Fri. Sep 20th, 2024

Kebijakan Pemerintah dalam Mengimpor Beras Dikritik

By admin Sep20,2024 #Impor Beras

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Kebijakan impor beras pemerintah menuai kritik. Selain itu, ada pula isu pengurangan ekspor beras.

Salah satu yang menyoroti hal tersebut adalah Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Christianto. Hal itu diungkapkan Hasto menanggapi permintaan maaf Presiden Jokowi pada acara doa dan pengajian nasional di halaman Istana Merdeka.

Hasto menyatakan, semua kebijakan presiden harus diserahkan kepada rakyat. Oleh karena itu, alih-alih langsung meminta maaf kepada publik sebelum masa jabatannya berakhir.

Karena terbukti tahun ini harus impor 6 juta ton, dia mencontohkan data impor beras.

Hasto di halaman Balaikota mengatakan, “Partai menegaskan kebijakan presiden bertanggung jawab kepada rakyat. Katakanlah kita yang ngotot menolak impor beras, kini membuktikan data-data yang disajikan sebelumnya manipulatif.” Masjid Taufik, depan Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu malam (3/8).

Sebelumnya, Riset Demokrasi Rakyat (SDR) melaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi adanya kasus penandaan (selisih harga) impor 2,2 juta ton beras senilai Rp 2,7 triliun dan dilaporkan adanya kerugian negara akibat pengurangan beras. impor senilai Rp 294,5 miliar Rp. (KPK), Jakarta, pada Rabu 03/07/2024.

Hari mengatakan di luar gedung PKC di Jakarta: “Kami berharap laporan kami dapat menjadi alat dan penilaian bagi Ketua KPK Indonesia untuk melanjutkan kasus yang kami umumkan.”

Asisten Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astava mengaku pihaknya menghormati laporan Komisi Pemberantasan Korupsi. Ia mengatakan, laporan ini merupakan bagian dari hak asasi manusia di negara demokrasi.

Dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 12 Juli, Ketut mengatakan: “Tentu kami menghormati dan menghargai informasi publik sebagai hak demokrasi. Kita juga harus menghormati sepenuhnya penegakan hukum dan pemberantasan korupsi yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi. dan mereka mendukung penuh.” 2024, seperti dilansir Antara.

Ketut menyatakan, pihaknya bekerja sesuai regulasi yang tidak memasukkan impor di bidang teknis. Karena ini kewenangan Perum Bulog.

Bulog juga menegaskan bahwa perusahaan asal Vietnam tersebut tidak pernah menawarkan harga kepada Bulog, kata Ketut.

Sementara itu, Direktur Rantai Pasokan dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suiamto mengatakan, sebenarnya belum pernah ada penawaran harga sejak tender dibuka pada 2024. Oleh karena itu, dia menilai tidak ada kontrak impor pihaknya dengan yang disebutkan pelapor.

“Perusahaan Vietnam Tan Long, yang disebut-sebut menawarkan beras tersebut, sebenarnya belum pernah mengajukan penawaran harga sejak pembukaan tender tahun 2024.” Sujamto berkata: “Makanya tidak ada kontrak impor dengan kami tahun ini.”

Selain itu, Suiamto mengetahui, sebenarnya entitas tersebut terdaftar sebagai salah satu mitra Perum Bulog dalam kegiatan impor, namun Bulog tidak pernah menawarkan harga. Oleh karena itu, dia menilai apa yang diberitakan tidak sesuai fakta.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *