Wed. Sep 25th, 2024

Kecubung Termasuk Tanaman Beracun, Tidak Digunakan Lagi dalam Pengobatan Tradisional

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Kecubung termasuk tanaman beracun karena memiliki efek samping yang berbahaya. Oleh karena itu, saat ini kecubung tidak dianjurkan dalam pengobatan tradisional.

“Saat ini kecubung tidak direkomendasikan sebagai obat tradisional dan tergolong tanaman beracun,” kata Jenderal Dr., Ketua Persatuan Praktisi Pengembangan Jamu Tradisional Indonesia (PDPOTJI)” (Cand.) Dr. Ingrid Tanya, MA.

Ingrid juga mengatakan bahwa Food and Drug Administration (FDA) telah melarang peredarannya. Kini Amethyst hanya bisa ditemukan di area sekitar hutan. Kalaupun ada di sekitar rumah hanya dijadikan tanaman hias karena bunganya memiliki warna yang indah yaitu putih dan ungu. 

Ingrid mengatakan, dalam kehidupan sehari-hari ada sebagian masyarakat yang banyak memanfaatkan bagian tanaman kecubung sebagai obat tradisional.

Dahulu batu safir banyak digunakan sebagai obat untuk meningkatkan stamina dan meredakan nyeri. Contohnya adalah dengan menghancurkan daun kecubung dan mengoleskannya pada kulit yang terasa nyeri otot.

Dijelaskan Antara, daun Neelam juga bisa dihaluskan dan dioleskan di dahi untuk meredakan sakit kepala.

Sayangnya, tidak semua orang bisa menoleransi efek samping safir. Mulai dari halusinasi, hasrat seksual yang meningkat secara tiba-tiba, gangguan irama jantung hingga kematian.

“Efek dan durasinya bisa berbeda-beda pada setiap orang, sehingga meski tidak meminumnya dan terus meminumnya, bisa menyebabkan psikosis pada beberapa orang. Itu berbahaya,” kata Ingrid.

 

Ingrid mengingatkan bagi yang sudah mengetahui tentang efek batu safir untuk menceritakannya kepada orang lain. Jangan membuat campuran dari buah tanaman ini agar efek skopolamin yang ada di dalamnya tidak terasa.

“Bagi yang sudah tahu tentang safir, mohon bantu mendidik diri sendiri atau sebarkan informasinya kepada keluarga dan teman agar tidak mencobanya.”

Ingrid juga meminta kepada pemerintah, ia berharap pihak berwenang segera melakukan kajian menyeluruh dan mengeluarkan peraturan khusus untuk batu safir karena kasus yang ditemukan baru-baru ini telah memakan korban jiwa.

Misalnya membatasi penanaman kecubung untuk mengurangi jumlah masyarakat yang mengkonsumsi kecubung dan mengalami keracunan.

Baru-baru ini, video viral di media sosial Twitter memperlihatkan beberapa warga mabuk dan berbuat liar, diduga karena Neelam. Peristiwa itu terjadi di Banyarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Akun Twitter @bacottetangga__ mengungkap, dua orang meninggal dunia dan 35 lainnya dirawat di RSJ Sambang Ilhum akibat efek minuman kecubung tersebut.

Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (Polda Kalsel) pun angkat bicara. Kabid Humas Polda Kalsel Kompol Adam Irwindi mengatakan, pihaknya tengah mendalami dugaan penyalahgunaan buah nimfa untuk mabuk-mabukan atau halusinasi, seperti beredarnya video di media sosial beberapa warga Banjarmasin yang menggunakan zat tersebut dalam keadaan mabuk dengan cerita konsumsi.

“Empat korban yang berada dalam pengaruh alkohol telah kami identifikasi dan mengimbau masyarakat tidak meniru perilaku tersebut karena dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan,” kata Adam dikutip Antara.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *