pada Senin (5 Juni 2024).

Peralatan yang sudah sampai di kabupaten/kota jangan sampai terbuang sia-sia karena kurangnya dokter spesialis,” lanjutnya.

 

Diakuinya, banyak keluhan yang diterimanya mengenai minimnya dokter spesialis di daerah, khususnya di negara kepulauan. Jokowi mengatakan penyediaan dokter spesialis di rumah sakit daerah merupakan tugas besar pemerintah.

Saya kaget, saya baru membaca 0,47 dari 1000 orang dan kita peringkat 147 dunia. Rendah sekali. Kita peringkat 9 di ASEAN. Artinya kita masuk 3 besar” Ini soal angka,” jelasnya.

Oleh karena itu, saya meminta Kementerian Kesehatan membuka peluang untuk menambah jumlah dokter spesialis di Indonesia. Salah satunya dengan menambah 24 fakultas kedokteran dan 420 rumah sakit.

Kedua wahana ini harus dikelola bersama-sama untuk segera melepas dokter spesialis sebanyak-banyaknya sesuai standar internasional, kata Jokowi.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *