Fri. Sep 20th, 2024

Jumlah Investor Pasar Modal di Jambi Capai 122 Ribu SID

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jambi mencatat jumlah investor di pasar modal pada tahun 2024. pada bulan April mencapai 122.698 Single Investor Identification (SID).

Yudha Nugraha Kurata, Kepala OJK Jambi, mengatakan jumlah investor asal Provinsi Jambi terus bertambah.

“Jumlah investornya sebanyak SID 122.698, meningkat 18,14% (yoy),” ujarnya dilansir Antara, Minggu (23 Agustus 2024).

Selain itu, jumlah transaksi saham sebanyak 856,51 miliar. Rp, naik 9,90% (y/y).

Selain itu, penjualan reksa dana oleh Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) di Provinsi Jambi sebesar 127,92 miliar. Rp yaitu 147,28% (YoY).

Meski saat ini belum terdapat emiten yang terdaftar di Provinsi Jambi, namun OJK Jambi selalu berupaya bersama pemangku kepentingan untuk mendorong badan usaha Jambi mengakses sumber keuangan dari pasar modal dengan mendaftar sebagai penerbit saham di bursa atau melalui program crowdfunding atau Securities Crowdfunding (SCF). ).

Dalam rangka mendorong perusahaan Jambi untuk ikut menjadi emiten, telah dilakukan pertemuan antara OJK dan perwakilan Jambi di Bursa Efek Indonesia dengan sejumlah perusahaan yang berpeluang menjadi emiten pada tahun 2024. 16 Mei

Upaya yang dilakukan Kantor OJK Jambi adalah dengan melaksanakan program Edukasi dan Sosialisasi Pasar Modal (SEPMT) terpadu dengan harapan dapat mendorong pelaku usaha menjadi emiten dan tata kelola perusahaan yang semakin menunjukkan transparansi dan meningkatkan modal perusahaan.

OJK dan BEI juga menyasar pelajar dan mahasiswa untuk memanfaatkan instrumen investasi pasar modal. Kegiatan edukasi berskala besar dilakukan kepada pelajar dan mahasiswa, BEI juga telah mendirikan salon BEI di beberapa perguruan tinggi di Jambi.

Pada perdagangan awal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 2,16% menjadi 6.880 pada tahun 2024. 19 Juni

Sektor infrastruktur dan keuangan menyumbang 5,27% dan 2% terhadap IHSG pada pekan ini, demikian catatan riset PT Ashmore Asset Management Indonesia yang ditulis, Minggu (23 Juni 2024).

Sementara itu, pada pekan ini pelaku pasar dihadapkan pada lemahnya data penjualan ritel AS. Hal ini ditambah dengan data ekonomi yang menunjukkan konsumsi di Amerika Serikat melambat setelah inflasi mereda pada pekan lalu.

Data perdagangan ritel pada tahun 2024 naik 0,1% di bulan Mei, dibandingkan dengan revisi sebelumnya 0,2% pada tahun 2024. pada bulan April

Di sisi lain, inflasi di Inggris juga melambat dan mendekati angka Bank of England sebesar 2 persen. Bank of England juga mempertahankan suku bunga acuannya sebesar 5,25 persen pada pertemuan bulan Juni, sementara inflasi di kawasan euro naik sebesar 2,6 persen, sesuai perkiraan.

Sementara itu, Tiongkok menunjukkan penjualan ritel tumbuh sesuai perkiraan. pada tahun 2024 Penjualan ritel Tiongkok naik 3,7% pada bulan Mei dari tahun 2024. pada bulan Mei, sedangkan di Jepang terjadi inflasi pada tahun 2024 naik menjadi 2,8% di bulan Mei dari 2,5% sebelumnya. Pada saat yang sama, Bank Sentral Jepang diperkirakan akan menaikkan suku bunga.

Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan sebesar 6,25%. Selain itu, ekspor juga meningkat sebesar 2,86 persen, lebih besar dibandingkan impor.

Sementara itu, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan sebesar 6,25% seperti yang diharapkan meskipun terjadi devaluasi rupiah. “Saat ini Bank Indonesia masih mengandalkan kebijakan non suku bunga seperti Bank Surat Berharga Indonesia Rupiah (SRBI) untuk meningkatkan cadangan devisa dan melakukan intervensi terhadap rupiah,” ujarnya.

 

Imbal hasil SRBI lebih tinggi 7,42% dibandingkan imbal hasil obligasi satu tahun sebesar 6,77% sehingga membantu mendongkrak cadangan devisa hingga Rp 139 miliar. USD hingga tahun 2024 pada bulan Mei Angka ini setara dengan impor selama 6,3 bulan atau lebih. Nilai tukar rupiah terdepresiasi menjadi 16.476 setelah rapat Bank Indonesia, namun stabil di angka 16.450.

Kondisi keuangan global, permasalahan pendanaan dan risiko geopolitik semakin meningkat. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan rupiah akan pulih ke level 16.000. Bank Indonesia berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan fundamental perekonomian Indonesia. Inflasi di Indonesia diyakini masih lebih rendah dibandingkan negara maju.

Mengingat hal ini, kenaikan suku bunga nampaknya tidak mungkin terjadi karena akan mempengaruhi aliran masuk modal asing. Inflasi tetap berada dalam kisaran target 2,5 plus minus 1%. Inflasi terkendali karena Pemerintah terus mendukung harga bahan bakar, sehingga hal ini tidak dipandang sebagai masalah serius dalam waktu dekat.

“Secara keseluruhan, kami tetap merekomendasikan diversifikasi ke reksa dana saham dan pendapatan tetap,”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *