matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – BMW untuk pertama kalinya berhasil mengambil posisi terdepan di pasar kendaraan listrik baterai di Eropa. Pabrikan Jerman ini mengalahkan pabrikan Amerika Tesla, menurut perusahaan riset pasar JATO Dynamics.
Menurut Reuters, BMW berhasil menjual 14.869 unit mobil listrik murni ala BEV pada Juli lalu. Jumlah ini sekitar 300 unit lebih banyak dari yang dikirimkan Tesla pada bulan itu.
Pencapaian BMW menyoroti keberhasilan produsen mobil tradisional di pasar setelah tertinggal dari merek mobil listrik murni. Selain itu, kesuksesan BMW juga berasal dari kebijakan pemerintah dan royalti atas merek tersebut.
“Kurangnya kejelasan mengenai insentif – dan masa depan – kendaraan listrik terus menjadi hambatan bagi konsumen dalam mempertimbangkan kendaraan listrik,” jelas Felipe Muñoz, analis global di Jato Dynamics.
Tesla, produsen mobil paling berharga di dunia, masih menjadi pemain dominan. Namun produsen mobil tradisional seperti BMW dan Volvo mulai mendominasi pasar karena ketidakpastian seputar subsidi dan insentif untuk kendaraan listrik.
BMW sendiri melaporkan peningkatan penjualan sebesar 35% pada bulan lalu dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, Tesla mengalami penurunan pendaftaran sebesar 16%.
Sekitar 139.300 mobil listrik baru terdaftar pada bulan lalu, turun 6% dibandingkan Juli 2023. Sementara itu, pangsa pasar kendaraan listrik sendiri turun menjadi 13,5% dibandingkan 14,6% pada tahun sebelumnya.
Optimisme terhadap masa depan kendaraan listrik (EV) di Indonesia semakin kuat. Menurut Yanes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif Institut Teknologi Bandung, penjualan EV diperkirakan akan terus tumbuh meski perlahan tapi pasti.
Perkiraan penjualan EV pasca auto show dan GIIAS (Gaikendo Indonesia International Auto Show) hingga pertengahan tahun 2024 menunjukkan tren positif, perlahan tapi pasti, kata Yanez dilansir Antara, Jumat (2/8/2024).
Pameran otomotif, termasuk GIIAS, kata dia, berperan penting dalam meningkatkan minat konsumen terhadap mobil ramah lingkungan. Calon pelanggan mendapat kesempatan untuk melihat lebih dekat dan merasakan langsung berbagai pilihan EV yang tersedia.
Salah satu faktor utama yang mendorong tren positif ini adalah tersedianya mobil listrik dengan harga bersaing dari pabrikan Tiongkok. Wuling Air ev dan DFSK Seres E1 yang dibanderol di bawah Rp 200 jutaan menjadi magnet bagi masyarakat kelas menengah.
Penjualan Wuling Air bahkan mencapai lebih dari 1.000 unit pada periode Januari-Juni 2024, kata Yanez. Hal ini terjadi di tengah penurunan penjualan mobil ICE (internal Combustion Engine) lebih dari 19%.
“Harga yang terjangkau tentunya menjadi daya tarik bagi kelas menengah Indonesia,” ujarnya.