Thu. Sep 19th, 2024

Kamora Freeland Si Pilot Wanita Termuda di New York, Usianya Baru 17 Tahun

matthewgenovesesongstudies.com, Staten Island – Seorang gadis asal Staten Island, Kamora Freeland, bermimpi sebelum menjadi pilot. 

Sejak kecil, ia bercita-cita menjelajahi lautan sebagai ahli biologi kelautan. Namun takdir memerintahkannya untuk menjadi pilot pada usia 17 tahun. Kini ia terbang di atas awan dengan ketinggian lebih dari 5.500 kaki atau sekitar 1.676 meter.

“Saya punya SIM sebelum saya punya SIM,” kata Kamora sambil tersenyum, seperti dilansir New York Post, Kamis (28/3/2024).

Kamora menjadi pilot termuda di Negara Bagian New York dan salah satu pilot berlisensi termuda dalam sejarah Amerika Serikat pada 26 Februari. 12 penumpang.

Dia dianugerahi penghargaan Proklamasi Prestasi oleh Anggota Kongres Charles Fall dan Senator Negara Bagian Jessica Scarcella-Spanton di Albany untuk mengakui usahanya di bidang penerbangan.

Meski merasa tersanjung dengan Kamora, lulusan Kingsborough Early College Secondary School di Bensonhurst, ia mengaku tidak pernah bermimpi menjadi pilot. Namun, setelah pengalaman pertamanya di bidang penerbangan, dia terkesan dan percaya bahwa dia dapat menjadikan penerbangan sebagai pekerjaan hidupnya. 

Sedangkan ibunya, Lakema, 47 tahun dan memiliki empat orang anak, menjadi inspirasi bagi Kamora usai menerima United Youth Aviators pada Agustus 2019. 

Program yang didirikan oleh petugas NYPD Milton Davis dan Clet Titus ini bertujuan untuk mengajarkan penerbangan kepada remaja berusia 13 hingga 18 tahun di bawah bimbingan instruktur penerbangan FAA.

Sang ibu, Lakema, diam-diam mendaftarkan putrinya yang berusia 12 tahun untuk belajar piloting, meski Kamora pada awalnya tidak tertarik menjadi pilot.

Bahkan ketika putri bungsunya masuk daftar tunggu, Lakema bersikeras menelepon organisasi tersebut selama tiga bulan untuk memperjuangkan pendaftaran putranya yang berbakat, hingga akhirnya dia diterima di Kamora pada usia 15 tahun.

“Yang saya sukai dari Kamora adalah dia belajar dari kesalahannya dan berkembang dengan cepat di pesawat,” kata Titus.

Selama 18 bulan pelatihan di Bandara Long Island State, Farmingdale, Kamora mempelajari dasar-dasar penerbangan, cara mengoperasikan pesawat, dan pentingnya memahami kondisi dan perhitungan cuaca.

Mengemudikan Cesna 172 G1000 atau pesawat low profile Piper sudah menjadi rutinitas Kamora.

“Kamora menganggap serius dunia penerbangan,” kata Davis. 

“Kecerdasan, dedikasi, dan kedewasaannya melampaui usianya, menjadikannya seorang pilot yang luar biasa,” tambahnya. 

Menjadi pilot muda untuk menjelajahi angkasa bukanlah praktik yang umum, meskipun terdapat dorongan bagi mereka yang berusia antara 16 dan 19 tahun untuk mencari lisensi pilot.

Laporan terbaru dari Pilot Institute menemukan bahwa kurang dari 4% pilot berusia antara 16 dan 19 tahun yang memiliki lisensi benar-benar memilih untuk mengejar karir di bidang penerbangan.

Menurut aturan Federal Aviation Administration (FAA), usia untuk mendapatkan lisensi pilot adalah 16 tahun, namun generasi muda yang ingin mengendalikan pesawat layang atau balon udara kemudian bisa mendapatkan izin dalam 14 tahun.

Mack Rutherford yang menjadi sorotan pada tahun 2020 karena di usianya yang ke-15 tahun, ia menjadi pilot termuda di dunia, seperti Kamora. Prestasinya semakin luar biasa ketika dua tahun kemudian, pada Agustus 2022, di usianya yang ke-17, ia menjadi pilot termuda yang berhasil terbang keliling dunia.

Kamora, baru-baru ini menyelesaikan misi “terbang keliling” yang berlangsung hampir dua jam. Ia berhasil melakukan navigasi dan mendarat di tiga lapangan terbang dalam satu penerbangan dan dinilai siap mengikuti jejak Rutherford.

Sebagai salah satu dari sedikit pilot Afrika-Amerika di Amerika, yang hanya 5% kapten penerbangannya adalah perempuan dan kurang dari 1% pilotnya berkulit hitam, ia berharap posisinya yang unik akan menginspirasi perubahan dalam industri penerbangan.

“Saya bersyukur diberikan posisi ini,” kata musafir itu.

Pada musim gugur, dilaporkan bahwa ia akan belajar ekonomi sebagai mahasiswa baru di Spelman College di Atlanta, di mana ia menerima beasiswa penuh kepresidenan.

“Saya ingin orang-orang di generasi saya dan komunitas saya tahu bahwa tidak ada yang mustahil,” kata Kamora.

“Kamu bisa mendobrak semua penghalang.” dia menambahkan. 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *