Wed. Oct 9th, 2024

Junta Militer Myanmar Akan Gelar Sensus Penduduk untuk Persiapan Pemilu 2025

matthewgenovesesongstudies.com, Naypyidaw – Militer Myanmar akan melakukan sensus penduduk nasional pada Oktober 2024. Penghitungan penduduk ini dilakukan untuk membuka jalan bagi pemilihan umum yang dijanjikan junta militer tahun ini tahun depan.

Sensus penduduk yang dilaksanakan pada 1 hingga 15 Oktober 2024 akan digunakan untuk menyelenggarakan pemilihan umum tahun depan, kata Ketua Junta Militer Myanmar Min Aung Hlaing dalam pertemuan, Minggu (1/9/2024).

“Sensus dapat digunakan untuk mengumpulkan daftar pemilih yang benar dan akurat, yang merupakan syarat dasar penyelenggaraan pemilu untuk menerapkan demokrasi multipartai yang bebas dan adil,” kata Min Aung Hlaing, dikutip Bangkok Post, Senin. (2/9). /2024).

Pemilu yang diusulkan ini ditolak secara luas karena dianggap curang dan hasilnya tidak diakui di negara-negara Barat, dengan beberapa partai dibubarkan karena tidak mendaftar untuk berpartisipasi, termasuk Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), yang pemerintahannya digulingkan oleh junta Myanmar. .

Negara berpenduduk 55 juta jiwa ini telah dilanda kekacauan sejak Februari 2021 ketika militer menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi, dengan alasan adanya kecurangan dalam pemilu yang dimenangkannya dua bulan sebelumnya.

Beberapa politisi NLD termasuk Suu Kyi ditangkap, sementara mereka yang melarikan diri mengatakan bahwa tuduhan junta mengenai pemalsuan daftar pemilih tidak berdasar dan dibuat untuk membenarkan kudeta.

 

Kudeta tersebut memicu protes luas yang ditanggapi dengan penindasan brutal yang mengubah demonstrasi tersebut menjadi gerakan perlawanan bersenjata.

Sejak itu, kudeta telah melibatkan beberapa kelompok etnis minoritas untuk melakukan tantangan militer paling signifikan dalam beberapa dekade terakhir.

Pemerintah militer pada bulan Juli mengatakan 27 partai yang mendaftar untuk pemilu mengutuk pemberontakan tersebut.

Junta tidak memiliki kendali yang efektif di Myanmar, karena kehilangan kewenangan penuh di kota-kota yang mencakup 86% negara dengan 67% penduduknya, kata Dewan Konsultasi Khusus untuk Myanmar dalam sebuah laporan.

Awal tahun ini, ribuan pemuda juga meninggalkan negara itu setelah junta menyerukan wajib militer untuk mengisi pasukannya yang melemah.

Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi menjanjikan bantuan teknologi untuk proses sensus “pemilu komprehensif” dalam pertemuan dengan Min Aung Hlaing, menurut media junta.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *