Mon. Sep 16th, 2024

Kanker Serviks, Musuh Utama Wanita Indonesia yang Bisa Dicegah dengan Vaksinasi

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dr Ivander R. Utama, F.MAS, SpOG, MSc menjelaskan mengapa kanker serviks sering disebut sebagai “musuh wanita”. Ia menyatakan, “Mungkin jawabannya sederhana, apakah ada yang mau berteman dengan kanker serviks? Karena tidak ada yang mau berteman dengan kanker serviks, otomatis kanker serviks menjadi musuh wanita Indonesia.”

Jika berbicara mengenai kanker serviks, sering kali diasumsikan bahwa penyakit ini hanya menyerang wanita. “Namun ini paradigma yang mungkin kurang tepat,” kata Ivan dalam diskusi media “Tenang Menang: Perempuan Indonesia Terbebas dari Bahaya Kanker Serviks” pada Selasa, 13 Agustus 2024. Apa penyebab utama kanker serviks? kanker?

Memang benar hanya perempuan saja yang mempunyai leher rahim, sedangkan laki-laki tidak. “Namun penyebab kanker serviks adalah virus dan virus ini tidak mengenal gender. Baik laki-laki maupun perempuan bisa tertular HPV (Human Papillomavirus),” ujarnya.

Sebagai virus, tentunya kita harus mencari cara untuk mengalahkannya. Dalam pengobatan kanker serviks yang disebabkan oleh virus HPV, kita dapat menggunakan vaksinasi sebagai tindakan pencegahan.

“Virus HPV ini bisa menyerang laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki, gejalanya bukan kanker serviks, tapi bisa kanker penis atau kanker di ujung alat kelamin laki-laki. Virus ini juga bisa menyerang daerah anus dan tenggorokan, terutama di daerah anus dan tenggorokan. pada pria yang sering melakukan seks oral,” imbuhnya.

 

Ivan melanjutkan, di Indonesia, pencegahan kanker serviks dilakukan melalui BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah), sebuah program vaksinasi nasional yang fokus pada perempuan.

“Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada wanita. Banyak wanita yang meninggal atau terserang penyakit kanker ini. Kanker serviks selalu menjadi penyebab kematian kedua atau ketiga akibat kanker pada wanita,” ujarnya. .

Berbeda dengan kanker lain, seperti kanker payudara, yang seringkali tidak dapat dicegah karena faktor genetik, kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang dapat dicegah melalui vaksinasi.

“Kalau kita bicara kanker serviks, seringkali penyakit ini baru terdiagnosis pada stadium lanjut, ketika gejalanya sudah parah. Sebenarnya kita punya cara sederhana untuk mencegahnya, yakni vaksinasi,” tambah Ivan.

 

Sayangnya, banyak kasus kanker serviks yang baru ditemukan pada stadium lanjut, saat gejala mulai muncul, seperti pendarahan saat berhubungan intim, keputihan yang banyak dan berbau tidak sedap, atau nyeri saat buang air kecil.

Gejala ini biasanya muncul pada stadium akhir, ketika kanker tidak dapat diobati dengan pembedahan dan harus ditangani dengan kemoterapi atau radiasi, kata Ivander.

Karena kita tidak pernah tahu kapan kita akan tertular, vaksinasi adalah tindakan terbaik. “Sebelum terkena kanker, kami berikan obatnya terlebih dahulu dan vaksinasi terlebih dahulu,” kata Ivan.

Sejauh ini penelitian menunjukkan efektivitas kanker serviks hampir 100 persen. “Jadi yang divaksin umumnya terlindungi dengan baik,” pungkas Ivan.

Virus HPV tidak hanya bisa menular melalui hubungan seksual, namun juga melalui kontak non-seksual. Namun kanker serviks mayoritas disebabkan oleh kontak seksual antar alat kelamin, bisa juga antara alat kelamin dengan anus atau di daerah anogenital, bisa juga hubungan urogenital atau oral.

“Cara kontak seksual inilah yang sering menimbulkan penularan,” kata Ivan. Namun, jangan salah, kontak kulit yang dekat dan berkepanjangan, bahkan saling bergesekan kulit, juga bisa menjadi sarana penyebaran virus HPV.

Meskipun penularan melalui alat kelamin masih menjadi yang paling umum, penting untuk dipahami bahwa virus HPV juga dapat menyebar melalui cara lain.

Delapan dari sepuluh orang, baik perempuan maupun laki-laki, tanpa sadar akan terinfeksi HPV selama hidupnya. Setiap jam di Indonesia, dua perempuan meninggal karena kanker serviks.

Menurut Ivan, setiap hari ada 50 perempuan meninggal akibat kanker serviks, dan setiap harinya ditemukan 88 kasus baru. Indonesia menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara dengan jumlah kasus kanker serviks terbanyak.

Ivan mengenang, kesadaran akan bahaya kanker serviks kerap muncul pasca kasus besar, seperti yang dialami mendiang Julia Perez (Jupe).

Saat itu, banyak remaja putri yang memutuskan untuk segera mendapatkan vaksinasi karena takut tertular. Namun sayangnya masyarakat Indonesia cepat lupa. Seiring meredanya situasi, banyak lagi yang terabaikan dan mengabaikan pentingnya vaksinasi dalam pencegahan kanker serviks.

Ivan juga menegaskan, jika kita tidak segera memvaksinasi anak cucu kita, maka dalam 10-15 tahun ke depan angka kematian akibat kanker serviks bisa meningkat hingga mencapai 3-4 perempuan setiap dua jam.

 

Menurut Ivan, infeksi virus HPV bisa dimulai sejak usia sangat muda, bahkan sekitar 15 tahun. Seringkali orang tua tidak mengetahui kapan anaknya mulai aktif secara seksual.

“Saya harus mengatakan bahwa sebagian besar orang tua tidak pernah tahu kapan anaknya mulai aktif secara seksual. Setiap orang tua memiliki kecenderungan untuk berpikir positif tentang anaknya, ‘Oh, anak saya baik’, ‘Itu -anak saya selalu pulang ke rumah sepulang sekolah’ ,’ Anak saya cukup religius,” ujarnya.

Virus HPV bisa menular sejak usia muda dan baru muncul sebagai kanker serviks pada usia 30-40 tahun. Oleh karena itu, vaksinasi harus dimulai sejak usia dini untuk mencegah infeksi di masa depan.

Selain infeksi serviks, HPV juga bisa menyebabkan kanker pada organ lain, seperti anus, vagina, atau labia. Penting untuk diingat bahwa HPV merupakan virus yang penyebarannya dapat dicegah dan dihentikan dengan vaksinasi.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *