Tue. Oct 8th, 2024

Kembangkan Kedokteran Nuklir di Indonesia, Rumah Sakit Swasta ini Gandeng Ilmuwan dari Belanda

matthewgenovesesongstudies.com berkolaborasi dengan Antony van Leeuwenhoek dari Dutch Cancer Institute (AVL/NKI) Siloam MRCCC, Jakarta, untuk mengembangkan kedokteran nuklir bagi pasien kanker di Indonesia. 

Kedepannya, ilmu kedokteran nuklir tidak hanya fokus pada diagnosis penyakit kanker, namun juga meluas hingga pengobatan dan penatalaksanaan penyakit kanker.

Dr Eddie Gunawan, Chief Executive Officer MRCCC Siloam Hospital Semanggi, menjelaskan kerjasama dengan ilmuwan Belanda ada dua, yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Dalam waktu dekat akan diadakan pelatihan kedokteran nuklir bagi tenaga kesehatan.  

“Kita tahu departemen kedokteran nuklir membutuhkan sumber daya manusia, tidak hanya dokter, tapi juga perawat, ahli radiologi, dan lain-lain. Jarang ditemukan tempat untuk melatih di Indonesia, karena kedepannya akan ada ahli AVL/NKI. Lakukan berbagai pelatihan. , ” jelas Edi. 

Kemudian, dalam kolaborasi jangka pendek kedua, Siloam MRCCC dan dokter nuklir AVL/NKI di Belanda membahas kasus pasien yang kompleks. Karena beberapa jenis kanker memerlukan beberapa prosedur. 

Oleh karena itu, tim dokter bisa menangani satu pasien, termasuk dokter penyakit dalam, ahli onkologi, dan sebagainya. Ada juga tim kedokteran nuklir yang berperan penting dalam diagnosis, ujarnya. 

Bukan hal yang aneh bagi tim dokter multidisiplin untuk datang dan mendiagnosis kanker yang langka atau kompleks. Oleh karena itu, bila kasus ini ditemukan, Anda dapat berbicara dengan sekelompok dokter nuklir di Belanda, yang akan menjadi referensi yang bagus.

 

Kolaborasi jangka panjang antara Siloam MRCCC dan AVL/NKI akan mengembangkan kedokteran nuklir di Indonesia. Sebab, kedokteran nuklir di Indonesia sedang menemui jalan buntu. Faktanya, pengobatan di bidang ini sangat luas, dan pengobatan serta pengobatan kanker dapat dicapai.

“Jadi yang dikembangkan sekarang adalah kedokteran nuklir yang bisa digunakan untuk obat yang bisa mempersingkat waktu pengobatan. Bagaimana kita bisa memanfaatkan radiofarmasi dan produk kedokteran nuklir untuk mengobati kanker itu,” ujarnya.

Radiofarmasi dari situs resmi BRIN merupakan senyawa kimia yang mengandung radioisotop dan memenuhi persyaratan medis untuk digunakan dalam pengujian kedokteran nuklir, kedokteran, dan penelitian kesehatan klinis.

Pada saat yang sama, banyak radiofarmasi baru yang digunakan untuk mengobati kanker di Belanda. Hasilnya, proses penyembuhan menjadi lebih cepat.

“Radiofarmasi ini bisa diproduksi di Indonesia, tapi kami belajar dari Belanda bagaimana radiofarmasi tersebut digunakan untuk mengobati pasien kanker, lalu radiofarmasi mana yang baik untuk pasien kanker, dan sebagainya.”

Sementara itu, Hendy Vijaya, selaku direktur kerja sama internasional Siloam Hospitals, menjelaskan kerja sama ini akan fokus pada tiga bidang utama: pelayanan atau konsultasi, pendidikan atau pelatihan, dan penelitian.

“Kerja sama ini akan sangat bermanfaat bagi kami. Guna meningkatkan pelayanan, AVL/NKI akan ikut serta memberikan informasi kasus-kasus sulit. Kami juga akan mengikuti pertemuan MDT yang membahas tentang pasien kanker stadium lanjut,” ujarnya.

Di bidang pendidikan, Perjanjian ini akan membuka kesempatan bagi staf MRCCC untuk ikut mengajar di Belanda, dan AVL akan menjadi narasumber tetap untuk berbagai kegiatan penelitian yang dilakukan di Indonesia.

 Sebelumnya, beberapa ahli kedokteran nuklir dari MRCCC berpartisipasi dalam proyek AVL di bawah bimbingan Prof. Marcel Stöckel, pakar senior kedokteran nuklir di Asosiasi Kedokteran Nuklir Eropa (EANM), juga merupakan konsultan untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *