Sat. Sep 21st, 2024

Kampoeng Djoeang, Tempat Nongkrong Bernuansa Jadul di Pojok Belakang Museum Satria Mandala

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Berkunjung ke Museum Satria Mandala di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan tidak akan pernah menjadi pengalaman yang membosankan jika ada tempat nongkrong seru. Hal itulah yang menjadi alasan dibukanya Kampoeng Djoeang pada tahun 2021.

Kedai kopi ini terletak di gedung joglo di pojok belakang museum. Nuansa masa lalu bisa dirasakan dengan menempatkan berbagai aksesoris jadul, seperti kursi kayu, televisi analog, lampu, dan lampu dengan pencahayaan redup.

Pemilik kafe ini sengaja didesain seperti itu karena terinspirasi dari perjuangan markas Jenderal Sudirman saat berperang bersama pasukannya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

“Kampoeng Djoeang terinspirasi dari rumah joglo sederhana, tempat tinggal dan markas Jendral Sudirman saat dirinya bersama Tentara Republik Indonesia (APRI) bermarkas di desa Pakis Baru, Nawangan, Kabupaten Pacitan,” kata Pengawas Kampoeng Djoeang, Bima. Grup Liputan6 Lifestyle com, Senin 4 Februari 2024.

“Sejarah tidak pernah gagal meninggalkan kesan bagi banyak orang. Membaca sejarah perjuangan memang menyenangkan meski terjadi di masa lalu.”

“Kampoeng Djoeang menjadi salah satu cara untuk mempelajari dan mencintai sejarah perjuangan Indonesia sambil meminum kopi dan menu-menu Kampoeng,” lanjut Bima.

Oleh karena itu, menu makanan dan minumannya mengikuti keinginan Jenderal Sudirman dan mantan pejuang kemerdekaan. Minuman utama di Kampoeng Djoeang adalah wedang uwuh, timun serut, bajigur, bandrek, dan minuman jadul lainnya. Untuk makanannya mereka menyediakan semur bakar kampung dan berbagai menu jadul seperti nasi pecel pincuk, lodeh, nasi uduk, ubi, jagung, dan lain-lain.

Tidak hanya makanan dan minuman klasik saja yang tersedia di tempat ini, namun ada juga menu modern seperti kentang goreng, chicken wing, dan berbagai jenis kopi seperti americano, vietnam infus, dan lain-lain. Harganya pun sangat murah, mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu.

Dengan tema dan nuansa jadul, para pramusaji juga mengikuti logika yang sama hanya untuk acara tertentu saja, misalnya Hari Kemerdekaan atau Hari Veteran. Mereka akan mengenakan pakaian adat Jawa atau pejuang kebebasan berbisnis. Namun pada hari biasa, para penjaga mengenakan kaos yang sama dengan logo Kamjoe di dada kiri.

Tempat ngopi ini memiliki banyak fasilitas seperti wifi dan colokan listrik sehingga berguna bagi yang ingin bekerja di kafe (WFC). Namun bagi yang sekedar ingin bersantai, ada banyak sudut indah yang bisa dijadikan background foto-foto cantik untuk konten media sosial. Sementara itu, terdapat musala yang menempel di museum.

Selama bulan puasa, Kampoeng Djoeang selalu buka mulai pukul 10.00 WIB hingga 20.00 WIB. Tak perlu ke museum dulu, tapi bisa langsung ke Kampoeng Djoeang.

Kampoeng Djoeang dibangun sebagai kawasan pendukung Museum Satria Mandala, sebuah tempat wisata sejarah perjuangan nasional Indonesia. Sasaran utama mereka adalah pengunjung museum, khususnya pelajar dan masyarakat.

Kampoeng Djoeang juga mempunyai rencana pemasaran tersendiri. Rencananya, pemilihan lokasi strategis dekat dengan museum dan menciptakan suasana yang menarik lebih banyak orang untuk berkunjung.

Terkait pendekatannya terhadap museum sebelum membuka restoran, Kampoeng Djoeang sebelumnya pernah dipekerjakan sebagai konsultan untuk ikut serta dalam kebangkitan museum di bawah Pusat Sejarah Tentara Nasional Indonesia (Pusjarah TNI).

“Kami bekerja sama untuk menghidupkan kembali kunjungan wisata sejarah ke museum ini, program museum kami adalah menyewa ruang melalui Kementerian Keuangan,” kata Bima.

Dalam kunjungan tersebut, banyak aturan yang harus dipatuhi, antara lain tidak memperbolehkan masuknya makanan dan minuman dari luar, senjata tajam, alkohol/narkoba. Tempat ini dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum.

Anda bisa naik Trans Jakarta dan turun di halte Jamsostek. Setelah itu, Anda bisa berjalan perlahan menuju tempat tujuan. Anda bisa naik kereta dari stasiun terdekat, Stasiun Cawang. Perjalanan bisa dilanjutkan menggunakan ojek online atau naik Trans Jakarta.

Selain sebagai resor, Kampoeng Djoeang juga menawarkan peluang penyewaan ruang untuk acara dan fotografi.

“Untuk biaya acaranya tergantung kebutuhan acara. Tidak ada biaya sewa untuk pemotretan, ada harga murah Rp 1 juta untuk ikut berkontribusi dalam biaya pelestarian sejarah Kampoeng. Djoeang, kata Bima.

Mengutip laman museum.kemdikbud.go.id, Museum Satriamandala merupakan museum khusus yang dibangun untuk mengenang sejarah perjuangan Tentara Nasional Indonesia. Museum ini dibuka pada tahun 1972 oleh Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto.

Di museum ini terdapat banyak koleksi senjata perang dari berbagai zaman, dari zaman dahulu hingga senjata modern, seperti ranjau, rudal, torpedo, meriam, bahkan tank. Di dalam museum terdapat tandu yang digunakan untuk membawa Jenderal Sudirman saat bepergian. dia sakit dan saat perang gerilya melawan Belanda pada tahun 1940-an.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *